b. Sosiodemografi
Hasil pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk berkelanjutan, penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2006 sebanyak 262.642 jiwa
dengan uraian laki-laki sebanyak 130.429 jiwa dan perempuan sebanyak 132.213 jiwa.
Tingkat pendidikan di Kabupaten Tapanuli Utara berada pada tingkat menengah yaitu lulusan SLTA sebanyak 21,38. Secara rinci tingkat
pendidikan di Kabupaten Tapanuli Utara diuraikan sebagai berikut, SD sebanyak 10,79, SLTP sebanyak 16,82, SLTA sebanyak 21,38, D-III
sebanyak 4,01 dan D-IVS1 sebanyak 2,81. c. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, rumah sakit, institusi pendidikan dan sarana kesehatan
lainnya di Kabupaten Tapanuli Utara berjumlah 649 orang. Upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah
pedesaan ditempatkan bidan di desa. Jumlah perawat berjumlah 248 orang, bidan sebanyak 312 orang. Tenaga gizi yang bekerja di puskesmas berjumlah
12 orang, di rumah sakit 9 orang. Jumlah dokter spesialis di kabupaten Tapanuli Utara sebanyak 7 orang, dokter umum 51 orang, dokter gigi
sebanyak 10 orang.
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
4.2. Analisis Univariat
Responden dalam penelitian ini berjumlah 134 orang yang terdiri dari 67 responden kelompok kasus dan 67 responden kelompok kontrol. Karakteristik
responden berdasarkan sosiodemografi pendidikan dan pekerjaan dapat di lihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel. 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Dan Pekerjaan
Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007
Kelahiran Mati Kasus
Kontrol Sosiodemografi
N n
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
4 6
4 6
SD 16 23,9
16 23,9
SMP 25 37,3
25 37,3
SMA 21 31,3
21 31,3
D-3 1 1,5
1 1,5
Total 67 100
67 100
Pekerjaan Petani 37
55,2 37
55,2 Pedagang 11
16,4 11
16,4 PNS 2
3 2
3 Tidak Bekerja
17 25,4
17 25,4
Total 67 100
67 100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi responden terbanyak berdasarkan pendidikan adalah SMP yaitu sebanyak 25 responden 37,3, SD sebanyak 16
responden 23,9, SMA sebanyak 21 responden 31.3, dan terendah adalah responden dengan tingkat pendidikan D-3 sebanyak 1 orang 1,5.
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
Pada tabel 4.1 dapat di lihat bahwa responden terbanyak berdasarkan pekerjaan adalah bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 37 orang 55,2, pedagang
sebanyak 11 orang 16,4, PNS sebanyak 2 orang 3 dan responden yang tidak bekerja sebanyak 17 orang 25,4
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat berguna untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara faktor risiko variabel independent dengan kelahiran mati variabel dependent di
Kabupaten Tapanuli Utara dilakukan dengan uji Chi-Square dengan nilai = 0,05. a. Hubungan Variabel Antenatal-Care Dengan Kelahiran Mati
Tabel 4.2 Tabulasi Silang Antara Variabel Antenatal-Care Dengan Variabel
Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007
Kelahiran Mati Kasus
Kontrol Antenatal-Care
n n
X
2
p Value OR
CI 95 Kunjungan K-1
Tidak Ada 46
68,7 27
40,3 Ya
21 31,3
40 59,7
Total 67 100
67 100
10,863 0,001
3,245 1,595 – 6,604
Kunjungan K-4
Tidak Ada 52
77,6 32
47,8 Ya 15
22,4 35
52,2
Total 67 100
67 100
12,762 0,000
3,792 1,794 – 8,012
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase terbanyak yang mengalami kelahiran mati berdasarkan kunjungan K-1 pada kelompok kasus adalah kategori
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
tidak melakukan kunjungan K-1 sebanyak 46 responden 68,7 sedangkan yang melakukan kunjungan K-1 sebanyak 21 responden 31,3. Hasil uji statistik
menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan nilai p0,05, artinya terdapat hubungan yang bermakna terjadinya kelahiran mati dengan kunjungan K-1.
Dari tabel 4.2 dapat dijumpai nilai OR = 3,24, artinya bahwa risiko untuk mengalami kelahiran mati 3,24 kali lebih besar jika tidak melakukan kunjungan K-1
dibanding responden yang melakukan kunjungan K-1. Pada tabel 4.2 dapat di lihat bahwa persentase kunjungan K-4 pada kelompok
kasus adalah responden yang tidak melakukan kunjungan K-4 yaitu sebanyak 52 responden 77,6 sedangkan yang melakukan kunjungan K-4 sebanyak 15
responden 22,4. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan nilai p0,05, artinya terdapat hubungan yang bermakna terjadinya kelahiran
mati dengan kunjungan k-4. Dari tabel 4.2 dapat dijumpai bahwa nilai OR = 3,79, artinya bahwa risiko
untuk mengalami kelahiran mati 3,79 kali lebih besar jika tidak melakukan kunjungan K-4 dibanding responden yang melakukan kunjungan K-4.
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
b. Hubungan Variabel Faktor Ibu Dengan Kelahiran Mati Tabel 4.3