Makna Harfiah dan Makna Nonharfiah

Pergantian ini bertujuan untuk memindahkan, menunjukkan perasaan atau menyatakan sesuatu yang belum ada kata khusus untuk memperhatikannya. Pada umumnya kata-kata yang mengalami perubahan secara asosiasi dilatar belakangi oleh faktor emosi.

5.2 Analisis Semantik Kalimat Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah

Makna sebuah kalimat dikatakan bersifat komposisional leksikal. Berarti makna sebuah kalimat tersusun dari makna klausa, makna klausa tersusun dari makna frasa dan makna frasa tersusun dari makna kata. Makna kata ditayangkan ketingkat kalimat membentuk makna kalimat melalui hierarki sintaksis. Makna yang tersusun dari makna leksikal ini kemudian membentuk ciri dan hubungan semantik tertentu berdasarkan zat- zat semantis yang dimiliki masing-masing kata, frasa, ataupun klausa di dalam kalimat itu. Dilihat dari segi penggunaannya makna kalimat dapat mengandung makna penutur ataupun makna linguistik. Makna linguistik adalah makna yang disampaikan di dalam suatu bentuk bahasa. Sedangkan makna penutur adalah makna yang dimaksudkan oleh penutur dan dapat terdiri dari makna harfiah dan nonharfiah. Jika semua penutur bahasa dalam berbahasa menggunakan makna harfiah dan nonharfiah, maka tidak akan terdapat perbedaan di antara makna penutur dan makna bahasa.

5.2.1 Makna Harfiah dan Makna Nonharfiah

Makna harfiah dan nonharfiah terdapat pada tataran kalimat. Makna harfiah adalah makna kalimat yang menggunakan makna kata-kata di dalam kalimat secara harfiah, atau apa adanya sesuai dengan makna leksikal kata. Sedangkan makna Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008 nonharfiah adalah makna kalimat yang menggunakan makna yang berbeda dengan makna kata di dalam kalimat itu. Makna harfiah tidak berbeda dengan makna linguistik atau makna bahasa yang dimiliki oleh unsur-unsur kalimat. Makna harfiah dan nonharfiah merupakan gejala bahasa yang alami karena setiap penutur bahasa menggunakan kedua makna ini di dalam kegiatan berbahasa. Tetapi penutur bahasa tidak selamanya menggunakan makna harfiah ataupun makna nonharfiah saja di dalam bahasanya. Makna harfiah digunakan apabila penutur cenderung ingin menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dengan makna yang langsung tanpa melalui perantara makna lain. Penutur bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah juga menggunakan makna harfiah dan nonharfiah di dalam berbahasa. Seperti pada kalimat, Sojuk botul cuaco hai ni, Togap botul lombu tu, Telalu podas ku aso ujak si Minah, Tak elok sepatu tu dikakinyo, Budak tu cekel tak biso diambek duitnyo, Lampu umahnyo towang bendowang termasuk dalam makna harfiah. Dan yang termasuk dalam makna nonharfiah dalam bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah, yaitu : jam kaet ’tidak tepat waktu’, rogo diri ’kesadaran pada diri sendiri’, tukang tembak ’pengompas’, bonalu ’orang yang selalu menyusahkan orang lain’, cokik nanah ’orang yang suka menghabis- habiskan’. Pengungkapan makna harfiah di dalam bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah, dilakukan dengan menggunakan makna leksikal atau makna denotatif kata dan bersifat komposisional. Makna kalimat yang harfiah disesuaikan oleh makna-makna setiap unsur kalimat tersebut dan hubungan gramatikal yang terdapat di dalamnya Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008

5.2.2 Ciri-ciri Makna Kalimat