Hubungan Variabel Faktor Ibu Dengan Kelahiran Mati Tabel 4.3

b. Hubungan Variabel Faktor Ibu Dengan Kelahiran Mati Tabel 4.3

Tabulasi Silang Antara Variabel Faktor Ibu Dengan Variabel Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007 Kelahiran Mati Kasus Kontrol Faktor Ibu n n X 2 p Value OR CI 95 Paritas Risti 1 atau 3 43 64,2 31 46,3 Tidak Risti 2-3 24 35,8 36 53,7 Total 67 100 67 100 4,346 0,037 2,081 1,041 – 4,160 Anemia Anemia 37 55,2 24 35,8 Tidak Anemia 30 44,8 43 64,2 Total 67 100 67 100 5,086 0,024 2,210 1,104 – 4,422 Riwayat Penyakit Ibu Risti 41 61,2 22 32,8 Tidak Risti 26 38,8 45 67,2 Total 67 100 67 100 10,815 0,001 3,226 1,589 – 6,548 Riwayat Persalinan Risti 39 58,2 24 25,8 Tidak Risti 28 41,8 43 64,2 Total 67 100 67 100 6,740 0,009 2,496 1,244 – 5,008 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa persentase terbanyak yang mengalami kelahiran mati berdasarkan paritas adalah responden dengan paritas pertama atau peritas 3 yaitu sebanyak 43 orang 64,2, sedangkan responden dengan paritas 2-3 sebanyak 24 orang 35,8. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan nilai p0,05, artinya terdapat hubungan yang bermakna terjadinya kelahiran mati dengan paritas. Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008 Dari tabel 4.3 dapat dijumpai nilai OR = 2,08, artinya bahwa risiko untuk mengalami kelahiran mati 2,08 kali lebih besar jika paritas pertama atau paritas 3 dibanding responden dengan paritas 2-3. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa persentase kelahiran mati pada kelompok kasus terbanyak berdasarkan anemia adalah responden yang menderita anemia yaitu sebanyak 37 responden 55,2 sedangkan responden yang tidak menderita anemia sebanyak 30 responden 44,8. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan nilai p0,05, artinya terdapat hubungan yang bermakna terjadinya kelahiran mati dengan responden yang menderita penyakit anemia. Dari tabel 4.3 dapat dijumpai bahwa nilai OR =2,21 , artinya bahwa risiko untuk mengalami kelahiran mati 2,21 kali lebih besar jika menderita anemia di banding responden yang tidak menderita anemia. Persentase kelahiran mati pada kelompok kasus terbanyak berdasarkan riwayat penyakit ibu adalah responden dengan risiko tinggi yaitu sebanyak 41 responden 61,2 sedangkan responden yang tidak risiko tinggi sebanyak 26 responden 38,8. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan signifikan dengan nilai p0,05, artinya terdapat hubungan bermakna terjadinya kelahiran mati dengan riwayat penyakit ibu dan nilai OR = 3,22, berarti bahwa risiko untuk mengalami kelahiran mati 3,22 kali lebih besar jika memiliki riwayat penyakit risiko tinggi dibanding responden yang tidak memiliki riwayat penyakit risiko tinggi. Pada tabel 4.3 dapat di lihat bahwa persentase kelahiran mati pada kelompok kasus terbanyak berdasarkan riwayat persalinan adalah responden yang memiliki Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008 riwayat persalinan yaitu sebanyak 39 responden 58,2 sedangkan responden yang tidak memiliki riwayat persalinan sebanyak 28 responden 41,8. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan nilai p0,05 artinya terdapat hubungan bermakna terjadinya kelahiran mati dengan riwayat persalinan responden dan nilai OR = 2,49, berarti bahwa risiko untuk mengalami kelahiran mati 2,49 kali lebih besar jika memiliki riwayat persalinan dibanding responden yang tidak memiliki riwayat persalinan. c. Hubungan Variabel Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kelahiran Mati Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Variabel Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007 Kelahiran Mati Kasus Kontrol Pelayanan Kesehatan n n X 2 p Value OR CI 95 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tidak Lengkap 36 53,7 29 43,3 Lengkap 31 46,3 38 56,7 Total 67 100 67 100 1,464 0,226 1,522 0,770 – 3,008 Penolong Persalinan Bukan Tenaga Kesehatan 53 79,1 27 40,3 Tenaga Kesehatan 14 20,9 40 59,7 Total 20,969 0,000 5,608 2,610 – 12,052 Jarak Rumah Ke Tempat Persalinan Jauh 3000 Meter 43 64,2 34 50,7 Dekat ≤ 3000 Meter 24 35,8 33 49,3 Total 67 100 67 100 2,473 0,116 1,739 0,871 – 3,474 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase kelahiran mati terbanyak pada kelompok kasus berdasarkan fasilitas pelayanan kesehatan adalah tidak lengkap Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008 sebanyak 36 responden 53,7 sedangkan lengkap sebanyak 31 responden 46,3. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara fasilitas pelayanan kesehatan dengan kelahiran mati dengan nilai p0,05. Pada tabel 4.4 dapat di lihat bahwa persentase kelahiran mati pada kelompok kasus terbanyak berdasarkan penolong persalinan adalah bukan di tolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 53 responden 79,1 sedangkan di tolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 14 responden 20,9. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan signifikan dengan nilai p0,05, artinya terdapat hubungan bermakna penolong persalinan dengan kelahiran mati dan nilai OR = 5,60, berarti bahwa risiko untuk mengalami kelahiran mati 5,60 kali lebih besar jika ditolong tidak oleh tenaga kesehatan dibanding responden yang di tolong oleh tenaga kesehatan. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase kelahiran mati pada kelompok kasus terbanyak berdasarkan jarak rumah ke tempat persalinan adalah kategori jauh yaitu sebanyak 43 responden 64,2 sedangkan kategori dekat ≤ 3000meter yaitu sebanyak 24 responden 35,8. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan signifikan dengan nilai p0,05.

4.4. Analisis Multivariat