Denda Yang Diterima Bagi Pembunuh Karena Kealpaan :

“Barang siapa karena kesalahan kealpaannya menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun” Tetapi apabila dalam hal ini hakim sudah melihat factor dan unsurnya maka dalam hal pembunuhan semi sengaja dapat dikenakan hukuman denda dengan pertimbangan hakim, dan dilihat juga unsure obyektif dan dan praktisnya pemidanaan. Karena era moderen seperti sekarang ini pidana denda tidak dibahas secara spesifik tetapi bentuk bembahasanya hanya membahas bentuk minimalis bentuk denda dan maksimalnya bentuk denda: o Minimal Rp 1 .000,- tetapi berhubung perkembangan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1960 Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 1, semua bentuk denda di kali 15, Misal Rp .1000,- x 15 menjadi Rp .15,000,-

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN HUKUMAN DIAT DAN DENDA BAGI TIDAK

PIDANA PEMBUNUHAN

A. Tolak Ukur Antara Kelebihan Dan Kelemahan Hukum Pidana Diat dan

Hukum Pidana Denda Sebelum Membahas antara kelebihan dan kelemaha pidana diat dan pidana denda maka penulis memaparkan sejauh mana tolak ukur yang baik untuk memberikan bentuk efek jera bagi si pelaku supaya lebih berhati-hati dalam berbuat. dan memberikan unsur pelajaran bagi masyarakat secara universal. Dalam tolak ukur ini penulis memberikan abstrak untuk mencapai pengertian yang benar terhadap keunggulan dan kelemahan dalam pidana Islam dan pidana indonesia yang orientasinya kepada pelaku yang merasa bersala dan korban yang merasa dirugikan. Bentuk-bentuk tolak ukur ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam penjatuhan hukuman untuk pidana pembunuhan semi sengaja, seorang tersangka telah melanggar hukum dan merugikan orang lain maka hukumannya bagi pelaku harus yang seberat-beratnya. Tetapi ada bentuk sisi lain yang harus dipertimbangkan oleh badan hukum ataupun keluarga korban, bentuk tersebut adalah melihat proses yang terjadi bukan mementingkan kepentingan sepihak egoisme seseorang, akan tetapi seorang tersangka melakukan perbuatan tersebur tidak di iringi kesengajaan dan niat melainkan karena kealpannya. Maka semua elemen yang bersangkutan juga harus mempertimbangkan nama baik dan prospek tersangka di kemudian hari. 2. Konsekuensi yang diberikan kepada pelaku harus sesuai dengan perbuatanya yakni membunuh seseorang akibat ketidak hati-hatian dalam berbuat, akan tetapi dalam menjatuhkan hukuman usahakan pihak yang mengadili harus berusaha memberikan putusan yang terbaik sehingga pihak korban merasa terhibur dengan hukuman yang akan di terima oleh si pelaku. 3. Dalam penjatuhan hukuman ada bagian yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu yaitu dalam penerimaan hukuman denda seharusnya yang menerima adalah si korban bukan orang lain atau instansi lain yang tidak semestinya menerima karena tidak merasa dirugikan. 4. Dalam melaksanakan hukuman tidak semestinya orang yang tidak bersalah ikut merasakan keperihan dan penderitaan yang dilakukan oleh seorang terhukum karena semua perbuatan ada konskuensinya dan yang merasakan semua penderitaan itu orang yang melakukan saja bukan orang lain yang tidak tahu ikur serta dalam penderitaan yang dibuat diri si pelaku karena jelas dalam al-qur’an orang mendapat pahala karena perbuatanya dan mendapat hukuman karena perbuatannya . Tolak ukur ini berlandaskan : QS.AL An’am :ayat 164 : …= 4 `J  RP }k[ z s4-. ~D•+ € = 4 • ‚  -ƒ [ƒ ….‚ „1 e… a “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” Qs.Al An’am : 164 QS.AL Baqarah ayat 286 : 4 G ~ J qr †[ z s4-. V 8 w = V L \‡ OAB ~D•+ ….‡ O [B “ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya…”QS.Al-Baqarah : 286 B. Keunggulan Dan Kelemahan Hukum Pidana Diat Dan Hukum Pidana Denda 1. Keunggulan Pidana Diat: a. Keunggulan; 1. Dalam hukum islam suatu tauran yang sangat kongkrit adalah bagi si pelaku pidana dapat kehilangan hak warisnya karna melakukan tindak pidana khususnya dalam hal ini pidana diat. 2. Dan diat dalam pidana Islam diterima oleh si korban bukan Negara seperti yang ada dalam pidana Indonesia. 3. Ada bagian hukuman yang bisa mencabut hak menerima wasiat karna melakukan tindak pidana.