Analisis keputusan pembelian dan preferensi konsumen pembalut wanita “Charm” (kasus pada mahasiswi strata 1 Institut Pertanian Bogor)

(1)

(Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor)

LIDIA FEBRIANTI

H24070086

DEPERTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

Lidia Febrianti. H24070086. Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita Charm (Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor). Di Bawah Bimbingan Ma’mun Sarma

Modernisasi zaman telah merubah gaya hidup masyarakat kepada pola konsumsi yang cepat, mudah dan praktis. Terdapat perbedaan kebutuhan antara konsumen laki-laki dengan konsumen wanita. Wanita memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu produk ketika mengalami fase menstruasi. Produk tersebut biasa disebut dengan pembalut. Di masa kini penggunaan pembalut dianggap cara yang cepat dan praktis untuk memudahkan wanita mengatasi menstruasi dan tetap bisa beraktifitas dengan baik. Hal ini meningkatkan peluang bisnis pada industri pembalut wanita. Akibatnya persaingan dalam industri tersebut semakin pesat. PT Uni-Charm Indonesia merupakan salah satu produsen dari pembalut wanita dengan merek Charm yang berdiri sejak tahun 1997 yang terkena dampak persaingan tersebut. PT Uni-Charm Indonesia dituntut untuk mampu melakukan peningkatan dan pengembangan secara berkesinambungan terhadap produk pembalut wanita Charm.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen pembalut wanita Charm, (2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm, (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut pembalut wanita Charm. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Pengolahan data menggunakan softwareMicrosoft Excel 2007, dan SPSS version 15.00 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakteristik konsumen pembalut wanita Charm dibedakan berdasarkan usia mayoritas antara 21-25 tahun, status pernikahan, daerah asal mayoritas dari daerah-daerah di pulau Jawa, tingkat semester perkuliahan mayoritas semester 6, pendapatan berkisar Rp. 500.000 - Rp. 1.500.000, dan sumber pendapatan mayoritas dari orangtua. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm melalui lima tahapan proses, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Berdasarkan hasil analisis faktor, terbentuk empat faktor dari seluruh atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih pembalut wanita Charm, antara lain: (1) faktor internal produk, yang terdiri dari kenyamanan, higienis, bentuk dan ukuran sesuai, daya serap baik, bahan dan tekstur lembut dan kemudahan memperoleh, (2) faktor eksternal produk, yang terdiri dari pengaruh keluarga atau teman, kemasan menarik, iklan dan promosi, dan merek terkenal, (3) faktor inovasi produk, yang terdiri dari variasi jenis dan anti kerut, dan (4) faktor ekonomi konsumen, yang terdiri dari harga dan pendapatan.

Kata Kunci: Pembalut Wanita, Keputusan Pembelian, Preferensi Konsumen, Analisis Faktor


(3)

(Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar SARJANA EKONOMI

di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

LIDIA FEBRIANTI H24070086

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(4)

Institut Pertanian Bogor) Nama : Lidia Febrianti

NRP : H24070086

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M.Ec. NIP 19581122 198503 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. NIP 19610123 198601 1 002


(5)

Lidia Febrianti lahir di Jakarta pada tanggal 16 Maret 1990 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Parjan dan Ibu Lesmawati. Memulai pendidikan sekolah dasar pada tahun 1995 dan lulus pada tahun 2001 dari SD Negeri 19 Pagi Jakarta, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 193 Jakarta pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 89 Jakarta pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa studi, aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan kampus, diantaranya Orange Fakultas Eekonomi Manajemen 2009, GAS 2008, IPB Social Fair 2010, International Scholarship Eeducation Expo 2010 serta aktif sebagai pengajar privat Sekolah Dasar sampai tahun 2011.


(6)

iv

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita Charm (Studi Kasus Mahasiswi S1 Institut Pertanian Bogor) ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan di masa yang akan datang. Penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembacanya.

Bogor, Juni 2011


(7)

v

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, termasuk dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M.Ec. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan ilmu, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, MS., M.Ec. dan Bapak Nurhadi Wijaya, S.TP, MM. Selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukan dan saran kepada penulis guna menyempurnakan skripsi.

3. Kedua orang tua dan adik tercinta yang selama ini telah mencurahkan cinta dan kasih sayang, doa restu dan bantuan secara moril maupun materil kepada penulis.

4. Bapak Dedi Cahyadi Sutarman, S.Hut, MM dan Bapak Dikky Indrawan, SP. MM sebagai dosen pembimbing tempat berbagi dan bertanya.

5. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis serta semua staf TU Departemen Manajemen, FEM, IPB.

6. Seseorang spesial yang selama ini telah memberikan perhatian dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

7. Sahabat serta saudara, Dian, Rully, Rina, Oci, Uut, Antari, Indah terima kasih atas dukungan, doa dan semangat yang kalian berikan.

8. Teman-teman satu bimbingan, Echa, Meida, Wida, Didi, Oci, Ira dan Widi yang selalu memberikan perhatian serta semangat untuk berjuang bersama menyelesaikan skripsi.

9. Temen-teman Manajemen 44 serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan, bantuannya. 

Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Tidak banyak yang bisa penulis berikan sebagai tanda terima kasih atas bantuan selama ini. Semoga Allah memberikan balasan atas semua kebaikan.  


(8)

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi ... 5

2.1.1 Definisi Menstruasi ... 5

2.1.2 Keluhan Menstruasi ... 5

2.2. Pembalut Wanita ... 6

2.2.1 Definisi Pembalut Wanita ... 6

2.2.2 Sejarah Pembalut Wanita ... 7

2.3. Pemasaran ... 8

2.4. Produk ... 9

2.4.1 Hierarki Produk ... 9

2.4.2 Klasifikasi Produk ... 10

2.4.3 Atribut Produk ... 10

2.5. Merek ... 11

2.6. Perilaku Konsumen ... 11

2.7. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 12

2.8. Preferensi Konsumen ... 15

2.9. Analisis Faktor ... 15

2.10. Penelitian Terdahulu ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 18

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 19


(9)

viii

3.5.2.Uji Validitas ... 22

3.5.3.Analisis Deskriptif ... 22

3.5.4.Analisis Faktor ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 25

4.1.1 Sejarah dan Filosofi Uni-Charm Corporation ... 25

4.1.2 Visi dan Misi PT Uni-Charm Indonesia ... 26

4.1.3 Produk PT Uni-Charm Indonesia ... 26

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 27

4.3. Karakteristik Umum Konsumen Pembalut Wanita Charm ... 28

4.3.1 Usia ... 28

4.3.2 Status Pernikahan ... 29

4.3.3 Asal Daerah ... 29

4.3.4 Semester ... 29

4.3.5 Rata-rata Pendapatan ... 30

4.3.6 Sumber Pendapatan ... 31

4.4. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 31

4.4.1 Pengenalan Kebutuhan ... 32

4.4.2 Pencarian Informasi ... 34

4.4.3 Evaluasi Alternatif ... 36

4.4.4 Proses Pembelian ... 38

4.4.5 Perilaku Pasca Pembelian ... 40

4.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Pembalut Charm ... 44

4.5.1 Faktor Pertama (Internal Produk) ... 47

4.5.2 Faktor Kedua (Eksternal Produk) ... 49

4.5.3 Faktor Ketiga (Inovasi Produk) ... 50

4.5.4 Faktor Keempat (Ekonomi Konsumen) ... 50

4.6. Implikasi Manajerial ... 51

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 54

2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(10)

ix

No Halaman 1. Rekapitulasi Mahasiswa Aktif Strata satu IPB tahun akademik

2010/2011 ... 21 2. Nilai Cronbach’s Alpha ... 28 3. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pembalut

Wanita Charm... 43 4. Nilai Communality pada Proses Ekstraksi ... 46 5. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi


(11)

x

No Halaman

1. Model Sederhana Perilaku Konsumen ... 12

2. Model Pengambilan Keputusan Schiffman dan Kanuk ... 13

3. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 14

4. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 19

5. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Usia ... 28

6. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Asal Daerah ... 29

7. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Semester ... 30

8. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Rata-rata Pendapatan ... 30

9. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Sumber Pendapatan ... 31

10. Motivasi Pembelian Pembalut Wanita Charm Oleh Konsumen ... 33

11. Manfaat Pembelian Pembalut Wanita Charm Oleh Konsumen ... 33

12. Tingkat Keterlibatan Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 34

13. Sumber Informasi Konsumen Terhadap Pembalut Charm ... 35

14. Fokus Perhatian Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 35

15. Pertimbangan Utama Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 36

16. Indikator Mutu Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 37

17. Prioritas Pilihan Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 37

18. Cara Konsumen Memutuskan Pembelian Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 38

19. Tempat Pembelian Pembalut Wanita Charm ... 39

20. Jumlah Pembelian Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 39

21. Sikap Konsumen Pembalut Wanita Charm Terhadap Promosi Merek Lain . 40 22. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 41

23. Sikap Loyalitas Konsumen Jika Pembalut Wanita Charm Tidak Tersedia ... 41

24. Sikap Loyalitas Konsumen Jika Harga Pembalut Wanita Charm Naik ... 42

25. Pendapat Konsumen Terhadap Variasi Jenis Pembalut Wanita Charm ... 42

26. Kesediaan Konsumen Menyarankan Pemakaian Pembalut Wanita Charm Kepada Orang Lain ... 43


(12)

xi

No Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 59

2. Uji Validitas Kuesioner ... 63

3. Uji Reliabilitas Kuesioner ... 64


(13)

1.1. Latar Belakang

Modernisasi zaman telah secara signifikan berdampak pada perkembangan keinginan dan kebutuhan manusia sebagai konsekuensi dari perubahan gaya hidup. Dampaknya, konsumen masa kini lebih memilih pola konsumsi yang cepat, mudah, dan praktis dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan didefinisikan sebagai suatu kesenjangan yang dialami antara kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri (Mangkunegara, 2002). Timbulnya ketidaknyamanan karena kebutuhan yang belum terpenuhi akan mendorong timbulnya motivasi individu untuk memenuhinya. Menurut Jeffrey, et al dalam (Suryani, 2008), proses motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan, maupun harapan yang tidak terpenuhi yang menimbulkan ketegangan. Pada tingkat tertentu ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu perilaku tertentu guna memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut. Motivasi tersebut yang akan mempengaruhi pencarian konsumen terhadap produk yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya.

