21
penting dalam rantai distribusi produk makanan olahan dan telah menjadi satu bagian baik dalam proses pembuatan makanan tersebut maupun dalam proses
pendistribusiannya. Bahan pengemas digunakan untuk melindungi makanan dari lingkungan sekitarnya seperti cahaya, mikroba, abu, tekanan mekanis,uap air dan
lain-lain. Bahan pengemas harus mampu melindungi makanan dari berbagai macam kemungkinan kerusakan yang akan dialaminya seperti misalnya akibat
dari proses fisiologis contoh proses respirasi pada sayuran dan buah-buah segar, proses kimiawi contoh oksidasi lemak, proses fisika contoh dehidrasi, aspek
mikrobiologis contoh timbulnya jamur dan pencemaran oleh serangga. Edible packaging pada bahan pangan pada dasarnya dibagi menjadi tiga jenis bentuk,
yaitu edible film, edible coating dan enkapsulasi.Edible coating langsung dibentuk pada produk sedangkan pada edible film pembentukannya tidak secara
langsung pada produk yang akan dilapisi atau dikemas. Fungsi dari edible film sebagai penghambat perpindahan uap air, menghambat pertukaran gas, mencegah
kehilangan aroma, mencegah perpindahan lemak, meningkatkan karakteristik fisik, dan sebagai pembawa zat aditif. Jumlah karbondioksida dan oksigen yang
kontak dengan produk merupakan salah satu yang harus diperhatikan untuk mempertahankan kualitas produk dan akan berakibat pula terhadap umur simpan
produk. Edible film yang terbuat dari lipida dan juga film dua lapis bilayer ataupun campuran yang terbuat dari lipida dan protein atau polisakarida pada
umumnya baik digunakan sebagai penghambat perpindahan uap air dibandingkan dengan edible film yang terbuat dari protein dan polisakarida dikarenakan lebih
bersifat hidrofobik Hui,2006.
2.5. Bahan Tambahan Edible Film
2.5.1. Tepung Tapioka Bahan Pembuatan Film Layak Makan
Tepung tapioka kanji dibuat secara langsung dari singkong segar.Tepung tapioka adalah pati dari umbi singkong yang dikeringkan dan dihaluskan. Tepung
tapioka merupakan produk awetan singkong. Singkong yang diolah menjadi tepung tapioka dapat bertahan selama 1-2 tahun dalam penyimpanan apabila
22
dikemas dengan baik. Perlakuan selama proses produksi menyebabkan kadar HCN asam sianida turun drastis mencapai ambang batas aman bagi konsumen.
Pada proses pembuatan tepung tapioka dapat dicapai rendemen 25, artinya setiap 100 kg singkong dapat dihasilkan tepung tapioka sebanyak 25 kg.
Beberapa hal yang mempengaruhi pencapaian rendemen tersebut adalah umur singkong kurang dari 9 bulan, mesin atau alat parut yang kurang baik sehingga
hasil parutan kurang halus, proses pemerasan kurang sempurna sehingga tidak seluruh bagian tepung terekstraksi dan lain-lain.
Tepung tapioka memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakunya singkong, yaitu lebih tahan dalam penyimpanan, lebih mudah
didistribusikan karena praktis, ringan dan aman. Tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun campurantambahan pada berbagai
macam produk antara lain kerupuk, biskuit, kue kering, alkohol, lem. Selain itu tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental thickener, bahan
pemadat, bahan pengisi filler, bahan pengikat pada industri makanan olahan, dan juga sebagai bahan penguat benang warp seizing pada industri testil.
Suprapti,2005.
2.5.2. Plasticizer Gliserol
Plasticizer adalah bahan non volatile dengan titik didih tinggi yang apabila ditambahkan ke dalam bahan lain akan merubah sifat fisik atau fisik mekanik dari
bahan tersebut Krochta,et.al, 1994. Penggunaan plasticizer dengan jumlah yang berbeda-beda. Biasanya dengan bahan biopolimer dan dengan penambahan
plasticizer. Masing-masing komponen akan memberikan kontribusi pada sifat keseluruhan, misalnya dalam pembuatan plastik dengan penambahan plasticizer
memiliki sifat yang lebih fleksibel namun penambahan yang berlebihan juga dapat memberikan pengaruh yang tidak baik. Gliserol merupakan salah satu plasticizer
yang efektif dan murah dan cenderung dapat menghasilkan plastik yang fleksibel bahkan pada suhu yang sangat rendah.
Gliserol atau gliserin atau 1,2,3-propanatriol adalah alkohol jenuh bervalensi tiga, alkohol primer atau alkohol sekunder. Pada suhu kamar berupa zat
23
cair yang tidak berwarna, kental, netral terhadap lakmus dan rasanya manis. Dalam keadaan murni mempunyai sifat hidrokopis. Dapat bercampur dengan air
tetapi tidak larut dalam karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, karbon disulfide dan benzene. Gliserol dapat mencegah terbentuknya endapan pada reaksi antara
tembaga sulfat encer dan natrium hidroksida encer. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya senyawa komplek yang larut. Hasil oksidasi gliserol tergantung pada
kekuatan oksidator yang digunakan. Dengan oksidator lemah akan terbentuk gliseral-dehida sedangkan dengan oksidator kuat akan terbentuk asam gliserat.
Gliserol mempunyai banyak kegunaan, terutama sebagai bahan dasar untuk sintesis senyawa organik lainnya. Pada konsentrasi 25 gliserol bekerja sebagai
antiseptik. Selain sebagai pelarut dan pemanis, gliserol juga digunakan sebagai pengawet vaksin dan fermen Steven,E.S, 2002.
2.5.3. Kitosan