Humas sebagai alat komunikasi eksternal

56 Sementara itu, Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF 2002: 89 mengemukakan komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu: 1 komunikasi personal atau pribadi; komunikasi kelompok. Komunikasi personal tatap muka berlangsung secara dialogis sehingga bisa berlangsung kontak pribadi dan disebut juga komunikasi antar pribadi. Komunikasi personal lewat media adalah komunikasi dengan menggunakan alat, misalnya telepon, memorandum, dan masih banyak lagi yang lain.

b. Humas sebagai alat komunikasi eksternal

Adapun sebagai alat komunikasi eksternal adalah humas berhubungan dengan pihak-pihak yang masih ada hubungan dengan pendidikan, secara sederhana humas berinteraksi dengan khalayak pendidikan yaitu, komite sekolah, pemerintah, wali murid, institusi luar, perusahaan, bisa juga LSM, dan juga media dan wartawan yang mengaku peduli terhadap kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu tugas dari pada humas sekolah sebagai alat komunikasi eksternal antara lain: 1 Memfasilitasi kegiatan Komite Sekolah 2 Menjalin komunikasi dengan para orang tua siswa. 3 Menjalin hubungan dengan sekolah-sekolah yang lain. 4 Memperluas hubungan dengan sekolah-sekolah dalam rangka mempererat kerjasama antar sekolah. 5 Menjalin kerjasama dengan instansi lembaga lain yang terkait dengan pendidikan. 57 6 Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan dinas-dinas terkait terutama lembaga struktural Dinas Pendidikan, baik tingkat kota maupun propinsi. 7 Melakukan komunikasi secara berkala dengan lembaga-lembaga media massa, wartawan, dalam skala lokal dan nasional. Media yang dapat digunakan humas sebagai alat bantu komunikasi eksternal antara lain: jurnal eksternal, radio, televisi, literatur edukatif majalah, surat kabar, komunikasi lisan, pameran, seminar dan konferensi, sponsor. Baik ke dalam maupun ke luar, humas memiliki fungsi yang sama; bagaimana membangun hubungan komunikasi dan persepsi positif kepada stakeholders pendidikan dari negatif menjadi positif. Semula dari sikap antipati menjadi simpati, sikap kecurigaan berubah penerimaan, dari masa bodoh bergeser pada minat dan dari sikap lalai menjadi pengertian. Sublianto, 2010: 1.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada penelitian Fajar Widyastuti 2012 dengan judul Peran Humas Dalam Membangun Citra Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Yogyakarta. Dalam penelitian ini disimpulkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan peran humas dalam rangka membangun citra SMK N 4 Yogyakarta meliputi peran sebagai komunikator, peran sebagai pembina hubungan baik dan peran sebagai pembentuk citra. Wujud kegiatan peran sebagai komunikator meliputi rapat formal, presentasi profil sekolah, kerjasama dengan DU DI, penyampaian informasi kepada alumni, pemerintah dan masyarakat