Preferensi Konsumen Analisis Faktor

2.8. Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen merupakan pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk yang dikonsumsi Kotler, 2001. Sedangkan menurut Nicholson dalam Miftah 2010, Konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B. Hubungan preferensi konsumen biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar properti, yaitu: 1. Kelengkapan Completeness Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang harus selalu harus bisa menspesifikan apakah: a. A lebih disukai daripada B b. B lebih disukai daripada A c. A dan B sama-sama disukai 2. Transitivitas Transitivity Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan. Properti diatas mengasumsikan bahwa konsumen selalu dapat membuat peringkat atas semua situasi dan kondisi mulai dari hal yang paling disukai hingga hal yang paling tidak disukai. 3. Kesinambungan Continuity Jika seseorang menyukai A, maka akan terus menyukai A.

2.9. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan, dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu. Pengujian dengan analisis faktor bisa menggunakan data yang berasal dari data primer ataupun data sekunder. Analisis faktor yang berasal dari data primer melalui suatu kuesioner akan mengkuantitatifkan data dengan skala likert dan menggunakan rata-rata pembobotan tersebut sebagai data statistik yang akan diolah. Analisis faktor dengan data sekunder bisa menggunakan data yang diperoleh dari dokumentasi. Namun dimensi data yang digunakan harus disesuaikan dengan definisi suatu variabel atau fenomena yang akan diukur Nugroho, 2005. Analisis faktor berawal dengan membangun sebuah himpunan variabel baru berdasarkan hubungan dalam matriks korelasi. Pendekatan yang paling sering digunakan adalah analisis komponen utama. Metode ini melakukan transformasi sebuah himpunan variabel menjadi sebuah himpunan variabel gabungan baru atau komponen utama yang tidak saling berkorelasi Cooper dan Schinder, 2006.

2.10. Penelitian Terdahulu