Hukuman Diat Diat Yang Diterima Bagi Pembunuh Semi Sengaja :

b. Hukuman Kifarat

Menurut jumhur ulama, selain malikiah, hukuman kifarat diberlakukan dalam pembunuhan semi sengaja. Hal ini karna statusnya dipersamakan dengan pembunuhan karena kesalahan, dalam hal tidak dikenakan qishas, pembebanan diat kepada ‘aqilah dan pembayaran dengan angsuranselama tiga tahun. Sebagaimana halnya dalam pembunuhan sengaja, kifarat dalam pembunuhan menyerupai sengaja ini merupakan hukuman pokok yang kedua.Jenisnya, yaitu memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Apabila hamba sahaya tidak ditemukan ia diganti dengan puasa dua bulan berturut-turut. Malikiyah menganggap pembunuhan menyerupai sengaja sebagai pembunuhan sengaja yang tidak wajib dikenakan hukuman kifarat. Dengan demikian menurut mereka hukuman pokok untuk tindak pidana ini hanya satu, yaitu diat.

c. Hukuman Ta’zir

Apabila hukuman diat gugur karena sebab pengampunan atau lainnya, hukuman tersebut diganti dengan hukuman ta’zir. Seperti halnya dalam pembunuhan sengaja, dalam pembunuhan menyerupai sengaja ini, hakim diberi kebebasan untuk memilih jenis hukuman ta’zir yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.

d. Hukuman Tambahan

Seperti halnya dalam pembunuhan sengaja, yaitu penghapusan hak waris dan hak wasiat. Hal ini didasarkan kepada keumuman dari hadis Amr ibn Syu’aib bahwa Nabi bersabda: _L1 j ﺕ b U R - S A6 a X Artinya: Tidak ada bagian warisan sedikit pun bagi seorang pembunuh. Hadis ini diriwayatkan oleh Nasa’I dan Daruquthin 35 Pembunuhan _ ﺕ pembunuh dalam hadis tersebut mencakup semua bentuk pembunuhan, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun menyerupai sengaja.

B. Macam-Macam Hukuman Pembunuh karena Kealpaan Dalam Hukum

Pidana Indonesia 1. Denda : Dalam hukum pidana Indonesia hukuman dibagi menjadi dua yaitu: 1.Hukuman pokok yang terdiri dari: a Hukuman mati b Hukuman penjara c Hukuman denda d Hukuman tutupan 2.Hukuman tambahan yang terdiri dari: 35 Al-Kahlani, III, op. cit.,hlm.101 a Pencabutan beberapa hak tertentu b Perampasan barang tertentu c Pengumuman putusan hakim 36 1. Hukuman Pokok a. Hukuman Mati Pidana mati tercantum dalam KUHP yang diwarisi oleh pemerintahan colonial dan tetap demikian ketika dinasionalisasikan dengan UU No. 1 tahun 1946. bahkan sesudah merdeka, beberapa undang-undang yang dikeluarkan kemudian. Ternyata tercantum juga ancaman pidana mati didalamnya. Dengan demikian, alas an bahwa pidana mati itu tercantum dalam KUHP pada waktu deberlakukan oleh pemerintahan colonial di dasarka pada, “alasan berdasarkan factor rasial”, mungkin hanya berlaku dahulu saja karena pemerintahan Republik Indonesia ternyata mengeluarkan Undang-undang selain KUHP. Pada kenyataannya tidak demikian halnya, karena pidana mati masih berlaku sampai sekarang. Karena menurut kebanyakan para pakar hukum pidana bahwa keadaan khusus di Indonesia menuntut supaya penjahat-penjahat yang yersebar dapat dilawan dengan pidana mati. Dalam suatu daerah yang begitu luas. Yang didiami oleh masyarakat heterogen berbeda sifat. Alat-alat kepolisian tidak dapat menjamin keamanan seperti di Eropa barat. Oleh karena itu, pidana mati masih eksis dipertahankan dalam KUHP. 36 Soerjdono Soekamto dan Purnandi Purwa caraka.Sandi-sandi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993.hlm 8