Keefektifan Penggunaan LKS Berbasis

98 kebahasaan; dan 4 aspek penilaian CTL. Setiap aspek dalam penilaian kemudian diinterpretasikan kedalam 4 kategori, yaitu meliputi kategori sangat baik mendapatkan skor 4, kategori baik mendapatkan skor 3, kategori cukup mendapatkan skor 2, dan kategori kurang mendapatkan skor 1. Kategori tersebut menggunakan skala likert menurut Sugiyono 2015:165-169. Lembar validasi dari validator I, validator II, dan guru menunjukkan bahwa LKS berbasis CTL pada pembelajaran IPA yang dikembangkan layak digunakan sebagai panduan belajar dalam pembelajaran dengan revisi, sehingga harus dilakukan revisi sesuai saran dan komentar dari masing-masing validator terlebih dahulu sebelum melangkan ke tahap berikutnya. Kelayakan dari masing masing validator dapat dilihat dari persentase penilaian yang menunjukkan 81. Hasil prosentase menunjukkan bahwa masing masing validator memberi nilai 81, yang berarti produk LKS berbasis CTL yang dikembangkan masuk dalam kriteria layak. Skor persentase penilaian dosen 1 sebesar 88, skor persentase penilaian dosen 2 sebesar 72, dan skor persentase penilaian dari guru sebesar 84. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyorini tahun 2014 bahwa pengembangan LKS berbasis pendekatan kontekstual yang dikembangkan menurut dosen dan guru IPA telah memenuhi komponen kelayakan, perolehan skor rata-rata LKS dari keempat validator untuk lima komponen penilaian adalah 92,73 dengan kategori sangat layak.

4.2.3 Keefektifan Penggunaan LKS Berbasis

CTL Kefektifan penggunaan produk LKS berbasis CTL dapat dilihat dari hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar kognitif siswa yaitu terdiri dari hasil nilai 99 pretest dan posttest. Nilai pretest diperoleh dari hasil test sebelum pembelajaran menggunakan LKS berbasis CTL, sedangkan nilai posttest diperoleh dari hasil test sesudah pembelajaran menggunakan LKS berbasis CTL. Hasil belajar kognitif siswa digunakan untukmenilai keefektifan produk LKS berbasis CTL. Menurut Susanto 2015: 5 memaknai hasil belajar sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa menurut Susanto juga diharapkan berubah ke arah yang lebih baik. Nilai hasil belajar siswa kelas VB SDN Sekaran 01 pada saat pretest dan posttest mengalami perbedaan. Keefektifan penggunaan LKS berbasis CTL bisa dilihat berdasarkan hasil uji t dan diperkuat menggunakan uji peningkatan rata-rata nilai gain pretest dan posttest siswa kelas V SDN Sekaran 01. Uji t menunjukkan nilai signifikansi bernilai 0.000, dan 0,05 maka Ho ditolak, artinya hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan LKS berbasis CTL pada pembelajaran IPA materi daur air kelas V B SDN Sekaran 01 tidak sama atau berbeda nyata. Uji t tersebut didukung dengan uji-gain pretest dan posttest sebesar 0,37 dan selisih rata-rata sebesar 9,83 dengan kategori sedang. Selain itu ketuntasan belajar pada pretest dan posttest juga mengalami perbedaan, hasil pretest menunjukkan jumlah siswa tuntas berjumlah 15 siswa 62,5 sedangkan jumlah siswa tuntas pada posttest berjumlah 24 siswa 100. Perhitungan nilai tersebut sesuai dengan KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang dipatok pada mapel IPA untuk kelas V pada SD yang diteliti, bahwa siswa dianggap tuntas belajar jika mampu menyelesaikan soal mencapai ≥70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil 100 belajar sebelum dan sesudah menggunakan produk LKS berbasis CTL baik secara individual maupun klasikal. Berdasarkan paparan tersebut, penggunaan LKS berbasis CTL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sehingga dapat dijadikan alternatif pilihan dalam pembelajaran IPA materi daur air. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wiraguna dkk tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Pendekatan CTL Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas V di SD Gugus IV Kecamatan Buleleng” menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pada hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan CTL berbasis kearifan lokal dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan konvensional.

4.2.4 Kepraktisan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SDN BRINGIN 02

0 4 303

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGAWEN 5 DEMAK

0 7 184

KEEFEKTIFANPENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN MUARAREJA 1 KOTA TEGAL

0 21 282

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI DALAM Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Di Sdn Pakis Kecamatan Tambakromo.

0 0 17

(ABSTRAK) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 01 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN.

0 0 2

(ABSTRAK) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 01 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN.

0 0 2

“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas V SDN 01 Pododadi Karanganyar Pekalongan.

0 0 146

Pengaruh Contextual Teaching and Learning melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Kesilir 01 Wuluhan Jember

0 0 5

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KELAS V SDN 1

0 0 25

1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMP

2 28 8