Masyarakat dewasa ini semakin kritis dan cerdas dalam memutuskan barang atau jasa yang akan mereka konsumsi. Para pelaku bisnis harus semakin berdaya pikir kreatif dan terbuka dalam menganalisis peluang dan ancaman bisnisnya sehingga tercapai keunggulan kompetitif guna mempertahankan keberlangsungan usahanya. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa melihat dan mengantisipasi perubahan. Perusahaan menyiapkan produk sebagai senjata untuk tetap unggul dalam kompetisi di masa mendatang (Chandra, 2008).

Menarik konsumen lebih banyak bukan perkara mudah, karena perusahaan harus melakukan upaya pemasaran yang terpadu dengan memanfaatkan seluruh sumber dayanya secara optimal. Suatu perusahaan harus menentukan dengan baik segementation, positioning, dan targeting dari produk yang dimilikinya. Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar dalam kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku. Selain itu, positioning produk juga harus terdefinisi secara jelas, karena produk harus menempati posisi tepat dan benar-benar diinginkan konsumen. Selain itu, targeting dari produk juga


(14)

penting diperhatikan yang merupakan suatu proses mengevaluasi daya tarik tiap segmen dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki (Kotler, 2007).

Langkah-langkah tersebut harus dilakukan tidak terkecuali oleh produsen yang terjun dalam industri salah satu produk kebutuhan wanita, yaitu pembalut. Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan wanita di saat menstruasi untuk menyerap darah dari vagina. Setiap wanita di dunia memiliki fase alami dalam hidupnya yang biasa disebut “menstruasi” atau “haid” yang ditandai dengan keluarnya bercak berupa darah dari mulut vagina. Menstruasi adalah pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi merupakan proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi karena luruhnya lapisan dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi1. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur2.

Industri pembalut wanita di Indonesia dewasa ini sangat berkembang pesat. Terbukti dari bermunculannya berbagai jenis merek pembalut wanita. Hal ini didukung oleh pertumbuhan jumlah wanita di Indonesia yang besar. Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Peluang tersebut membuat banyak produsen melirik pada industri pembalut wanita yang dirasa memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Kebutuhan wanita karena menstruasi memang tidak akan pernah hilang karena seluruh wanita di belahan dunia manapun akan mengalaminya saat mereka memasuki usia produktif.

Setiap jenis merek produk yang ditawarkan tentunya menawarkan berbagai keunggulannya. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari suatu produk (Sumarwan, 2003). Penggunaan konsumen secara berulang pada merek produk yang sama menunjukkan konsumen memiliki loyalitas terhadap produk tersebut. Merek pembalut yang beredar di Indonesia diantaranya Charm, Laurier, Kotex, Hers protex, Softex, Whisper dan lain-lain. Salah satu merek pembalut wanita

1

http://www.menstruasi.com/fact_about_period/article.php?article_id=9(2 Feb2011)

2


(15)

yang ternama di Indonesia adalah Charm yang diproduksi oleh PT Uni-Charm Indonesia. Menurut Yoshihiro, Presiden Direktur Uni-Charm Indonesia, pangsa pasar pembalut wanita Charm tahun 2010 mencapai 40% di Indonesia dengan total penjualan sebesar Rp.2 triliun3. Peningkatan penjualan yang dialami Charm menjadikannya pemimpin pasar di Indonesia.

Terdapat beberapa merek produk pembalut wanita di pasar Indonesia, namun tidak semua secara signifikan terlihat pertumbuhannya. Dewasa ini merek-merek terbesar dan ternama yang bersaing secara ketat menguasai industri ini, diantaranya Charm, Laurier dan Kotex4. Pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap merek Charm juga terkait dengan seberapa baik penanaman preferensi oleh konsumen pada merek tersebut. Preferensi terhadap merek merupakan salah satu indikasi terbentuknya loyalitas konsumen karena berpengaruh pada kepuasan konsumen saat menggunakan suatu produk.

Banyaknya pembalut wanita di pasaran mengakibatkan munculnya perbedaan preferensi konsumen terhadap setiap jenis merek pembalut wanita tersebut, tidak terkecuali pada pembalut wanita Charm. Ketika menggunakan suatu produk dengan merek tertentu pastinya konsumen melewati proses yang mempengaruhi pengambilan keputusannya sesuai dengan preferensinya terhadap produk. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengenai proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor preferensi konsumen mahasiswi IPB yang merupakan konsumen potensial dari produk pembalut wanita Charm.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik konsumen pembalut wanita Charm?

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian pembalut wanita Charm?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut pembalut wanita Charm?

3

http://bataviase.co.id/node/244799(1 Des 2010)

4

Laurier Menguasai 30% Market Size Pembalut Rp. 1,2 M http://swa.co.id/2010/08/laurier-mengusai-30-market-size-pembalut-rp-12-miliar/(1 Des 2010)


(16)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen pembalut wanita Charm.

2. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut pembalut wanita Charm.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, diantaranya :

1. Perusahaan, sebagai saran dan pertimbangan dalam mengembangkan bisnisnya.

2. Penulis, sebagai sarana dan hasil penerapan ilmu yang didapatkan selama kuliah.

3. Sebagai bahan acuan untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada kajian tentang identifikasi karakteristik konsumen, analisis proses yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk pembalut wanita Charm dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap pembalut wanita Charm. Sampel penelitian yang digunakan dibatasi hanya mahasiswi Strata satu Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menggunakan pembalut wanita Charm.


(17)

2.1. Menstruasi

2.1.1 Definisi Menstruasi

Menstruasi atau biasa disebut haid adalah pendarahan secara periodik dari uterus, yang disertai dengan pelepasan endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio, lapisan itu akan meluruh, sehingga darah keluar melalui serviks dan vagina (Shalihah, 2010). Lamanya pendarahan haid rata-rata antara 3-5 hari dalam siklus menstruasi rata-rata 28 hari (Wijayakusuma, 2005).

Proses terjadinya menstruasi atau haid dimulai ketika sel telur yang telah matang ditangkap oleh jari-jari saluran falopii, yang akan dialirkan ke dalam rahim. Setelah berada di rahim, selaput lendir menjadi tebal dan sangat banyak mengandung pembuluh darah. Apabila sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma, lendir dalam rahim akan dikeluarkan melalui vagina (Shalihah, 2011).

2.1.2 Keluhan Menstruasi 1. Nyeri Haid

Menurut Shalihah (2010), dalam istilah medis, nyeri haid disebut dismenore. Penyebab nyeri haid beragam, seperti penyakit radang panggul, endometriosis, tumor, kelainan letak uterus, selaput dara tidak berlubang, stres, ketidakseimbangan hormonal, dan tidak adanya hubungan organ reproduksi. Berdasarkan jenis nyerinya, nyeri haid dibagi menjadi dua, yaitu dismenore spasmodik dan dismenore kongestif.

Dismenore spasmodik terasa di bagian bawah perut, dan berawal sebelum masa haid atau setelah masa haid dimulai. Ada beberapa wanita yang harus berbaring, mual, muntah bahkan pingsan. Sedangkan dismenore kongesif biasanya akan diketahui berhari-hari sebelum masa haid tiba. Hal-hal yang mungkin dialami adalah pegal, sakit pada payudara, perut kembung, sakit kepala, sakit punggung,


(18)

pegal pada paha, mudah lelah, mudah marah, sulit tidur serta muncul memar pada paha dan lengan atas. Secara umum nyeri haid akan berangsur menghilang bila masa haid sudah berlangsung.

2. PMS (Pre-Menstruation Syndrome)

Menurut Shalihah (2010), PMS adalah gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan hormon progesteron. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS, diantaranya (Sarasvati, 2009):

a. Usia: PMS semakin mengganggu seiring bertambah usia. b. Stres: dapat memperberat gangguan PMS.

c. Diet: terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kadar gula, garam, kopi, teh, cokelat, produk susu, soda, dan makanan olahan. d. Kekurangan zat gizi tertentu: seperti kurang vitamin B, vitamin E,

vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, dan asam lemak linoleat.

e. Kebiasaan merokok dan minum alkohol.

f. Kegiatan fisik: kurang olahraga dan melakukan aktivitas.

g. Melahirkan: terutama setelah melahirkan beberapa anak dan pernah mengalami komplikasi pada kehamilan.

h. Menikah: wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum.

