Kata dan Morfem Analisis Semantik Leksikal Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Analisis Semantik Leksikal Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah

5.1.1 Kata dan Morfem

Semantik leksikal Bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah terdiri dari kata dan morfem. Kata dan morfem menurut Kridalaksana, 1993:98, sebagai berikut : 1. Morfem atau kombinasi morfem dianggap sebagai satuan terkecil dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. 2. Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terdiri dari morfem tunggal dan gabungan morfem. Dalam bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah, kata tengok ’lihat’, tetengok ’terlihat’, menengok ’melihat’, tengokkan ’lihatkan’, semuanya menunjukkan kata dan makna yang berbeda. Meskipun dibentuk dari akar kata yang sama yaitu tengok ’lihat’. Demikian pula kata bosa ’besar’, tebosa ’terbesar’, membosa ’membesar’, bosakan ’besarkan’, membosakan ’membesarkan’, berasal dari akar kata bosa ’besar’. Dompang ’pukul’, mendompang ’memukul’, didompang ’dipukul’, mendompangkan ’memukulkan’, berasal dari akar kata dompang ’pukul’. Piuh ’cubit’, dipiuh ’dicubit’, piuhkan ’cubitkan’, memiuh ’mencubit’,berasal dari akar kata piuh ’cubit’. Bogi ’beri’, dibogi ’diberi’, bogikan ’berikan’, membogi ’memberi’, membogikan ’memberikan’, berasal dari akar kata bogi ’beri’. Semuanya menunjukkan kata yang berbeda dan makna yang berbeda pula, meskipun berasal dari akar kata yang sama. Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008 5.1.2. Leksikon dan Unsur Leksikon Leksikon yang dimaksud pada teori semantik memiliki bentuk format yang sama dengan apa yang kita ketahui selama ini sebagai kamus, karena sebuah leksikon mencakup lambang fonologis dan grafologis ilmu tentang tulisan lambang kategori distribusi sintaksis dan makna unsur leksikon tersebut. Demikian juga unsur leksikon disusun menurut fonem atau huruf yang melambangkannya. Sebagian kata sebenarnya berasal dari akar kata atau morfem dengan menambahkan morfem derivasi. Makna unsur derivasi ini diketahui dengan syarat kata tersebut diperoleh dari unsur bentuk derivasi itu. Contoh dalam bahasa Melayu dialek Bandar khalipah kata adjektiva sonang yang memperoleh sufiks ke-an menjadi kesonangan. Makna bentuk derivasi kesonangan dapat dipahami melalui afiks ke-an yang menggambarkan keadaan. Namun makna bentuk derivasi tidak selamanya dapat diperoleh dari unsur derivasi tersebut. Seperti yang terjadi pada penggabungan ke-an dengan adjektiva malu yang menghasilkan kata derivasi kemaluan dari adjektiva menjadi benda nomina. Bentuk infleksi pada bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah seperti kata menengok menjadi menengok-nengok, menengokan menjadi ditengokan. Jadi bentuk infleksi dan derivasi yang demikian masuk ke dalam leksikon bersama dengan akar kata. Dengan demikian leksikon harus berisikan : 1. Kata dasar yang mencakup : a. Seluruh akar leksikon seperti tika ’tikar’, pogi ’pergi’ b. Seluruh kata baik kata tunggal, majemuk, maupun idiom, seperti ondah hati ’rendah hati’, tukang bongak ’pembohong’, koas kepalo ’keras kepala’. Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008 2. Kata turunan yang mencakup : a. Morfem infleksi, seperti di-an, dan sebagainya. b. Morfem derivasi, seperti men-an, an, ke-an, dan sebagainya.

5.1.3 Kata Turunan