Hubungan Antenatal-Care Dengan Kelahiran Mati

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Antenatal-Care Dengan Kelahiran Mati

A. Kunjungan K-1

Dari tabel 4.2 dijumpai bahwa nilai OR = 3,24 berarti bahwa risiko untuk mengalami kelahiran mati 3,24 kali lebih besar jika tidak melakukan kunjungan K1 dibanding yang melakukan kunjungan K1. Hal ini dapat dijelaskan, karena masyarakat kurang mengetahui arti dan manfaat melakukan pemeriksaan kehamilan pada saat pertama kali mengetahui bahwa ibu telah hamil. Ibu datang ke pelayanan kesehatan jika menderita suatu penyakit seperti sakit kepala, perut terasa mual yang identik menunjukkan tanda-tanda kehamilan yang di duga ibu merupakan penyakit perut biasa. Berdasarkan hal tersebut, petugas dapat mengetahui bahwa ibu tersebut telah hamil. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin di Puskesmas Bantimurung Kabupaten Maros tahun 2004 bahwa ibu yang tidak melakukan kunjungan K1 lebih berisiko 1,251 kali untuk mengalami kelahiran mati dibandingkan yang melakukan kunjungan K1 dan terdapat hubungan yang signifikan antara pemeriksaan ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati berupa studi kepustakaan berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 1994, menemukan ibu yang frekuensi pemeriksaan kehamilan kurang dari 3 kali dengan nilai OR= 1,24, berarti ibu yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan kurang dari 3 kali 1,24 kali lebih berisiko untuk mengalami kelahiran mati dibanding ibu yang memeriksakan kehamilan 3 kali. Kunjungan antenatal pertama sangatlah penting, karena merupakan kesempatan pertama menilai keadaan kesehatan ibu dan janinnya sekaligus menentukan kualitas interaksi antara pelaksana pelayanan ibu sebagai klien dikemudian hari. Dalam pelayanan kunjungan K1 hal-hal yang ditanyakan berkaitan dengan identifikasi diri ibu hamil, jumlah anak, jumlah anak yang diinginkan dan metode KB yang pernah dipakai, dan riwayat kehamilan dan persalinan Depkes RI, 2000. Kunjungan K1 juga menjelaskan umur kehamilan dan hari taksiran persalinan berdasarkan keterangan ibu, manfaat suntikan tetanus toksoid TT, hal-hal yang mungkin dicemaskan oleh ibu atau ingin dijelaskan seperti biaya untuk kehamilan dan persalinan, perlengkapan bayi, ketersediaan makanan yang cukup, dan Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008 transportasi yang dapat di pakai sewaktu-waktu bila perlu ke rumah sakit Depkes RI, 2000. Upaya yang dilakukan mengingat pentingnya kunjungan K1, petugas kesehatan di desa telah diberikan pelatihan dalam memberikan penyuluhan untuk mengetahui tanda-tanda kehamilan secara dini dan bersikap pro aktif terhadap masyarakat dengan melakukan kunjungan ke rumah ibu hamil yang telah diketahui.

b. Kunjungan K4