115
Pengendalian Sosial
bertakwa dan beriman, mereka akan mendapat balasan amal ke- baikannya baik di dunia ataupun di akhirat. Contoh, Dalam agama
Islam pada bulan Ramadhan setiap muslim diwajibkan berpuasa. Muslim yang tidak berpuasa akan berdosa dan tidak akan diampuni
dosanya apabila tidak bertaubat.
e. Gosip Gosip adalah obrolan-obrolan tentang orang lain, cerita-cerita
negatif seseorang atau penggunjingan. Gosip biasanya tidak ber- dasarkan data, kenyataan atau fakta. Gosip lebih mengarah pada
kritik sosial terhadap tindakan individu atau masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma. Contoh, Seseorang digosipkan
sebagai kupu-kupu malam karena apabila pulang kerjanya larut malam, padahal ia bekerja di perusahaan mengambil shift malam.
f. Pengucilan Pengucilan atau mengucilkan adalah membuang atau menge-
luarkan dari lingkungan keluarga atau persekutuan. Orang yang terkucilkan adalah orang yang tekah dibuang dari kelompoknya.
Contoh, seorang anak lelaki yang mengalami kelainan seks ingin berubah menjadi wanita waria ditentang oleh keluarganya dan
dikucilkan oleh orangtuanya.
D. Cara-Cara Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial sebagai sebuah proses sosial memerlukan cara- cara untuk mencapai tujuannya yaitu mencapai terwujudnya masyar-
akat yang tertib dan teratur. Bagaimanakah cara suatu kelompok atau masyarakat membuat
para anggotanya untuk berprilaku sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu di antara melalui;
1. Pengendalian sosial melalui sosialisasi
Sosialisasi membentuk kebiasaan, keinginan dan adat istiadat kita. Tata cara dan kebiasaan yang sama di antara anggota masyarakat
akan menjadikan anggota masyarakat memiliki perilaku yang sama. Terhadap kebiasaan yang sudah dilakukan oleh masyarakat akan men-
gundang anggota masyarakat yang lainnya untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan tersebut tanpa mereka sadari bahwa mereka sedang
melaksanakan penyesuian. Melalui sosialisasi seseorang akan mengin- ternalisasikan menghayati norma-norma dan nilai-nilai yang dianggap
penting dalam masyarakatnya. Melalui proses internalisasi ini orang secara otomatis akan berprilaku tanpa berfikir dikendalikan
116
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X
2. Pengendalian sosial melalui tekanan sosial
Setiap individu adalah bagian dari sebuah kelompok sosial, karena dalam setiap individu terdapat kecenderungan untuk berkelompok dan
berusaha untuk menyesuaikan dengan kelompok. Lapire 1954 melihat pengendalian sosial dalam hal ini sebagai suatu proses yang lahir dari
kebutuhan individu akan penerimaan kelompok. Kelompok akan sangat berpengaruh jika para anggota kelompok itu akrab dan berusaha mem-
pertahankan keberadaan kelompok. Tekanan keinginan kelompok adalah suatu proses yang berkesinambungan dan berpengaruh terhadap peru-
bahan diri seseorang. Seseorang tidak menyadari dirinya akan berubah setelah menjadi anggota sebuah kelompok, hal ini terjadi karena setiap
orang cenderung mengeks-presikan pribadinya sesuai dengan kelom- poknya. Kita sering menemukan bahwa anggota baru suatu kelompok
akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kelompok dan bahkan mengiden-tifikasikan diri dengan kelompok dan menyatakan kesetian-
nya terhadap kelompok.
a. Pengendalian Kelompok Informal Primer Kelompok primer adalah kelompok kecil, akrab, dan bersifat informal.
Contohnya Keluarga, Klik, Kelompok bermain dan sebagainya. Pengen- dalian dalam kelompok primer dilaksanakan secara informal, spontan
dan tanpa direncanakan. Para anggota kelompok akan cepat bereaksi apabila ada salah satu anggota kelompoknya yang tersakiti. Bilamana
seorang anggota kelompok menyakiti anggota kelompoknya yang lain maka mereka akan menunjukan rasa ketidaksenangan, dengan cara
mengejek, menertawai dan mengucilkan bahkan menyisihkan anggota tersebut dari pergaulan.
b. Kelompok sekunder
Kelompok sekunder adalah kelompok yang bersifat impersonal, formal dan berdasarkan kepentingan utilitarian, seperti organisasi,
perkumpulan dan asosiasi. Kelompok sekunder pada umumnya lebih besar dan memiliki tujuan yang khusus. Tujuan dari kelompok
sekunder ini adalah untuk memenuhi hubungan manusia dalam memenuhi kebutuhan manusiawi atau untuk membantu kita dalam
menyelesaikan pekerjaan. Kelompok sekunder berperanan efektif dalam pengendalian sosial informal seperti tertawaan, ejekan dan
pengucilan. Namun dalam kelompok sosial pengendalian sosial lebih bersifat formal yang merupakan ciri-ciri dari kelompok sekunder,
pengendalian sosial formal itu adalah peraturan resmi dan tata cara yang distandarisasikan, propaganda, hubungan masyarakat, rekayasa