Teknik pengumpulan data METODOLOGI PENELITIAN
Daftar checklist reflektif ini diisi sendiri oleh peserta didik setiap harinya selama 21 hari, disetiap hari jumat peserta didik dapat menghitung tanda
checklist tersebut lalu dapat ditukarkan dengan bintang yang dapat ditempelkannya di papan disiplinnya. Kemudian di hari senin ketika upacara
bendera peserta didik yang mendapatkan bintang terbanyak akan mendapatkan pin star, yang akan dipakainya seminggu penuh. Star disini berperan sebagai
reward bagi peserta didik yang berhasil menerapkan sikap disiplin dengan baik. Untuk memperkecil kesalahan pada data yang dikumpulkan, maka
peneliti selalu memandu dan mengobservasi lembar checklist reflektif peserta didik setiap harinya
F.Validitas Instrument
Validitas berasal dari kata Validity, dapat diartikat tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
6. Tidak merusak tumbuhan 7. Menyimpan sepatu dan tas pada
tempatnya 8. Menyimpan sandal pada tempatnya
9. Memperhatikan ketika guru menjelaskan pelajaran
10. Tidak mencoret- coret meja dan tembok
11. Berkata baik dan sopan pada setiap pelajaran
Membiasakan diri untuk memetuhi
peraturan berasama yang telah
disepakati sebelumnya
1. Tidak mengobrol sewaktu bu guru menjelaskan
2. Bekerjasama setelah belajar untuk membersihkan kelas
3. Salaing memebantu jika ada teman yang kesulitan mengisi LKS
Kerapihan Berbusana
Berpakaian rapih dan sopan
1. Berpakaian rapih 2. Berpakaian sopan
ukuranya.
14
Selanjutnya hal yang sama juga diungkapkan oleh Prof. Dr. Sugiono, Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. dengan kata lain validitas diperlukan
untuk menentukan alat pengukuran yang tepat dalam sebuah penelitian.
15
Penelitian ini adalah penelitian yang mengukur sikap peserta didik sikap kedisiplinan, jadi validitas yang dipakai adalah validitas nontest. Sesuai dengan
yang dijelaskan oleh Prof. Sugiono, validitas nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi construct.
16
Selanjutnya Sutrisno Hadi menyatakan bahwa construct validity sama dengan logical validity
atau validity by definition.
17
Artinya, Instrument yang mempunyai validitas konstruksi, jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala
sesuai dengan yang didefinisikan. Dalam hal ini Sutrisno Hadi menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat ukur
intrumen yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid.
18
Selanjutnya sesuai dengan pemahaman ditas, maka definisi yang dijabarkan dengan sangat jelas adalah definisi sikap kedisiplian peserta didik itu sendiri.
Ketercapaiaan tujuan harus didasarkan pada teori yang jelas pula. Oleh karena itu, indikator yang dipakai dalam instrument penelitian sikap kedisplinan ini, adalah
Instrument yang dicanangkan oleh KEMENDIKNAS, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa 20011-2012. Yang menyatakan ada 6 indikator kedisiplinan peserta didik yang harus dikuasai oleh siswa kelas 1 SD. Diantaranya adalah: . 1.
Datang ke sekolah dan masuk kelas pada waktunya, 2. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya, 3. Duduk pada tempat yang telah
14
Ahmad Sofyan,dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet Ke-1,h. 105
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 173
16
Ibid. ,h.176
17
Ibid
18
Ibid, h: 177
ditetapkan, 4. Menaati peraturan sekolah dan kelas, 5. Berpakaian rapih dan, 6. Mematuhi aturan permainan.
