1. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati 2. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik maupun
mental Depkes RI, 1990.
2.4.2. Pengawasan Terhadap Kehamilan Risiko Tinggi High Risk
pregnancy
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu atau janin dapat terancam. Penentuan kehamilan dengan risiko tinggi pada ibu maupun
janin dapat dilakukan dengan cara: a.
Melakukan anamnesa yang intensif baik yakni anamnese identitas istri dan suami, anamnese umum tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur,
perkawinan, tentang haid, tentang riwayat kehamilan yang lalu dan sebagainya
b. Melakukan pemeriksaan fisik
c. Melakukan pemeriksaan penunjang teknik diagnosa gawat janin, seperti:
1 Pemeriksaan laboratorium, misalnya pemeriksaan urine dan darah sekurang-kurangnya 2 kali selama kehamilan pada permulaan dan akhir
kehamilan 2 Pemeriksaan rontgenologi
Pemeriksaan rontgenologi di pakai sebagai penunjang diagnosa bila terdapat keragu-raguan pada pemeriksaan obstetrik. Pemeriksaan ini
boleh dilakukan pada kehamilan 4-5 bulan. Pemeriksaan rontgenologi
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
dapat memberikan informasi tentang keadaan janin dan kandungan letak janin, posisi janin dan tanda-tanda kematian janin dalam kandungan
3 Pemeriksaan Ultrasonografi USG USG tidak berbahaya bagi janin, jadi boleh dipergunakan pada kehamilan
muda. Pemeriksaan USG dapat mengetahui letak plasenta, jumlah air ketuban, taksiran berat badan janin, gerakan dan bunyi jantung janin
Depkes RI, 1990
2.4.3. Mewujudkan Pelayanan Kebidanan Yang Baik Dan Bermutu
Menurut Prawirohardjo hal-hal di bawah ini sangat perlu menjadi perhatian untuk dikembangkan seluas-luasnya dalam membina pelayanan kebidanan yang baik
dan bermutu memecahkan masalah kematian perinatal, antara lain: a.
Semua ibu hamil menggunakan kesempatan untuk menerima pengawasan serta pertolongan kehamilan, persalinan dan nifas.
b. Walaupun tidak semua persalinan berlangsung di rumah sakit, namun harus
ada kemungkinan bahwa ibu tersebut dapat menerima perawatan segera di rumah sakit jika terjadi komplikasi.
c. Pemberian prioritas bersalin di rumah sakit kepada:
1. Wanita dengan komplikasi obstetrik: panggul sempit, preeklamsia dan
eklamsia, kelainan letak, kehamilan ganda dan lain sebagainya.
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
2. Wanita dengan riwayat obstetrik yang buruk: perdarahan postpartum,
kematian janin sebelum lahir, dan sebagainya pada kehamilan sebelumnya.
3. Wanita dengan kehamilan pertama, kelima atau lebih
4. Wanita dengan umur di bawah 20 tahun atau 35 tahun ke atas.
2.4.4. Pengawasan Ibu dan Bayi