2.2. Pembalut Wanita

2.2.1 Definisi Pembalut Wanita

Menurut CIC dalam (Ilyasa 2004), definisi pembalut wanita adalah suatu produk manufaktur yang digunakan pada saat menstruasi dan digunakan di luar alat kelamin. Bahan dasar yang digunakan secara umum dalam pembuatan pembalut adalah pulp, non woven, water resisting paper, wonder gel, water proof paper, laminated, adhesive tape, dan polythylene film. Namun demikian, bahan dasar yang digunakan di industri pembalut


(19)

       

wanita domestik cukup bervariasi sebab diversifikasi produk pembalut wanita cukup tinggi.

Pembalut wanita adalah pembalut yang terbuat dari kapas dan bentuknya seperti lembaran. Pembalut punya pelekat di bagian bawahnya supaya bisa dipasang dengan mudah dengan menempelkannya pada pakaian dalam. Ketebalannya bervariasi. Beberapa ada yang memiliki sayap untuk melindungi pakaian dalam dari kebocoran dan ada yang bentuknya lebih panjang dari pembalut biasa4.

2.2.2 Sejarah Pembalut Wanita

Benda yang berguna untuk menampung darah menstruasi ini ternyata sudah muncul dalam catatan tertulis sejak abad ke-10. Sepanjang sejarah, wanita menggunakan berbagai macam perlindungan menstruasi. Beberapa contoh di Museum Menstruasi antara lain adalah sejenis bantalan yang dijahit dan celemek menstruasi. Orang Inuit (Eskimo) memakai kulit kelinci, sementara di Uganda yang dipakai adalah papirus. Cara yang cukup umum adalah dengan menggunakan potongan kain tua (Lusia, 2011).

Berbagai macam bahan yang digunakan untuk pembalut wanita seperti rumput kering, wol, kapas, kain bekas, maupun serat sayuran. Caranya dengan dimasukkan ke dalam kantong dan diselipkan di antara kedua kaki. Pada tahun 1867 ditemukan menstrual cup (mangkuk menstruasi). Mangkuk ini diletakan kedalam kantong kain yang dihubungkan dengan belt yang diikat di pinggang. Pada tahun 1876, bahan dari mangkuk menstruasi tersebut diganti bahannya menjadi bahan karet yang memungkinkan dapat menampung darah haid, lalu terus mengalir melalui selang menuju ke kantong penampungan yang digunakan di luar badan. Namun, yang menggunakan menstrual cup hanya orang-orang tertentu saja. Orang miskin masih menggunakan kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai berulang kali, karena mereka tidak sanggup membeli menstrual cup (Aditrock, 2009).

Pembalut wanita sekali pakai awalnya terbuat dari wol, katun, atau sejenisnya, berbentuk persegi dan diberi lapisan penyerap. Lapisan penyerapnya diperpanjang di depan dan belakang agar bisa dikaitkan pada

  4 


(20)

sabuk khusus yang dipakai di bawah pakaian dalam. Desain model ini merepotkan karena sering selip ke depan atau belakang. Kemudian, desainer pembalut mempunyai ide memberikan perekat pada bagian bawah pembalut untuk dilekatkan pada pakaian dalam. Pada pertengahan 1980-an pembalut bersabuk lenyap dari pasaran digantikan pembalut berperekat. Sejalan dengan perkembangan ergonomika, desain pembalut juga ikut berkembang sejak tahun 1980-an sampai sekarang. Di masa lampau pembalut tebalnya bisa mencapai dua sentimeter dan bahan penyerapnya kurang efektif sehingga sering bocor. Untuk mengatasinya, berbagai variasi diterapkan, misalnya menambahkan sayap, mengurangi ketebalan dengan memakai bahan tertentu dan sebagainya. Desain pembalut yang awalnya hanya bentuk persegi dikembangkan menjadi lebih berlekuk-lekuk. Akibatnya, jenis pembalut pun menjadi beragam seiring perkembangan zaman. Meskipun pembalut sekali pakai telah banyak digunakan, pembalut dari kain kembali muncul sekitar tahun 1970-an dan cukup populer pada tahun 1980-an sampai 1990-an. Wanita memilih memakai kain dengan alasan kenyamanan, kesehatan, dampak lingkungan, dan lebih murah karena memungkinkan untuk dicuci dan digunakan berulang (Lusia, 2011).

2.3. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler dan Armstrong, 2001). Sedangkan menurut Stanton dalam Umar (2005), Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar serta tujuan perusahaan (Saladin, 2003).


(21)

2.4. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2008). W.J.Stanton dalam Alma (2007), mengemukakan bahwa produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya warna, nama baik pabrik, serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.

2.4.1 Hierarki Produk

Pemasar perlu memahami lima tingkatan produk dalam merencanakan penawaran atau produk (Tjiptono, 2008) yaitu:

1. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. 2. Produk generik, yaitu dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang

paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

3. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

4. Produk pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahkan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

Menurut Kotler, et al (1996), Hierarki produk terdiri dari tujuh tingkatan:

1. Need Family, yaitu kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family.

2. Product Family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai.

3. Kelas Produk (product class), yaitu sekumpulan produk di dalam product family yang dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu.


(22)

4. Lini produk (product line), yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat.

5. Tipe Produk (product type), yaitu item dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk produk.

6. Merek (brand), yaitu nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter item tersebut.

7. Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya. Biasanya disebut stockkeeping unit atau varian produk.

2.4.2 Klasifikasi Produk

Berdasarkan wujudnya, produk diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama (Tjiptono, 2008) yaitu:

1. Barang, merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahan, terdapat dua macam barang, yaitu :

a. Barang tidak tahan lama, adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.

b. Barang tahan lama, adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyaknya pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih).

2. Jasa, merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

2.4.3 Atribut Produk

Seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau atribut dari produk tersebut. Atribut suatu produk dibedakan ke dalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, dan atribut mana


(23)

yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya (Sumarwan, 2003).

Menurut Tjiptono (2008), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan, pelayanan, dan sebagainya.

2.5. Merek

Merek diyakini sebagai identitas dari produk atau perusahaan. Produk yang dibeli konsumen tergantung dari pengalaman dan kebiasaannya terhadap merek tersebut. Pengalaman yang positif terhadap merek memungkinkan konsumen menggunakan merek tersebut di kemudian hari, sedangkan pengalaman yang negatif terhadap merek memberi kemungkinan yang kecil konsumen akan mengulanginya kembali (Chandra, 2008).

Merek didefinisikan sebagai suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk atau jasa tertentu (Kotler dan Armstrong, 2007).

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono, 2008).

2.6. Perilaku Konsumen

Menurut Sumarwan (2003), Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan pada saat membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Mempengaruhi perilaku konsumen adalah mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk tertentu dan merek tertentu yang ditawarkan oleh pemasar. Proses mempengaruhi konsumen biasanya dilakukan melalui strategi pemasaran yang tepat.


(24)

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari pengertian tersebut: (1) proses pengambilan keputusan, dan (2) kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan menggunakan barang dan jasa ekonomis (Darmmesta dan Handoko, 2008).

Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Peter dan Olson, 1999).

Menurut Assael dalam Suryani (2008), Perilaku konsumen dapat dijelaskan melalui model stimulus-organism-response. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Umpan balik terhadap evaluasi pasca pembelian

Komunikasi

Umpan balik terhadap perkembangan lingkungan pada strategi pemasaran

Gambar 1. Model Sederhana Perilaku Konsumen (Suryani, 2008)

Faktor Individual

Pengaruh Lingkungan

Respon Konsumen Pengambilan

Keputusan

2.7. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam (Sumarwan, 2003), keputusan didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus


(25)

memilki pilihan alternatif. Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, seperti pembelian obat sesuai resep dokter, maka bukan situasi konsumen melakukan keputusan.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008) Pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Berdasarkan Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa komponen inti dari model tersebut adalah consumen decision making yang merupakan proses menerima, mengevaluasi informasi merek produk tertentu.

Lingkungan Eksternal

Lingkungan sosial budaya: 1. Keluarga

2. Sumber informasi 3. Sumber non komersial 4. Kelas sosial

5. Budaya dan sub budaya Usaha pemasaran perusahaan:

1. Produk 2. Promosi 3. Harga 4. Distribusi Input

Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses

Perilaku Pasca Pengambilan Keputusan

Pengalaman

Evaluasi Pasca Pembelian Pembelian

1. Percobaan 2. Pembelian Ulang

Faktor Psikologis 1. motivasi 2. kepribadian 3. pembelajaran 4. persepsi 5. sikap Pengenalan Kebutuhan

Pencarian informasi sebelum membeli Evaluasi Alternatif

Output

Gambar 2. Model Pengambilan Keputusan (Suryani, 2008)

Diasumsikan bahwa konsumen memiliki sasaran (konsekuensi yang diinginkan atau nilai dalam rantai arti-akhir) yang ingin dicapai atau dipuaskan dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai suatu


(26)

pemecahan masalah,. Pengambilan keputusan sebagai pemecahan masalah konsumen adalah suatu aliran tindakan timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku (Peter dan Olson, 1999).