19
Karena subyek penelitian adalah peserta didik kelas 1 SD, maka instrumen disesuai dengan psikologi peserta didik, yaitu instrument dipenuhi gambar dan
instrument tersebut berupa indikator-indikator singkat yang nantinya peserta didik hanya membubuhi tandan checklist checklist reflektif pada setiap kolom
pernyataan yang dianggap mereka kerjakan pada satu hari penuh di sekolah. Setelah instrument dibuat, langkah selanjutnya adalah pengujian validitas dan
realibilitas instrument. Pengujian penelitian ini mengunakan cara pengujian validitas konstrak construct validity, yaitu pengujian yang dapat menggunakan
pendapat para ahli judgement experts, yang nantinya akan dimintai pendapatnya tentang instrument yang telah disusun itu. Para ahli tersebut akan memberikan
keputusan, apakah instrumen tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan
minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
20
dan pada penelitian ini validasi konstruk untuk instrument dilakukan oleh:
1. Eri Rossatria, M.Ag Guru SDI. Padang 1966-1968
Guru PGAN selama 6 tahun di Jakarta 1970 – 1981
Ketua Program Study PGMI 2007- 2012 Dosen Fakultas Tarbiyah 1982
– Sekarang
2. Kenti Martiastuti, M.Si Alumnus S2 Ilmu Kehidupan
IPB bergerak di pendidikan Usia Dini Pengajar Psikologi perkembangan peserta didik di UT
19
Dalam buku bahan pelatihan yang diterbitkan oleh: KEMENDIKNAS, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum 2011. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2007, h.177
3. Yanti Herlanti Pernah mengajar di MI Ash Putera 1997-2006
Trainer Pendidikan di dompet dhuafa 2007- 2008 Dosen di Pendidikan Biologi dan PGMI UIN Jakarta 2008- sekarang
4. Nafia Wafiqni, M.Pd
Dosen PGMI UIN Jakarta, konsentrasi pada psikologi perkembangan anak
G.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari hasil instrument checklist reflektif selanjutnya akan diolah dan dianalisis melalui tahap editing, tabulasi, dan scoring.
a. Editing adalah, memeriksa instrumen yang diisi tentang kebenaran dan kelengkapannya, kemudian dikelompokan sesuai dengan isinya. kelengkapan
data pengisian checklist reflektif setiap harinya b. Tabulating adalah, membuat tabel-tabel untuk memasukan jawabam-jawaban
responden yang kemudian dicari prosentasenya untuk dianalisa, memasukan data-data dari checlist reflektif yang diisi siswa.
c. Skorsing, untuk menentukan skor hasil penelitian ditetapkan bahwa jawaban item diberi skor, skor 1 untuk disiplin dan 0 untuk pelanggaran. terdapat 3 kali
pengolahan data, diantaranya Data pertama adalah data yang didapatkan selama 21 hari menggunakan
checklist reflektif dan reward. Diedit, ditabulating dan dan diskorsing seuai dengan data checklist reflektif
Data kedua adalah data yang diperoleh melalui pengamatan salam 6 hari pasca di tariknya checklist reflektif diperlukan untuk melihat profres dari checklist
reflektif. Diedit, ditabulating dan dan diskorsing seuai dengan pengamatan Data ketiga adalah data yang diperoleh dari penggabungan antara 21 hari
ketika menggunakan checklist reflektif dan reward dan 6 hari pasca dicabutnya checklist reflektif
d. Presentase
Agar data yang terkumpul dapat memberikan angka yang sesuai dengan yang diinginkan, maka peneliti melalui data checklist reflektif dianalisa secara
deskriptif kuantitatif melalui distribusi frekuensi dengan memberikan persentase, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Rumus persentase a. Teknik analisis data checklist reflektif selama 21 hari
P =
� 21
x 100 b. Teknik analisis data pasca 21 hari
P =
� 6
x 100 2. Kategorisasi
Sedangkan untuk menyimpulkan tentang efektifitas pemberian reward dan punishment selama 21 hari dengan menggunakan checklist reflektif dalam
meningkatkan disiplin paserta didik, penulis menggunakan statistik deskriptif yakni melalui nilai mean rata-rata dan nilai median nilai
tengah yang didapatkan melaui rumus persentase sabagai berikut:
21