39
G. Kerangka Pikir
Di zaman modern saat ini, penguasaan bahasa tulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Upaya penguasaan bahasa
tulis ini dimulai sejak siswa memasuki pendidikan dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar memiliki empat keterampilan dasar berbahasa yang
harus diajarkan oleh guru yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Salah satu pembelajaran
keterampilan menulis adalah menulis karangan narasi. Karangan narasi merupakan karangan yang berusaha menceritakan suatu rangkaian kejadian atau
peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Meskipun disadari bahwa penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan
dalam kehidupan modern, pada kenyataannya pembelajaran keterampilan menulis kurang mendapatkan perhatian. Porsi dari pembelajaran menulis pun dirasa
kurang cukup sehingga keterampilan menulis siswa menjadi kurang memadai. Salah satunya dalam menulis karangan narasi. Terlebih lagi, dalam pembelajaran
menulis narasi pemilihan metode pembelajaran cenderung tidak memiliki variasi sehingga terkesan monoton dan membosankan. Biasanya, metode pembelajaran
yang digunakan yaitu guru membacakan cerita kemudian siswa menuliskan kembali isi cerita dengan bahasa mereka sendiri. Terkadang, siswa hanya disuruh
untuk langsung membuat suatu karangan narasi dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya. Hal tersebut, membuat siswa menjadi kurang tertarik
dengan pembelajaran menulis dan menganggap pembelajaran menulis merupakan
40 pembelajaran yang sulit. Melihat kondisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran keterampilan menulis narasi kurang efektif. Salah satu cara agar siswa tertarik dan lebih paham dengan pembelajaran
menulis karangan narasi adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran sendiri dinilai sangat cocok, karena
perkembangan siswa kelas V sekolah dasar berada pada rentang usia 7-11 tahun. Pada rentang usia tersebut, Jean Piaget menggolongkan perkembangan anak
berada di tahap operasional konkret yang karakteristiknya yaitu baru mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret,
memiliki sifat kritis dan realistis, serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Salah satu jenis media yang cocok dan efektif digunakan dalam
pembelajaran menulis narasi adalah media film strip. Kelebihan yang dimiliki media film strip yaitu cocok untuk mengajarkan keterampilan, termasuk di
dalamnya adalah keterampilan menulis narasi. Kelebihan-kelebihan dari media film strip yang lainnya yaitu mempertinggi minat siswa, membantu mengatasi
ketidak aktifan siswa, merangsang diskusi kelas, serta membantu siswa untuk menemukan gagasan untuk mengawali kegiatan mengarang. Film strip merupakan
suatu kesatuan rangkaian gambar yang diproyeksikan dan dapat disertai dengan suara maupun tanpa suara serta dilengkapi dengan narasi yang dapat dibaca
sendiri oleh siswa atau dibacakan oleh guru. Berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki media film strip tersebut,
maka dalam penelitian ini peneliti bermaksud membuktikan keefektifan media film strip dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi. Untuk
41 membuktikan keefektifan media film strip, maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua kelas yang masing-masing diberikan treatment tertentu. Dua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen yang diberikan treatment penggunaan media
film strip dalam pembelajaran menulis karangan narasi dan kelas kontrol yang diberikan treatment berupa penggunaan media non film strip dalam pembelajaran
menulis karangan narasi. Adapun media non film strip yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar. Media gambar sendiri dipilih karena, terdapat
kesamaan antara media film strip dan media gambar. Kesamaan tersebut yaitu sama-sama menggunakan gambar diam. Sebelum kelas eksperimen dan kelas
kontrol diberikan treatment, kedua kelas tersebut diberikan pretest terlebih dahulu untuk mengukur keterampilan awal siswa dalam menulis karangan narasi.
Selanjutnya, kedua kelas diberikan treatment. Langkah selanjutnya, kedua kelas diberikan posttest untuk mengukur keterampilan menulis karangan narasi setelah
diberikan treatment. Secara lebih singkat, skema kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
42
H. Hipotesis Tindakan