Tanda-tanda ibu menderita anemia seperti perasaan lesu, sering mengantuk, selaput bagian dalam kelopak mata, bibir dan kuku pucat
sesrta penglihatan berkunang-kunang Depkes RI, 1996. Kagiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Utara dalam
mencegah terjadinya anemia ibu hamil, setiap ibu hamil diberikan tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan yang dapat mengkibatkan kematian ibu dan janin.
c. Riwayat
Penyakit Ibu
Dari tabel 4.3 dijumpai nilai OR = 3,22 berarti risiko untuk mengalami kelahiran mati 3,22 kali lebih besar jika ibu memiliki
riwayat penyakit dibanding tidak memiliki riwayat penyakit. Hal ini dapat dijelaskan karena pada saat penelitian dilakukan
responden yang terpilih banyak menderita penyakit diabetes mellitus dan hipertensi yang dapat mengganggu kehamilan dan perkembangan
janin. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sulistiyowati tahun 2001 di Bekasi menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan riwayat penyakit ibu dengan kelahiran mati dengan
nilai p = 0,003 dan nilai OR = 2,56 berarti bahwa ibu yang memiliki
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
riwayat penyakit 2,56 kali lebih berisiko untuk mengalami kelahiran mati dibanding ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit.
Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Bila ibu mempunyai penyakit yang berlangsung lama atau
merugikan kehamilannya, maka kesehatan dan kehidupan janin pun terancam Depkes RI, 2001.
Wanita hamil dengan penyakit umum seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan anemia merupakan faktor yang memperbesar
kelahiran mati Mochtar, 1995. Upaya yang dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara mengingat
bahwa riwayat penyakit ibu dapat membahayakan janin dan ibu maka dilakukan penyuluhan dalam mengatasi dan penanganan penyakit
yang telah ada di derita ibu hamil sehingga tidak membahayakan bagi janin dan ibu hamil sendiri. Selain pendekatan penyuluhan petugas
juga melakukan pendekatan interpersonal terhadap ibu hamil sehingga ibu mendapatkan dukungan secara psikologis akan penyakit
yang diderita dan kehamilan yang sedang terjadi.
d. Riwayat Persalinan
Dari tabel 4.3 dijumpai nilai OR = 2,49 berarti risiko untuk mengalami kelahiran mati 2,49 kali lebih besar jika memiliki riwayat
persalinan dibanding tidak memiliki riwayat persalinan.
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
Hal ini dapat dijelaskan karena responden pernah mengalami keguguran dan juga menderita penyakit yang dapat mengganggu
perkembangan janin. Selain itu, ibu hamil juga melakukan pekerjaan yang berat pada masa-masa kehamilan pertama yang dapat
mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sulistiyowati tahun 2001 di Kota Bekasi, menemukan odds rasio ibu yang memiliki riwayat persalinan 2,4 kali lebih berisiko untuk
mengalami kelahiran mati dibanding ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan.
Persalinan yang pernah dialami oleh ibu dengan perdarahan, abortus, partus prematuritas, kematian janin dalam kandungan,
preeklamsiaeklamsia, kehamilan muda, kelainan letak pada hamil tua, hamil dengan tumor myoma atau kista ovari serta semua
persalinan tidak normal yang pernah dialami ibu merupakan risiko tinggi untuk persalinan berikutnya. Keadaan-keadaan tersebut perlu
diwaspadai karena kemungkinan ibu akan mendapatkan kesulitan dalam kehamilan dan saat akan melahirkan Pincus, 1998.
Komplikasi kehamilan sebenarnya dapat dicegah walau 15 – 20 persen kehamilan normal bisa berubah menjadi komplikasi pada saat
persalinan. Salah satu cara yang efektif untuk memantau adanya komplikasi adalah deteksi dini kehamilan risiko tinggi, dengan cara
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
melakukan pemeriksaan yang teratur dan berkualitas. Di puskesmas deteksi dini risiko tinggi kehamilan ini sudah menjadi program,
walau masih dengan cara yang sederhana. Yaitu masih dalam tahap seleksi awal, secara biomedis, namun manfaatnya bisa dirasakan.
Karena pada dasarnya semua kehamilan adalah berisiko maka deteksi dini hendaknya dilakukan pada semua kehamilan.
Upaya yang dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara berupa peningkatan kemampuan petugas dalam penanganan ibu hamil yang
pernah mengalami perdarahan, keguguran, kelainan janin dalam kandungan dengan mengirimkan petugas mengikuti pelatihan
penanganan kehamilan dan persalinan secara berkala di tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi.
5.3.
Hubungan Faktor Pelayanan Kesehatan Dengan Kelahiran Mati a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pada tabel 4.4 dapat di lihat bahwa tidak ada hubungan antara variabel fasilitas pelayanan kesehatan dengan kelahiran mati dengan
nilai p = 0,226 p0,05. Hal ini dapat dijelaskan karena proses persalinan dapat berjalan
lancar jika keadaan ibu sehat dan kehamilan normal tanpa ada riwayat penyakit dan riwayat persalinan risiko tinggi. Selain hal
tersebut, fasilitas sarana dan prasana kesehatan di Kabupaten
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
Tapanuli Utara untuk menangani proses kehamilan telah lengkap dan juga tenaga kesehatan yang profesional dalam penanganan
persalinan. Tenaga kesehatan juga mendapatkan pelatihan secara berkala di tingkat kabupaten dan tingkat propinsi.
Perbandingan penelitian berdasarkan penolong persalinan belum dapat ditemukan kerena kemungkinan ini merupakan penelitian yang
pertama untuk mengetahui hubungan variabel penolong persalinan dengan kelahiran mati.
Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang sesuai berhubungan dengan standar-standar dari suatu intervensi yang
diketahui aman, dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi Wijono, 1999
Pelaksanaan manajemen puskesmas perlu memperhatikan upaya manajemen kebutuhan demand yang ditandai dengan skala prioritas
dan penyediaan pelayanan waktu yang tepat. Menejemen puskesmas memiliki peran untuk melakukan perencanaan pengembangan dengan
mengidentifikasi kesempatan yang ada, mengevaluasi manfaat bagi pelayanan pasien, penghitungan laba-rugi pengembangan dan
penilaian terhadap faktor lingkungan yang terkait Yoga, 2003.
Viktor: Analisis Faktor Risiko Pada Kelahiran Mati Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2006, 2007. USU e-Repository © 2008
Upaya yang terus dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara dalam peningkatan kualitas mutu petugas kesehatan dan profesionalisme
pekerjaan, dinas kesehatan selalu melakukan kegiatan penyuluhan dan evaluasi kegiatan yang berhubungan dengan persalinan dan
kehamilan, kematian ibu dan anak, kegiatan Audit Maternal Perinatal.
b. Penolong Persalinan