Menurut Kotler (2001), Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Gambar 3).

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap di mana pembeli mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan aktual dan yang diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh stimulan internal maupun eksternal.

2. Pencarian Informasi

Tahap di mana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin mencari informasi secara aktif.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.

4. Keputusan Pembelian

Tahap di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Ada dua faktor di antara kecenderungan membeli dengan keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang tak terduga.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tahap di mana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

   

Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian 


(27)

2.8. Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen merupakan pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk yang dikonsumsi (Kotler, 2001). Sedangkan menurut Nicholson dalam Miftah (2010), Konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B. Hubungan preferensi konsumen biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar (properti), yaitu:

1. Kelengkapan (Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang harus selalu harus bisa menspesifikan apakah:

a. A lebih disukai daripada B b. B lebih disukai daripada A c. A dan B sama-sama disukai 2. Transitivitas (Transitivity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan. Properti diatas mengasumsikan bahwa konsumen selalu dapat membuat peringkat atas semua situasi dan kondisi mulai dari hal yang paling disukai hingga hal yang paling tidak disukai.

3. Kesinambungan(Continuity)

Jika seseorang menyukai A, maka akan terus menyukai A.

2.9. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan, dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu. Pengujian dengan analisis faktor bisa menggunakan data yang berasal dari data primer ataupun data sekunder. Analisis faktor yang berasal dari data primer melalui suatu kuesioner akan mengkuantitatifkan data dengan skala likert dan menggunakan rata-rata pembobotan tersebut sebagai data statistik yang akan diolah. Analisis faktor dengan data sekunder bisa menggunakan data yang diperoleh dari dokumentasi.


(28)

Namun dimensi data yang digunakan harus disesuaikan dengan definisi suatu variabel atau fenomena yang akan diukur (Nugroho, 2005).

Analisis faktor berawal dengan membangun sebuah himpunan variabel baru berdasarkan hubungan dalam matriks korelasi. Pendekatan yang paling sering digunakan adalah analisis komponen utama. Metode ini melakukan transformasi sebuah himpunan variabel menjadi sebuah himpunan variabel gabungan baru atau komponen utama yang tidak saling berkorelasi (Cooper dan Schinder, 2006).

2.10. Penelitian Terdahulu

Penelitian Fitriyana (2009) tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap Objek Wisata Pemancingan “Fishing Valley” Bogor. Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui karakteristik konsumen yang mengunjungi objek wisata pemancingan Fishing Valley, 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumrn yang berkunjung ke objek wisata pemancingan Fishing Valley, 3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk berkunjung ke objek wisata pemancingan Fishing Valley. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Faktor dan Analisis Deskriptif. Hasil dari analisis faktor terbentuk lima faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor keandalan (reliability) sebesar 0,514, faktor kesigapan (responsiveness) sebesar 0,649, faktor keyakinan atau jaminan (assurance) sebesar 0,414, faktor berwujud (tangible) sebesar 0,655 dan faktor perhatian (empathy) sebesar 0,125.

Penelitian Rahayu (2006) tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Terhadap Wana Wisata Curug Nangka (WWCN), KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui karaktersitik konsumen yang mengunjungi WWCN, 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian terhadap jasa wisata WWCN, 3) Menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut WWCN dan merumuskan upaya-upaya apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola WWCN dalam meningkatkan pelayanan dan pengembangan objek wisata yang dimilikinya. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Faktor, dan Regresi Logistik Ordinal. Hasil dari Analisis Faktor terbentuk lima faktor preferensi konsumen terhadap WWCN, yaitu fasilitas alam, pengelolaan


(29)

dan pelayanan, aksessabilitas, motivasi wisata, daya tarik wisata. Untuk variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dengan model Regresi Logistik Ordinal terdiri dari faktor aksessabilitas, faktor motivasi wisata, dan asal kedatangan.

Penelitian Miftah (2010) dalam penelitiannya tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap restoran Gurih 7, Bogor. Penelitian ini memiliki tujuan 1) Mengetahui karakteristik konsumen Restoran Gurih 7, 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen Restoran Gurih 7, 3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen Restoran Gurih 7. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Faktor. Berdasarkan analisis faktor, hasilnya menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi adalah faktor reability sebesar 0,698, faktor responsiveness sebesar 0,611, faktor assurance 0,742, faktor tangible 0,697 dan yang terakhir adalah empathy sebesar 0,567.

Penelitian mengenai “Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita Charm (Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor)“ ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yang telah disajikan sebelumnya. Perbedaan tersebut terdapat pada objek penelitiannya. Pada penelitian sebelumnya objek penelitian berupa jasa, sedangkan pada penelitian ini objek yang penelitian berupa barang dan responden merupakan mahasiswi aktif S1 Institut Pertanian Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor.


(30)

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Perbedaan gender menimbulkan perbedaan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kaum wanita memiliki fase khusus dalam hidupnya yang biasa disebut dengan menstruasi, yaitu perdarahan yang terjadi secara rutin setiap bulan selama masa suburnya. Saat wanita mengalami fase tersebut, dibutuhkan sesuatu yang dapat menampung atau mengatasi pendarahan tersebut agar tidak menghambat dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa disebut dengan pembalut.

Adanya perhatian pada pemenuhan kebutuhan tersebut membuka peluang persaingan bisnis di antara para produsen pembalut wanita yang menawarkan keunggulannya masing-masing untuk menarik perhatian konsumen. Uni-Charm Indonesia sebagai perusahaan pembalut wanita ternama di Indonesia tidak luput dari ancaman persaingan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan Uni-Charm Indonesia mengetahui bagaimana keinginan dan harapan aktual konsumen sebagai acuan pengembangan produk yang dimilikinya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik, menganalisis tahapan proses keputusan pembelian, menganalisis faktor-faktor yang dinilai penting dalam mempengaruhi preferensi konsumen mahasiswi Strata 1 IPB terhadap produk pembalut wanita Charm. Untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen digunakan analisis deskriptif sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut digunakan analisis faktor.

Informasi yang diperoleh mengenai karakteristik, proses keputusan pembelian, serta faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk pembalut wanita Charm dibutuhkan untuk menentukan strategi pengembangan dan pemasaran produk yang lebih baik lagi, agar Charm dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam persaingan bisnis pembalut wanita di Indonesia Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 4.


(31)

Produk Kebutuhan Wanita yang Ditawarkan “Charm” Menstruasi

Persaingan Industri Pembalut

Pengetahuan Terhadap Kebutuhan Konsumen pada Pembalut Charm

Karakteristik Konsumen

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen

Uji Deskriptif Uji Faktor

Perbaikan dan Pengembangan Produk Pembalut Charm

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita Charm ini dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor di kampus Dramaga yang meliputi sembilan fakultas. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja karena mahasiswi IPB merupakan salah satu konsumen potensial untuk pemasaran produk pembalut wanita, mengingat mayoritas mahasiswi Institut Pertanian Bogor telah memasuki masa menstruasi (akhir baligh). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2011.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber utama. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari sumber utama dan lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.


(32)

n N eN

Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung di lapangan (observasi), wawancara dan pemberian kuesioner kepada konsumen. Data pada kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang menghasilkan data berskala ordinal. Oleh karena itu, data tersebut harus diubah menjadi data berskala interval untuk dapat digunakan pada uji analisis selanjutnya dalam penelitian ini. Data sekunder didapatkan melalui pencarian, pengumpulan, dan penelaahan buku-buku, majalah, jurnal, internet dan dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian. Kuesioner penelitian selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.

3.4. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan cara quota sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan syarat dan pertimbangan yang telah ditetapkan sebelumnya, diantaranya sudah akhir baligh dan sedang atau pernah membeli serta menggunakan produk pembalut wanita Charm dan sampel diambil berdasarkan batasan jumlah tertentu dari subgrup yang sudah ditentukan pada suatu populasi karena diasumsikan responden tersebut mampu menjawab pertanyaan pada kuesioner. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Strata satu Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari sembilan fakultas.

Berdasarkan hasil rekapitulasi oleh Direktorat Administrasi Pendidikan Institut Pertanian Bogor pada Desember 2010 diketahui jumlah Mahasiswa IPB Program Sarjana aktif pada tahun akademik 2010/2011 berjumlah 14832 yang terdiri dari 6190 laki-laki dan 8642 perempuan. Penentuan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan didasarkan pada rumus Slovin (Umar, 2003) :

………..……….. 1

Keterangan :

N : Ukuran populasi mahasiswi IPB n : Ukuran sampel

e : taraf nyata

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah mahasiswi aktif Strata 1 Institut Pertanian Bogor tahun akademik 2010/2011 sebesar 8642 mahasiswi.


