Cara Pembinaan Akhlak Akhlak

30 pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa di SD Islam Miftahul Diniyah di kelurahan Pondok Cabe Udik. Hal ini dikarenakan pembentukan akhlak siswa lebih dipengaruhi oleh factor intern dan factor ekstern siswa. Dari kedua penelitian tersebut, penelitian diadakan di SD dan SMP, sedangkan saya mencoba mengadakan penelitiannya di SMA, mengingat masa-masa SMA adalah masa remaja, dimana seseorang sedang mencari jati diri yang sesungguhnya, menurut saya di masa SMA sangat penting dan perlu memberikan Pendidikan Agama agar para remaja bisa berakhlak sesuai dengan kaidah agama Islam.

D. Kerangka Berpikir

Di era globalisasi seperti saat ini, di mana sains dan teknologi sudah semakin berkembang dan maju, sudah barang tentu akanada warna baru bagi pola kehidupan manusia, terlebih lagi dengan begitu leluasanya budaya asing yang masuk ke negeri ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berbahaya khusunya bagi para pelajar remaja bila dalam penerapannya tidak dilandasi oleh iman yang kuat serta akhlak atau budi pekerti yang luhur. Pada masa remaja yaitu antara 13-21 tahun, anak-anak sedang mengalami kegoncangan jiwa.Dalam fase ini anak remaja tidak mampu lagi menahan segala macam gejolak dan gelombang kehidupan apalagi untuk zaman sekarang ini yang menyebabkan mereka menderita dan kebingungan. Maka dalam hal ini pendidikan agama Islam menjadi sangat penting dan dibutuhkan guna mengatasi serta sebagai penyeimbang bagi perkembangan dua hal di atas tadi yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi.Selain pendidikan agama Islam disekolah factor intern dan ekstern siswa juga mempengaruhi dalam pembentukan akhlak.Akhlak sebagai center bagi manusia dalam menjalankan fungsinya sebagai khalaifah di muka bumi guna mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman hidup. Sebagai bukti yang konkrit yaitu kesuksesan Nabi Muhammad 31 SAW dalam berdakwah yang tidak lain adalah karena akhlaknya. Oleh karena itu pendidikan agama Islam dibutuhkan dalam pembentukan akhlak sejak dini, mengingat remaja adalah generasi penerus bangsa yang nantinya diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun dan memajukan bangsa ini.Artinya maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh pemudanya.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban penelitian terhadap pertanyaan yang diajukan oleh seorang peneliti.Jawaban ini diberikan sebelum penelitian itu sendiri dilakukan.Karena itu jawaban yang diberikan ini masih perlu diuji kebenarannya. Dengan kata lain hipotesis adalah jawaban sementara dari peneliti terhadap pertanyaan penelitiannya sendiri. 50 Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa SMA Negeri 51 Jakarta. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa SMA Negeri 51 Jakarta. 50 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Jakarta: STIA-LAN, 2000, Cet. I, h. 47. 32

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 51 Jakarta Timur selama kurang lebih tiga bulan, dimulai dari bulan Januari dan berakhir pada bulan Maret 2014. Alasan penulis meneliti di SMA Negeri 51 Jakarta ini karena letaknya yang dekat dengan rumah, dan juga karena penulis ingin mengetahui apakah di sekolah tersebut Pendidikan Agama Islamnya mempunyai pengaruh terhadap pembentukan akhlak siswa atau tidak.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menerapkan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah korelasional deksriptif . Dengan metode korelasional deskriptif ini dapat diperoleh gambaran sesungguhnya mengenai variabel-variabel peneliti sehingga dapat diketahui pengaruh antara dua variabel tersebut, yaitu Pendidikan Agama Islam X dan Pembentukan Akhlak Y.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Populasi adalah “Keseluruhan subjek Penelitian”. 1 Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMAN 51 Jakarta yang berjumlah 877 siswa, karena kebijakan dari pihak sekolah, yang menjadi responden dalam penelitian ini hanya siswa kelas XI IPA 1, dan siswa XI IPA 4 oleh karena itu penelitian ini menggunakan purposive sampling yang berjumlah 70 siswa. 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Cet. XII, h. 108.