Akhlak al-Madzmumah Macam-macam Akhlak
26
b. Adat kebiasaan, adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang
yang dilakukan secara terus menerus, dan berilang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
c. Wirotsah keturunan, dalam hal ini secara langsung atau tidak
langsung sangat mempengaruhi pembentukan sikap dan tingkah laku seseorang.
d. Milieu, salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam
terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah milieu, milieu adalah lingkungan dimana seseorang berada.
45
Menurut Abuddin
Nata, faktor-faktor
yang mempengaruhi
pembentukan akhlak ada tiga, yaitu: a.
Aliran Nativisme, menurut aliran ini bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor
bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki
pembawaan an kecenderungan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik.
b. Aliran Empirisme, berpendapat bahwa faktor yang paling
berpengaruh terhadap pembentukan diriseseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan
pendidikan yang diberikan. Jika pembinaan da pendidikan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu.
c. Aliran Konvergensi, berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi
oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau
melalui interaksi dalam lingkungan sosial.
46
45
AR. Zahruddin, dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. I, h. 93-100
46
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000, Cet. III, h. 165.
27
Dari ketiga aliran ini, aliran yang ketiga yaitu aliran konvergensi yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari al-
Qur’an surat al-Nahl ayat 78
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
47
Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa setiap manusia yang dilahirkan memiliki potensi untuk dididik, yaitu melalui pendengaran,
penglihatan dan juga hati. Anugerah yang sudah diberikan Allah SWT harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran dan
pendidikan.