(33)

=

, = 98,86 100

Berdasarkan perhitungan Slovin didapatkan jumlah sampel sebesar 100 responden. Hasil perhitungan penentuan sampel secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Aktif S1 Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2010/2011 dan Sampel

NO FAKULTAS

JUMLAH MAHASISWA Persentase Perempuan

%

Sampel Laki-Laki Perempuan

1 Pertanian 802 1129 13,06 13

2 Kedokteran Hewan 315 432 5 5

3

Perikanan dan Ilmu

Kelautan 769 826 9,56 10

4 Peternakan 378 567 6,56 7

5 Kehutanan 842 879 10,17 10

6 Teknologi Pertanian 913 855 9,89 10

7 Matematika dan IPA 1311 1653 19,13 19

8

Ekonomi dan

Manajemen 597 1327 15,36 15

9 Ekologi Manusia 263 974 11,27 11

TOTAL 6190 8642 100 100

Sumber : Direktorat Administrasi Pendidikan-IPB, 2010

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukuran seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan teknik koefisien alpha dari Cronbach. Teknik ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentang nilai antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100, atau dalam bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya.


(34)

r k‐k ‐ ∑ σ bσ ……….……….………… 2

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

Σσb2 = jumlah varian butir

σt2 = varian total

3.5.2 Uji Validitas

Menurut Suliyanto (2005), Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengertian valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kemampuan alat tersebut untuk mengukur objek dengan cermat dan tepat.

Menurut Umar (2003), uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu kuesioner dianggap valid jika memiliki butir-butir pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment yaitu :

… … … … . . keterangan:

N = jumlah responden

X = skor masing-masing pertanyaan Y = skor total pertanyaan

3.5.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif menggunakan satu variabel atau lebih tetapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan (Hasan, 2004).


(35)

Analisis Deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm melalui perhitungan persentase jumlah responden yang disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana.

3.5.4 Analisis Faktor

Analisis faktor dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen pembalut wanita Charm. Menurut Suliyanto (2005), Analisis faktor adalah suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan (interdependence) dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti, yang berarti dapat juga menggambarkan tentang struktur data dari penelitian. Pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki kemiripan untuk dijadikan satu faktor, sehingga dimungkinkan dari beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen variabel dapat diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit.

Analisis faktor digunakan untuk (Suliyanto, 2005) :

1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel

2. Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli yang berkorelasi

3. Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak untuk dianalisis dengan analisis multivariat lainnya.

Menurut Suliyanto (2005), Model analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Principal Component Analysis, merupakan model yang bertujuan untuk melakukan prediksi terhadap sejumlah faktor yang akan dihasilkan.

F = ℓX, dimana: F : faktor principal components (unobservable) X : variabel yang diteliti (observable)


(36)

2. Common Factors, merupakan model yang bertujuan untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi).

X = ℓF +ε , dimana: F : Common Factors (unobservable)

X: Variabel yang diteliti(observable) diantaranya: kenyamanan, bahan dan tekstur, bentuk dan ukuran, higienis, harga, iklan/promosi, pendapatan, daya serap, kemudahan memperoleh, pengaruh keluarga/teman, merek terkenal, kemasan menarik, anti kerut dan variasi jenis.

ℓ : bobot dari kombinasi linear (loading)


(37)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan Filosofi Uni-Charm Corporation

Produk pembalut wanita Charm yang dibahas dalam penelitian ini merupakan produk yang diproduksi oleh perusahaan Uni-Charm Group. Uni-Charm Group adalah salah satu perusahaan Jepang yang telah berhasil melakukan ekspansi bisnisnya di beberapa negara di dunia, salah satunya di Indonesia. Operasi bisnis perusahaan Uni-Charm Group bergerak pada bisnis baby and child care products, feminine care products, health care products, cosmetic products, household products, pet care products, industrial materials and food-packaging materials, etc.

Perusahaan Uni-Charm berlokasi di Sumimoto Fudosan Mita Twin Bldg. West Wing, 3-5-27, Mita, Minato-ku, Tokyo, Japan. Unicharm Corporation didirikan pada tahun 1961 dengan modal 3 juta yen dan 24 karyawan di area provinsi Kawanoe. Sekarang karyawannya sudah mencapai 6.000 orang lebih dan bidang kegiatannya tidak terbatas di Jepang, tapi menyebar ke seluruh dunia seperti Eropa dan Timur Tengah dengan Asia sebagai pusatnya. Perusahaan ini memulai ekspansi ke luar negeri pertama kali dengan mendirikan perusahaan di Taiwan tahun 1984. Lalu sepanjang tahun 1990-an, banyak masuk di Asia. Di tahun 2005, mendirikan perusahaan patungan di Saudi Arabia, lalu membeli produsen diaper di Australia tahun 2008. Sekarang, dengan 21 perusahaan di luar negeri, Uni-Charm Group menyediakan produk popok dan pembalut wanita ke lebih dari 80 negara di Asia Timur, Asia Tenggara, Oseania, negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara.

Bermodalkan kemampuan pengembangan produk dan marketing yang dimiliki, Uni-Charm Corporation sedang mempercepat ekspansi luar negeri yang menyesuaikan dengan gaya hidup dan kebiasaan pemakaian produk yang berbeda-beda di tiap negara. Di dalam transisi seperti ini, Uni Charm memiliki semangat dan budaya perusahaan yang disebut dengan "3 DNA" yang diwariskan sejak awal berdirinya perusahaan. Tiga DNA merupakan


(38)

nilai-nilai perusahaan yang menopang tulang punggung kegiatan Uni Charm, dan nilai-nilai bersama yang dimiliki mulai dari top manajemen sampai setiap karyawan, diantaranya terus menerus menjadi nomor 1, teori perubahan nilai, dan teori kesalahan pada diri sendiri. Semangat ini yang selalu dijaga dan dibangun secara berkesinambungan oleh Uni-Charm Group untuk mempertahankan dan memajukan bisnisnya di masa mendatang.

4.1.2 Visi dan Misi PT Uni-Charm Indonesia

PT Uni-Charm Indonesia memiliki visi, yaitu “berusaha memajukan manajemen perusahaan yang benar yang menyatukan pencapaian tanggung jawab sosial dan kebahagiaan karyawan, serta perkembangan pertumbuhan perusahaan". Sedangkan misi dari PT Uni-Charm Indonesia, antara lain: 1. Selalu menciptakan produk dan pelayanan terbaik, serta dengan

memperluas pasaran internasional, memberikan sumbangan bagi perwujudan kehidupan manusia yang berkelimpahan.

2. Mengusahakan dengan sungguh pengelolaan perusahaan yang benar, yaitu yang menyatukan kemajuan dan perkembangan bisnis, kebahagiaan karyawan dan pemenuhan tanggung jawab kemasyarakatan.

3. Mengutamakan semangat kemandirian, meninggikan panji-panji semangat dengan berdasarkan kejujuran dan keharmonisan untuk membuahkan hasil kerjasama seluruh karyawan.

4.1.3 Produk PT Uni-Charm Indonesia

Perusahaan Uni-Charm Indonesia baru berdiri pada tahun 1997, dimulai dari bisnis feminine care, lalu sekarang memiliki 3 lingkup bisnis yaitu feminine care, baby care dan health care. Mamy Poko sebagai brand premium popok bayi telah dihadirkan dengan dua tipe yaitu tipe perekat dan tipe celana. Pembalut wanita Charm sebagai global brand dari feminine care, juga memiliki dua tipe, yaitu Charm Body Fit Day (Extra maxi, Extra maxi wing pelindung samping, Active slim, Ultra slim wing, dan Extra reguler)dan Charm Body Fit Night (28 cm, pelindung samping 28 cm, wing pelindung samping 35cm, wing pelindung samping 41cm, super comfort night ultra slim 28cm). Sedangkan untuk produk health care, Uni-Charm


(39)

memiliki global brand yaitu Lifree sebagai produk penanganan inkontinensia untuk dewasa. Tipenya berbentuk celana yang menjadi produk yang membantu lansia untuk mandiri, pad penampung urine membantu mengurangi biaya harian dan meringankan beban tenaga penggantian popok. Produk ini diperuntukkan bagi konsumen lansia yang masih aktif berjalan dan beraktifitas sendiri.

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Pada tahap awal penelitian ini, kuesioner yang telah disebarkan kepada responden diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuesioner dianggap valid jika memiliki butir-butir pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Sedangkan uji reliabilitas adalah mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya ketika hasil pengukuran dilakukan berulang dan menghasilkan hasil yang relatif sama. Pengujian kuesioner dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden yang terdiri dari mahasiswi Strata satu Institut Pertanian Bogor yang merupakan konsumen dari produk pembalut wanita Charm.

Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi (r) antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total, dengan menggunakan metode Product Moment Pearson yang diolah menggunakan software SPSS versi 15.00 for windows dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95persen yaitu α sebesar 0,05 (r-tabel=0,361). Hasil yang diperoleh dari uji validitas terhadap 14 atribut menyatakan seluruh atribut dalam penelitian ini valid. Hal ini dikarenakan seluruh atribut memiliki r-hitung>r-tabel yaitu antara 0,366-0,821 yang berarti tidak ada r-hitung yang di bawah r-tabel, seluruh atribut dalam kuesioner dinyatakan valid.

