Medan Makna Analisis Semantik Leksikal Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah

soah teimo guwu muid laki bini atok nenek 3 Hiponim Hiponim adalah ungkapan kata biasanya, dapat berupa frasa atau kalimat yang maknanya merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain Verhaar, 1981:137. Bungo ’bunga’, memiliki hiponim seperti : mawa, ’mawar’ melati, anggek ’anggrek’, cempako ’cempaka’, kenango ’kenanga’, tanjong ’tanjung’, dan sebagainya. Buwong ’burung’, memiliki hiponim seperti : bango ’bangau’, gawudo ’garuda’, geejo ’gereja’, gelotik ’gelatik’, kakaktuo ’kakaktua’, moak ’merak’, nuwi ’nuri’, pekutut ’perkutut’, dan sebagainya. Wono ’warna’, memiliki hiponim seperti : meah ’merah’, kuneng ’kuning’, ijo ’hijau’, puteh ’putih’, itam ’hitam’, biwu ’biru’, dan sebagainya. Buah ’buah’, memiliki hiponim seperti : kelapo ’kelapa’, cempodak ’cempedak’, mangges ’manggis’, empolam ’mangga’, pepayo ’pepaya’, dan sebagainya.

5.1.8 Medan Makna

Medan makna semantic domain, field adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan Kridalaksana, 1982. Misalnya dalam bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah mengenai warna : Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008 meah, puteh, kuneng, biwu, ungu, coklat bisa meah mudo, puteh kuneng, ijau tuo. Selain itu mengenai nama kekerabatan yang terpusat dari ego aku, ayah, ibu, abang, adik, atok, nenek, paman, bibi, anak, cucu, cicit, piut. Medan makna terbagi dua, yaitu : a Golongan kolokasi menunjuk kepada hubungan sintagmatik yang terjadi antara kata- kata atau unsur-unsur leksikal. Dalam kalimat : Tiang laya sampan nelayan tu pateh ditropo badai, lalu sampan tu digulong ombak, dan tenggolam besamo isinyo. Tiang sampan nelayan itu patah diterpa badai, lalu sampan itu digulung ombak, dan tenggelam bersama isinya Dari contoh di atas kata-kata ’layalayar’, sampan, nelayan, badai, ombak, dan ’tenggolamtenggelam’ merupakan kata dalam satu kolokasi, satu tempat dan lingkungan yaitu laut. Contoh lain umpamanya: lukah, bubu, pengila, bolat, adalah kolokasi menyatakan alat menangkap ikan. Makna kolokasi adalah makna kata tertentu berkenaan dengan keleri atau kata tersebut dengan kata lain. Misalnya dalam bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah terdapat kata tampan, cantik, dan indah. Kata tampan mempunyai komponen makna laki-laki, kata cantikelok menyatakan komponen makna bukan laki-laki. Demikian pula kata indah yang mempunyai komponen makna bukan manusia. Ketiga kata itu sama-sama bermakna denotatif bagus. Ketiga kata ini dapat dibentuk menjadi pemuda tampan, gadis cantik, Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008 dan pemandangan indah. Tidak pernah ada: pemuda indah, gadis indah, atau pemandangan cantik. b Golongan set menunjukkan hubungan paradigmatik karena unsur atau kata-katanya berada dalam satu set rangkaian dan dapat saling menggantikan atau disubstitusikan. Dalam satu set itu kata-kata merupakan kelompok unsur leksikal dan kelas yang sama serta satu kesatuan. Tiap unsur leksikal dalam set itu dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan antara anggotanya. Dalam bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah. ”lajang” berada diantara masa kanak-kanak dengan dewasa. Sojuk “sejuk” berada diantara dingin dengan angat “rengat”, tongah “tengah” berada di antara ujung dan pangkal ongah “saudara ke dua” di antara ulung dan andak “saudara ketiga”. Secara paradigmatik dapat diuraikan sebagai berikut: kanak-kanak ujung ulung “saudara tertua” lajang tongah ongah “saudara kedua” dewasa pangkal andak “saudara ketiga” Penggolongan kata berdasarkan kolokasi dan set rangkaian seperti diuraikan di atas dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai teori medan makna, meskipun terkadang unsur leksikal itu tumpang tindih, kurang memperhatikan makna denotasi dan makna konotasi. Oleh karena itu penggolongan kolokasi dan set ini secara semantik menyangkut satu makna saja, yaitu makna dasarnya saja. Setiap unsur leksikal Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008 mempunyai komponen makna masing-masing dengan kemungkinan ada persamaan dan perbedaannya.

5.1.9 Ciri Semantik