Perubahan Makna TINJAUAN PUSTAKA

Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu ujaran dengan satuan ujaran lainnya.

2.4.4. Hiponimi

Hiponim adalah ungkapan yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain.

2.4.5. Homonimi

Homonim adalah ungkapan yang bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain, tetapi dengan perbedaan makna di antara kedua ungkapan tersebut.

2.4.6. Homograf

Homograf mengacu pada bentuk ujaran yang sama ortografinya atau ejaannya, tetapi pengucapan dan maknanya tidak sama.

2.4.7. Polisemi

Polisemi adalah suatu kata yang mengandung seperangkat kata yang berbeda, mengandung makna ganda.

2.5. Perubahan Makna

Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Diketahui bahwa pemakaian bahasa diwujudkan dalam bentuk kata dan kalimat. Karena pemikiran manusia berkembang, maka pemakaian kata dan kalimat berkembang pula. Perkembangan tersebut dapat berwujud penambanhan maupun pengurangan. Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008 Pengurangan yang dimaksud, bukan saja pengurangan dalam bentuk kuantitas kata tetapi juga dalam bentuk kualitas kata. Perubahan makna meliputi: perluasan, penyempitanpembatasan, penggantian, penggeseran, pelemahan, kekaburan makna, dan sebagainya. Perubahan makna tersebut bisa saja terjadi karena perubahan kata dari bahasa lain, termasuk dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia. Adapun jenis-jenis dari perubahan tersebut, Pateda, 1996 : 1. Perluasan makna, yaitu terjadi perubahan makna lebih luas makna sekarang dari pada makna sebelumnya. 2. Penyempitan atau pembatasan makna, yaitu terjadi perubahan makna yang mengacu kepada penyempitan makna, pembatasan makna. Dengan kata lain makna sebelumnya lebih luas dari pada makna sekarang. 3. Sinestesia, yaitu perubahan makna akibat pertukaran tanggapan antara dua indera. Pertukaran indera yang dimaksud, misalnya indera perasa dan indera pendengaran. Seperti kata “pahit”, pada indera perasa “Kopi ini kurang gula masih terasa pahit”, pada indera pendengaran “Begitu pahit kata-katanya sehingga membuatku tersinggung”. 4. Amelioratif, yaitu perubahan makna yang menjurus pada hal-hal yang menyenangkan. Perubahan makna sekarang lebih tinggi nilainya dari pada makna sebelumnya. 5. Peioratif, yaitu kebalikan amelioratif, perubahan makna menjurus pada hal-hal yang tidak menyenangkan. Perubahan makna sekarang lebih rendah dari pada makna sebelumnya. 6. Asosiasi yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008 Menurut Selametmuljana, 1964:25, asosiasi adalah hubungan antara makna asli, makna di dalam lingkungan tempat tumbuh semula kata yang bersangkutan dengan makna yang baru, yakni makna di dalam lingkungan tempat kata itu dipindahkan ke dalam pemakaian bahasa. 7. Kekaburan makna Kekaburan makna terjadi karena kurang memahami apa yang disampaikan oleh pembicara. Kadang kita tidak mengerti apa yang diujarkan oleh pembicara karena kondisi kita mengantuk, kita tidak mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang disampaikan, kita hanya memperhatikan gaya pembicara atau karena adanya gangguan dari luar, seperti karena kebisingan lalu lintas, dan sebagainya. Kekaburan makna juga dapat terjadi karena jika kosa kata kita kurang, apalagi kalau kata yang digunakan tidak kita ketahui maknanya. Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penelitian ini dilaksanakan apa adanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya, sehingga menghasilkan pemerian bahasa yang apa adanya, Sudaryanto, 1992 : 62.

2.2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai. Lokasinya 20 Km dari Tebing Tinggi Deli atau 5 Km dari batas barat Kabupaten Asahan, bagian utaranya berbatasan dengan Bedagai.

2.3. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini adalah penutur asli bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah sebanyak 20 orang informan. Menurut Samarin 1967:27-29, informan yang dianggap representatif adalah informan yang mampu menggunakan bahasanya, sehingga kelompoknya dapat menerima dan memahaminya. Adapun kriteria informan penelitian ini sebagai berikut : 1. Penutur asli bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah. 2. Laki-laki dan perempuan yang berusia minimal 30 tahun. 3. Pendidikan serendah-rendahnya SLTP. 4. Mempunyai pengetahuan yang baik tentang kebudayaan setempat. Ridwan Azhar : Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah, 2008 USU e-Repository © 2008