Selanjutnya setelah melakukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap setiap atribut dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha dengan software SPSS versi 15.00 for windows. Hasil dari uji reliabilitas dalam penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha (Tabel 2) lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,838 sehingga


(40)

seluruh atribut dalam kuesioner dapat dinyatakan reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Tabel 2. Nilai Cronbach’s Alpha

,838 ,853 14

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

4.3. Karakteristik Umum Konsumen Pembalut Wanita Charm

Kuesioner penelitian ini dikumpulkan dari 100 responden yang merupakan mahasiswi Strata satu Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan pengumpulan tersebut, diperoleh hasil karakteristik umum konsumen pembalut wanita Charm yang telah dibedakan berdasarkan usia, status pernikahan, daerah asal, tingkat semester perkuliahan, pendapatan, dan sumber pendapatan.

4.3.1 Usia

Kelompok usia konsumen pembalut Charm didominasi oleh konsumen yang berusia antara 21-25 tahun sebanyak 54 persen. Sedangkan sisanya adalah konsumen yang berusia 17-20 tahun dengan persentase sebanyak 46 persen dan tidak terdapat konsumen yang berusia 26-30 tahun. Rentang usia 17-25 tahun memang paling banyak mendominasi usia konsumen dalam penelitian ini karena mengingat responden masih berstatus sebagai mahasiswa Strata satu, maka mereka cenderung berada pada rentang usia tersebut. Hasil secara rinci dapat dilihat pada Gambar 5.

17‐20 tahun 46% 21‐25 tahun

54%

Gambar 5. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Usia


(41)

4.3.2 Status Pernikahan

Karakteristik konsumen selanjutnya didasarkan pada status pernikahannya, yang menunjukkan konsumen sudah menikah atau belum menikah. Berdasarkan hasil yang diperoleh, seluruh konsumen dalam penelitian ini memiliki status belum menikah sebanyak 100persen. Hal ini dikarenakan konsumen masih berstatus sebagai mahasiswa dan mayoritas dari mahasiswa biasanya belum menikah.

4.3.3 Asal Daerah Konsumen Pembalut Charm

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor terdiri dari mahasiswa yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu karakteristik selanjutnya didasarkan pada daerah asal konsumen. Berdasarkan hasil pada Gambar 6, konsumen dalam penelitian ini mayoritas berasal dari daerah-daerah yang berada di wilayah Pulau Jawa dengan persentase sebanyak 83persen, terdiri dari daerah-daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan sebanyak 16 persen adalah konsumen yang berasal dari wilayah Pulau sumatera, terdiri dari daerah-daerah di Sumatera Utara dan Sumatera Barat dan hanya 1 persen konsumen yang berasal dari daerah di Pulau Kalimantan, yaitu daerah di Kalimantan Timur.

Pulau Jawa 83% Pulau 

Sumatera 16%

Pulau  Kalimantan

1%

Gambar 6. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Asal Daerah

4.3.4 Semester Konsumen Pembalut Wanita Charm

Karakteristik konsumen juga dibedakan berdasarkan semester di tingkat perkuliahan. Karena penelitian ini dilakukan pada masa perkuliahan semester genap maka konsumen hanya merupakan mahasiswi yang berada di semester genap. Hasil dari penelitian dapat dilihat pada Gambar 7, bahwa jumlah konsumen yang merupakan mahasiswi pada tingkat perkuliahan


(42)

semester empat sebanyak 11 persen, konsumen pada tingkat semester enam sebanyak 42 persen, konsumen tingkat perkuliahan semester delapan 41 persen dan konsumen di tingkat perkuliahan semester 10 sebanyak 6 persen.

4 11%

6 42% 8

41%

10 6%

Gambar 7. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Semester Perkuliahan

4.3.5 Rata-rata Pendapatan per Bulan Konsumen Pembalut Wanita Charm

Konsumen pembalut Charm juga dibedakan berdasarkan rata-rata pendapatan yang mereka miliki sebagai mahasiswa selama kuliah di Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan Gambar 8, didapatkan hasil bahwa konsumen yang memiliki rata-rata pendapatan kurang dari Rp. 500.000 sebanyak 12persen, antara Rp. 500.000 - Rp. 1.500.000 sebanyak 81 persen, antara Rp. 1.500.000 - Rp. 2.500.000 sebanyak 7 persen dan tidak ada konsumen yang memiliki rata-rata pendapatan antara Rp. 2.500.000 - Rp. 3.500.000, Rp.3.500.000-Rp.4.500.000 dan lebih dari Rp. 4.500.000. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen pembalut Charm yang merupakan mahasiswi Institut Pertanian Bogor memiliki rata-rata pendapatan per bulan sebesar Rp. 500.000 - Rp.1.500.000.

Rp. <500.000 12%

Rp. 500.000‐ 1.500.000

81%

Rp.  1.500.000‐

2.500.000 7%

Gambar 8. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Rata-rata Pendapatan


(43)

4.3.6 Sumber Pendapatan per Bulan

Karakteristik lain konsumen pada penelitian ini dibedakan berdasarkan sumber pendapatan per bulan konsumen. Pada Gambar 9, dapat dilihat sumber pendapatan konsumen pembalut Charm secara rinci. Mayoritas sumber pendapatan konsumen berasal dari orangtua sebanyak 68persen, ini dapat dikarenakan responden yang berstatus sebagai mahasiswa yang biaya hidupnya sebagian besar masih dalam tanggungan orang tua. Sebanyak 14 persen konsumen mendapatkan pendapatan dari orang tua dan beasiswa.

Selanjutnya sebanyak 6 persen konsumen memiliki sumber pendapatan dari orang tua, beasiswa dan pendapatan sendiri, sebanyak 4 persen konsumen memiliki sumber pendapatan dari orang tua dan pendapatan sendiri, sebanyak 3 persen konsumen memiliki sumber pendapatan dari orang tua dan sumber lainnya, konsumen dengan sumber pendapatan dari beasiswa dan sumber lainnya (kakak) masing-masing sebanyak 2 persen, dan hanya 1 persen konsumen yang memiliki sumber pendapatan yang berasal dari beasiswa dan pendapatannya sendiri.

Orang tua 68% Beasiswa/ban

tuan lain 2% Orang 

tua, beasiswa 14%

Orang  tua, sendiri

4% Orangtua, lain

nya 3%

Orangtua,bea siswa, dan 

sendiri 6%

Beasiswa, sen diri 1% Lainnya2%

Gambar 9. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Sumber Pendapatan

4.4. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Charm

Keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahapan proses, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tahapan tersebut akan dilalui oleh konsumen dalam proses keputusan pembelian produk pembalut wanita Charm.


(44)

4.4.1 Pengenalan Kebutuhan

Tahap awal dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen diawali dengan tahap pengenalan kebutuhan di mana konsumen mengenali sebuah kebutuhan atau masalah yang harus dipenuhi oleh suatu produk tertentu. Mengetahui kebutuhan konsumen terhadap pembalut wanita Charm dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai motivasi/alasan konsumen menggunakan Charm, manfaat yang konsumen cari dari pembalut wanita Charm, dan tingkat keterlibatan konsumen terhadap pembalut wanita Charm.

Data yang disajikan dalam Gambar 10 menunjukkan bahwa motivasi atau alasan utama yang mendasari konsumen menggunakan pembalut wanita Charm adalah bahan dan tekstur yang lembut sebanyak 46 persen. Hal ini harus menjadi fokus perhatian bagi PT Uni-Charm Indonesia untuk meningkatkan kualitas terutama pada bahan dan tekstur dari pembalut wanita Charm sehingga loyalitas konsumen akan tetap terjaga serta dapat menarik konsumen baru untuk membeli dan menggunakan pembalut wanita Charm. Motivasi selanjutnya adalah kemudahan memperoleh sebanyak 17 persen. Akses yang mudah terhadap produk merupakan alasan yang cukup penting mempengaruhi alasan konsumen untuk menggunakan pembalut Charm. Pemasar perlu memperhatikan ketersediaan produknya di pasar sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan pembalut Charm pada saat dibutuhkan.

Alasan lain yang juga berpengaruh adalah harga terjangkau dan ingin mencoba yang memiliki persentase yang sama sebanyak 9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor harga masih merupakan pertimbangan bagi konsumen untuk membeli pembalut Charm. Ketertarikan untuk mencoba juga menjadi alasan konsumen untuk membeli pembalut Charm. Alasan merek terkenal dan iklan yang menarik juga memberi pengaruh konsumen dalam pembelian pembalut Charm sebanyak 3 persen. Alasan pengaruh teman atau kerabat hanya memiliki persentase sebanyak 2 persen dan alasan lainnya (nyaman, daya serap, tipis, ukuran sesuai dan hanya tersedia


(45)

pembalut Charm) yang juga mempengaruhi pembelian konsumen terhadap pembalut Charm sebanyak 11 persen.

