Karakteristik LKS Berbasis PEMBAHASAN

95 Gambar 4.15 Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan LKS Berbasis CTL Berdasarkan gambar 4.5 diatas menunjukkan bahwa adamya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas V B SDN Sekaran 01 pada pretest dan posttest dengan selisih rata-rata sebesar 9,83. Berdasarkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar menunjukkan bahwa efektifnya penggunaan LKS berbasis CTL pada pembelajaran IPA materi daur air kelas V B SDN Sekaran 01.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Karakteristik LKS Berbasis

CTL Pengembangan produk LKS berbasis CTL dilakukan untuk menunjang proses pembelajaran dan membantu siswa yang masih mengalami kesulitan memahami dan mengingat materi yang diajarkan pada pembelajaran IPA materi daur air kelas V SD. Pengembangan LKS didasarkan pada teori tentang LKS dan dimodifikasi menggunakan pendekatan CTL, sehingga produk LKS yang dihasilkan lebih bermakna bagi anak dalam hal memahami dan mengingat materi karena dalam LKS berbasis CTL terdiri atas kegiatan-kegiatan percobaan, penyelidikan dan pengamatan. Hal tersebut sesuai dengan kelebihan CTL menurut 73,71 83,54 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pretest Posttest Nila i H a sil B ela ja r Peningkatan Hasil Belajar 96 Shoimin 2014: 44 bahwa CTL memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1 pembelajaran kontekstual dapat menekankan aktivitas berpikir siswa secara penuh, baik fisik maupun mental; 2 pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa belajar bukan dengan menghafal, melainkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata; 3 kelas dalam kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, melainkan sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan siswa di lapangan; 4 Materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang lain. Pengembangan produk LKS berbasis CTL ini juga disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar, yang masuk dalam tahap operasional kongkrit 7 – 11 tahun. Pada tahap tersebut anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika namun masih dalam bentuk benda konkret. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, namun hanya pada situasi konkret dan menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, nam un belum bisa memecahkan masalah abstrak Piaget dalam Rifa’i dan Anni, 2012:34 –35. Berdasarkan pendapat tersebut maka pembelajaran pada siswa kelas V SD harus dibuat dengan memperhatikan perkembangan kognitif siswa. Menyediakan alat peraga yang bisa digunakan untuk mengkonkritkan materi yang masih abstrak, kemudian juga bisa memaksimalkan lingkungan sekitar sebagai lingkungan belajar siswa. LKS Berbasis CTL terdiri dari beberapa bagian yaitu: 1 cover yang merupakan tampilan awal LKS dan sebagai identitas isi LKS; 2 kata pengantar berisi ucapan-ucapan dari penulis atas selesainya penyusunan produk LKS; 3 97 daftar isi sebagai penunjuk bagian pada setiap halaman; 4 pendahuluan berisi pemaparan SK dan KD dari materi LKS; 5 peta konsep yang menggambarkan pokok-pokok materi; 6 petunjuk penggunaan LKS; 7 ringkasan materi; 8 lembar kegiatan; 9 soal evaluasi dan 10 daftar pustaka. Karakteristik LKS yang dikembangkan sesuai dengan pandapat Trianto 2013: 111 yang menjelaskan bahwa LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS yang dikembangkan tersebut juga sudah memenuhi komponen LKS menurut Prastowo 2015:66, struktur bahan ajar LKS terdiri dari 6 komponen, yaitu meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja dan penilaian. 4.2.2 Kevalidan LKS Berbasis CTL Maksud dari kevalidan LKS Berbasis CTL yaitu content related validity pemvalidasian isi, yang mengukur konstruk atau komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan sebagai komponen LKS Berbasis CTL. Kevalidan pengembangan LKS Berbasis CTL didapat dari proses validasi yang dilakukan oleh dua dosen dan satu guru. Validasi penilaian dilakukan oleh ketiga validator dengan mengisi instrumen validasi penilaian dari BSNP 2012 yang telah dikembangkan. Validasi produk dilakukan pada tahap validasi desain dan tahap uji coba produk. Uji kelayakan pada tahap validasi desain dilakukan oleh 2 dosen sebagai ahli materi dan ahli media yang menilai empat aspek yaitu: 1 kelayakan isi; 2 aspek kelayakan penyajian; 3 aspek penilaian CTL; dan 4 aspek kegrafikan. Uji kelayakan pada tahap uji coba produk dilakukan oleh guru yang menilai empat aspek yaitu: 1 aspek kelayakan isi; 2 aspek penyajian; 3 aspek 98 kebahasaan; dan 4 aspek penilaian CTL. Setiap aspek dalam penilaian kemudian diinterpretasikan kedalam 4 kategori, yaitu meliputi kategori sangat baik mendapatkan skor 4, kategori baik mendapatkan skor 3, kategori cukup mendapatkan skor 2, dan kategori kurang mendapatkan skor 1. Kategori tersebut menggunakan skala likert menurut Sugiyono 2015:165-169. Lembar validasi dari validator I, validator II, dan guru menunjukkan bahwa LKS berbasis CTL pada pembelajaran IPA yang dikembangkan layak digunakan sebagai panduan belajar dalam pembelajaran dengan revisi, sehingga harus dilakukan revisi sesuai saran dan komentar dari masing-masing validator terlebih dahulu sebelum melangkan ke tahap berikutnya. Kelayakan dari masing masing validator dapat dilihat dari persentase penilaian yang menunjukkan 81. Hasil prosentase menunjukkan bahwa masing masing validator memberi nilai 81, yang berarti produk LKS berbasis CTL yang dikembangkan masuk dalam kriteria layak. Skor persentase penilaian dosen 1 sebesar 88, skor persentase penilaian dosen 2 sebesar 72, dan skor persentase penilaian dari guru sebesar 84. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyorini tahun 2014 bahwa pengembangan LKS berbasis pendekatan kontekstual yang dikembangkan menurut dosen dan guru IPA telah memenuhi komponen kelayakan, perolehan skor rata-rata LKS dari keempat validator untuk lima komponen penilaian adalah 92,73 dengan kategori sangat layak.

4.2.3 Keefektifan Penggunaan LKS Berbasis

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SDN BRINGIN 02

0 4 303

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGAWEN 5 DEMAK

0 7 184

KEEFEKTIFANPENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN MUARAREJA 1 KOTA TEGAL

0 21 282

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI DALAM Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Di Sdn Pakis Kecamatan Tambakromo.

0 0 17

(ABSTRAK) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 01 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN.

0 0 2

(ABSTRAK) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 01 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN.

0 0 2

“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas V SDN 01 Pododadi Karanganyar Pekalongan.

0 0 146

Pengaruh Contextual Teaching and Learning melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Kesilir 01 Wuluhan Jember

0 0 5

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KELAS V SDN 1

0 0 25

1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMP

2 28 8