Bahan dan  tekstur lembut

46%

Harga  terjangkau

9% Ingin mencoba

9% Merek 

terkenal 3% Pengaruh  teman/kerabat

2% Iklan yang 

menarik 3%

Kemudahan memperoleh

17%

Lainnya 11%

Gambar 10. Motivasi Pembelian Pembalut Wanita Charm Oleh Konsumen

Data yang disajikan pada Gambar 11 menunjukkan manfaat utama yang mendasari konsumen untuk melakukan pembelian terhadap pembalut Charm adalah kenyamanan sebanyak 65 persen. Konsumen berharap menstruasi tidak menghalangi mereka dalam beraktifitas sehari-hari sehingga pembalut yang digunakan harus bisa memberikan rasa nyaman bagi pemakainya. Manfaat selanjutnya adalah daya serap yang baik sebanyak 25 persen. Daya serap yang baik akan membuat konsumen percaya diri dan tidak khawatir bocor ketika beraktifitas saat menstruasi. Sedangkan manfaat kebersihan dan manfaat lainnya (lebar, panjang, dan hemat) memiliki persentase masing-masing sebanyak 5persen.

Kenyamanan 65% Daya serap 

baik 25%

Kebersihan 5%

Lainnya 5%

Gambar 11. Manfaat Pembelian Pembalut Wanita Charm Oleh Konsumen

Data pada Gambar 12 menunjukkan tingkat keterlibatan konsumen terhadap pembelian pembalut Charm. Sebanyak 57 persen


(46)

konsumen merasa biasa saja jika tidak menggunakan pembalut Charm saat menstruasi. Konsumen sebanyak 18 persen merasa sangat tidak nyaman jika tidak menggunakan pembalut Charm pada saat menstruasi. Selanjutnya sebanyak 23 persen konsumen merasa khawatir bocor pada saat menstruasi jika tidak menggunakan pembalut wanita, karena kepercayaannya bahwa Charm akan membuat konsumen merasa yakin menstruasi tidak akan mengganggu aktifitasnya dengan kemampuan daya serap yang baik.

Merasa  sangat tidak 

nyaman 18%

Biasa saja 57% Merasa 

khawatir  bocor

23%

Lainnya 2%

Gambar 12. Tingkat Keterlibatan Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm

4.4.2 Pencarian Informasi

Tahap selanjutnya dalam proses keputusan pembelian konsumen adalah tahap pencarian informasi. Setelah konsumen mengetahui kebutuhan yang harus dipenuhi, maka konsumen akan melalui tahap pencarian informasi baik secara internal maupun eksternal untuk pemenuhan kebutuhannya tersebut.

Berdasarkan data yang disajikan pada Gambar 13, media televisi dipilih konsumen sebanyak 72 persen sebagai sumber informasi mengenai pembalut Charm. Hal ini karena media televisi secara umum menjadi sumber informasi yang paling banyak diakses masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kalangan masyarakat bawah hingga masyarakat tingkat atas.

Sumber informasi selanjutnya adalah keluarga sebanyak 18 persen dimana keluarga merupakan lingkungan inti dimana konsumen berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Teman memiliki persentase sebanyak 7 persen sebagai sumber informasi bagi konsumen untuk


(47)

mengetahui tentang pembalut Charm. Sumber informasi penjual memiliki persentase 2 persen, sedangkan majalah atau koran hanya memiliki persentase sebanyak 1 persen sebagai sumber informasi konsumen untuk mengenal pembalut Charm.

Keluarga 18%

Teman 7%

Televisi 72%

Penjual 2%

Majalah /Koran

1%

Gambar 13. Sumber Informasi Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm

Data yang disajikan pada Gambar 14 menunjukkan fokus perhatian konsumen terhadap promosi yang diberikan oleh pembalut Charm. Sebanyak 41 persen konsumen memilih bentuk dan ukuran sebagai fokus perhatian utama ketika adanya promosi dari pembalut Charm. Bentuk dan ukuran yang dimiliki pembalut Charm adalah wing, non wing dan perbedaan panjang pembalut. Selanjutnya bahan dan tekstur menjadi perhatian penting konsumen sebanyak 24 persen.

Harga 18%

Variasi jenis 14%

Bahan dan  tekstur

24% Bentuk dan 

ukuran 41%

Kemasan 2%

Lainnya 1%

Gambar 14. Fokus Perhatian Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm

Harga dipilih konsumen sebanyak 18persen sebagai fokus perhatian terhadap promosi pembalut Charm. Selanjutnya variasi jenis dipilih sebanyak 14 persen konsumen. Jenis pembalut yang disediakan Charm


(48)

adalah pembalut siang dan malam. Sedangkan kemasan dipilih sebanyak 2 persen dan fokus lainnya (daya serap) dipilih sebanyak 1 persen konsumen, sebagai fokus perhatian dalam promosi pembalut Charm.

4.4.3 Evaluasi Alternatif

Tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan pembelian setelah konsumen melakukan pencarian informasi adalah tahap evaluasi alternatif, dimana konsumen melakukan evaluasi terhadap pilihan-pilihan produk yang dirasakan sesuai dengan kebutuhannya.

Gambar 15 menunjukkan pertimbangan-pertimbangan konsumen dalam pembelian pembalut Charm. Bentuk dan ukuran menjadi prioritas yang dipertimbangkan banyak konsumen dalam membeli pembalut Charm, yaitu sebanyak 49 persen. Sedangkan sebanyak 22 persen konsumen mempertimbangkan bahan dan tekstur dalam pembelian pembalut Charm. Pertimbangan terhadap harga dan variasi jenis dipilih sebanyak 14 persen konsumen. Tidak ada konsumen yang mempertimbangkan kemasan dalam membeli pembalut Charm dan pertimbangan lainnya (merek yang biasa digunakan tidak tersedia) hanya dipilih 1 persen konsumen.

Harga 14%

Variasi jenis 14%

Bahan dan  Tekstur

22% Bentuk dan 

Ukuran 49%

Lainnya 1%

Gambar 15. Pertimbangan Utama Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm

Berdasarkan Gambar 16, yang menjadi pilihan utama konsumen paling banyak dalam mengukur mutu terhadap pembalut yang mereka beli adalah bahan dan tekstur sebanyak 52 persen. Hal ini karena bahan dan tekstur pembalut Charm yang lembut di kulit akan menimbulkan rasa nyaman bagi pemakainya. Indikator selanjutnya yang dipilih konsumen adalah bentuk dan ukuran sebanyak 22 persen. Adanya pilihan bentuk wing, non wing dan ragam panjang pembalut yang ditawarkan oleh pembalut


(49)

Charm menjadi indikator bagi konsumen untuk menilai bahwa pembalut Charm bermutu baik.

Variasi jenis menjadi indikator mutu konsumen sebanyak 11 persen. Variasi yang disediakan oleh pembalut wanita Charm adalah pembalut siang dan pembalut malam. Indikator merek dan harga masing-masing memiliki persentase sebanyak 7 persen dan 6 persen. Sedangkan kemasan menarik dan indikator lainnya (daya serap) hanya dipilih sebanyak 1persen sebagai indikator mutu pembalut Charm.

Harga

6% terkenalMerek 7%

Bentuk dan ukuran

22% Kemasan

menarik 1% Bahan dan

tekstur 52%

Variasi jenis 11%

Lainnya 1%

Gambar 16. Indikator Mutu Terhadap Pembalut Wanita Charm

Hasil pada Gambar 17 menunjukkan tingkat prioritas pilihan konsumen terhadap pembalut Charm jika dihadapkan dengan beberapa pilihan produk yang ada di pasaran. Konsumen sebanyak 68 persen menjadikan pembalut Charm sebagai prioritas pilihan dibandingkan dengan produk-produk pembalut lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena kepercayaan yang dirasakan konsumen terhadap produk pembalut Charm. Sedangkan konsumen yang tidak menjadikan pembalut Charm sebagai prioritas pilihan pembalut sebanyak 32 persen. Oleh karena itu pihak pemasar harus bisa meningkatkan loyalitas konsumennya dan menarik konsumen baru untuk memilih pembalut Charm sebagai pilihan produk mereka dengan peningkatan kualitas yang berkesinambungan.

Ya 68% Tidak

32%


(50)

4.4.4 Proses Pembelian

Setelah mengevaluasi berbagai pilihan produk yang ada, maka tahap selanjutnya yang dilakukan konsumen adalah tahap pembelian. Konsumen menetapkan pilihan dari berbagai produk yang dianggap paling dapat memenuhi kebutuhannya yang menjadi alternatif terbaik yang akan dibeli oleh konsumen.

Konsumen memutuskan pembelian terhadap pembalut Charm dilakukan melalui tiga cara (Gambar 18), yaitu tergantung situasi, mendadak dan terencana. Konsumen sebanyak 43 persen memutuskan pembelian tergantung situasi. Hal ini dapat dikarenakan konsumen memiliki alasan untuk membeli pembalut Charm sebagai persediaan, sehingga ketika memasuki masa menstruasi pembalut Charm bisa langsung digunakan tanpa harus mencari dan membeli dahulu. Ketika masa menstruasi sedang berlangsung juga dapat menjadi situasi yang menentukan konsumen untuk melakukan pembelian. Sebanyak 41 persen konsumen melakukan pembelian pembalut Charm secara terencana. Konsumen telah merencanakannya terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. Sedangkan sebanyak 16 persen konsumen melakukan pembelian pembalut wanita Charm secara mendadak. Tidak ada perencanaan terlebih dahulu dan niat membeli dirasakan saat sedang berbelanja.

Tergantung situasi

43%

Mendadak 16% Terencana

41%

Gambar 18. Cara Konsumen Memutuskan Pembelian Terhadap Pembalut Wanita Charm

Berdasarkan hasil pada Gambar 19, menunjukkan tempat pembelian pembalut Charm oleh konsumen. Sebagian besar konsumen sebanyak 92 persen melakukan pembelian pembalut Charm di supermarket atau swalayan. Perkembangan pesat supermarket dan swalayan sampai saat ini mendorong banyak masyarakat berbelanja di supermarket dan swalayan


(1)

KMO and Bartlett's Test

,784

368,391

91

,000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

Approx. Chi-Square

df

Sig.

Bartlett's Test of


(2)

Anti-image Matrices

,576 -,139 -,179 -,122 -,075 -,040 ,010 -,107 ,016 ,013 -,003 ,017 ,022 ,051 -,139 ,676 -,078 -,012 -,002 -,005 -,076 -,093 ,054 ,026 -,013 ,042 -,025 -,103 -,179 -,078 ,625 -,084 ,085 ,042 -,086 ,091 -,085 ,002 -,048 ,069 -,188 ,010 -,122 -,012 -,084 ,601 ,001 -,067 ,004 -,171 -,064 -,112 -,010 ,074 ,078 ,011 -,075 -,002 ,085 ,001 ,742 ,036 -,269 ,061 ,009 ,043 -,119 -,047 -,090 ,039 -,040 -,005 ,042 -,067 ,036 ,621 -,182 ,048 ,028 -,105 -,099 -,155 ,013 -,090 ,010 -,076 -,086 ,004 -,269 -,182 ,613 -,075 ,045 -,094 ,097 ,070 9,71E-007 -,051 -,107 -,093 ,091 -,171 ,061 ,048 -,075 ,469 -,070 -,014 -,066 -,069 -,141 -,103 ,016 ,054 -,085 -,064 ,009 ,028 ,045 -,070 ,785 -,103 ,068 ,049 -,156 -,085 ,013 ,026 ,002 -,112 ,043 -,105 -,094 -,014 -,103 ,657 -,105 -,162 ,010 ,152 -,003 -,013 -,048 -,010 -,119 -,099 ,097 -,066 ,068 -,105 ,591 -,137 -,061 -,136 ,017 ,042 ,069 ,074 -,047 -,155 ,070 -,069 ,049 -,162 -,137 ,613 -,089 -,019 ,022 -,025 -,188 ,078 -,090 ,013 9,71E-007 -,141 -,156 ,010 -,061 -,089 ,589 -,023 ,051 -,103 ,010 ,011 ,039 -,090 -,051 -,103 -,085 ,152 -,136 -,019 -,023 ,735 ,828a -,222 -,299 -,208 -,115 -,067 ,017 -,207 ,024 ,021 -,006 ,029 ,037 ,079 -,222 ,875a -,120 -,019 -,003 -,008 -,118 -,165 ,075 ,039 -,020 ,066 -,040 -,146 -,299 -,120 ,731a -,137 ,125 ,068 -,139 ,167 -,122 ,003 -,079 ,111 -,310 ,015 -,208 -,019 -,137 ,816a ,002 -,110 ,007 -,323 -,093 -,178 -,017 ,122 ,131 ,016

-,115 -,003 ,125 ,002 ,648a ,053 -,398 ,103 ,012 ,062 -,180 -,069 -,136 ,053

-,067 -,008 ,068 -,110 ,053 ,795a -,296 ,090 ,039 -,164 -,163 -,251 ,022 -,133

,017 -,118 -,139 ,007 -,398 -,296 ,714a -,140 ,065 -,148 ,161 ,115 1,62E-006 -,076

-,207 -,165 ,167 -,323 ,103 ,090 -,140 ,810a -,116 -,025 -,126 -,129 -,269 -,176

,024 ,075 -,122 -,093 ,012 ,039 ,065 -,116 ,757a -,144 ,100 ,071 -,229 -,112 ,021 ,039 ,003 -,178 ,062 -,164 -,148 -,025 -,144 ,765a -,168 -,255 ,017 ,219 -,006 -,020 -,079 -,017 -,180 -,163 ,161 -,126 ,100 -,168 ,824a -,228 -,104 -,206 ,029 ,066 ,111 ,122 -,069 -,251 ,115 -,129 ,071 -,255 -,228 ,743a -,147 -,028 ,037 -,040 -,310 ,131 -,136 ,022 1,62E-006 -,269 -,229 ,017 -,104 -,147 ,797a -,035

,079 -,146 ,015 ,016 ,053 -,133 -,076 -,176 -,112 ,219 -,206 -,028 -,035 ,774a

Kenyamanan Bahan dan Tekstur Lembut Bentuk dan Ukuran Sesuai Higienis Harga Iklan/Promosi Pendapatan Daya Serap Baik Kemudahan Memperoleh Pengaruh Keluarga/Teman Merek Terkenal Kemasan Menarik Anti Kerut Variasi Jenis Kenyamanan Bahan dan Tekstur Lembut Bentuk dan Ukuran Sesuai Higienis Harga Iklan/Promosi Pendapatan Daya Serap Baik Kemudahan Memperoleh Pengaruh Keluarga/Teman Merek Terkenal Kemasan Menarik Anti Kerut Variasi Jenis Anti-image Covariance Anti-image Correlation Kenyamanan Bahan dan Tekstur Lembut Bentuk dan Ukuran

Sesuai Higienis Harga Iklan/Promosi Pendapatan Daya Serap Baik Kemudahan Memperoleh Pengaruh Keluarga/ Teman Merek Terkenal Kemasan

Menarik Anti Kerut Variasi Jenis

Measures of Sampling Adequacy(MSA) a.


(3)

Communalities

1,000

,607

1,000

,526

1,000

,533

1,000

,595

1,000

,537

1,000

,568

1,000

,644

1,000

,611

1,000

,482

1,000

,731

1,000

,593

1,000

,681

1,000

,534

1,000

,651

Kenyamanan

Bahan dan Tekstur

Lembut

Bentuk dan Ukuran

Sesuai

Higienis

Harga

Iklan/Promosi

Pendapatan

Daya Serap Baik

Kemudahan Memperoleh

Pengaruh

Keluarga/Teman

Merek Terkenal

Kemasan Menarik

Anti Kerut

Variasi Jenis

Initial

Extraction


(4)

Total Variance Explained

4,230

30,211

30,211

4,230

30,211

30,211

2,739

19,564

19,564

1,740

12,429

42,641

1,740

12,429

42,641

2,236

15,971

35,535

1,232

8,801

51,442

1,232

8,801

51,442

1,762

12,582

48,117

1,092

7,802

59,244

1,092

7,802

59,244

1,558

11,127

59,244

,983

7,024

66,268

,817

5,837

72,105

,712

5,086

77,191

,610

4,354

81,545

,535

3,820

85,365

,521

3,719

89,084

,446

3,186

92,271

,413

2,949

95,220

,382

2,726

97,946

,288

2,054

100,000

Component

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Total

% of Variance Cumulative %

Total

% of Variance Cumulative %

Total

% of Variance Cumulative %

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings


(5)

Component Matrix

a

,625

-,390

,166

-,189

,569

-,342

,226

,186

,505

-,516

-,020

-,103

,610

-,250

-,039

-,398

,383

,204

,570

,155

,553

,477

,141

-,120

,550

,047

,582

-,036

,751

-,115

-,170

,070

,374

-,296

-,501

-,059

,495

,405

-,152

-,547

,616

,400

-,159

,170

,437

,659

-,236

,025

,627

-,104

-,260

,250

,470

,026

-,127

,643

Kenyamanan

Bahan dan Tekstur

Lembut

Bentuk dan Ukuran

Sesuai

Higienis

Harga

Iklan/Promosi

Pendapatan

Daya Serap Baik

Kemudahan Memperoleh

Pengaruh

Keluarga/Teman

Merek Terkenal

Kemasan Menarik

Anti Kerut

Variasi Jenis

1

2

3

4

Component

Extraction Method: Principal Component Analysis.

4 components extracted.


(6)

Rotated Component Matrix

a

,727

,051

,073

,264

,516

-,096

,344

,364

,709

-,089

,144

,046

,716

,275

-,047

,063

,029

,143

,139

,705

,092

,639

,117

,370

,313

,178

,049

,716

,556

,304

,451

,078

,491

,113

,266

-,397

,277

,788

-,181

,007

,094

,580

,477

,143

-,134

,756

,300

,035

,405

,207

,572

-,016

,063

,046

,792

,134

Kenyamanan

Bahan dan Tekstur

Lembut

Bentuk dan Ukuran

Sesuai

Higienis

Harga

Iklan/Promosi

Pendapatan

Daya Serap Baik

Kemudahan Memperoleh

Pengaruh

Keluarga/Teman

Merek Terkenal

Kemasan Menarik

Anti Kerut

Variasi Jenis

1

2

3

4

Component

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Rotation converged in 7 iterations.

a.

Component Transformation Matrix

,662

,498

,458

,324

-,649

,743

,014

,163

-,059

-,248

-,297

,920

-,371

-,372

,838

,146

Component

1

2

3

4

1

2

3

4

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.