Pengendalian sosial melalui tekanan sosial

117 Pengendalian Sosial manusia, kenaikan golongan pangkat pemberikan gelar, imbalan dan hadiah, sanksi dan hukuman formal. Pengendalian sosial melalui kelompok ini dapat dilakukan oleh beberapa unsur kelompok yaitu; 1. Pengendalian kelompok oleh kelompok 2. Pengendalian kelompok terhadap anggotanya 3. Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya.

3. Pengendalian sosial melalui kekuatan

Pada masyarakat yang sederhana dapat mengendalikan perilaku ang- gota masyarakatnya dengan menggunakan nilai-nilai adat, yang ditunjang oleh pengendalian informal oleh kelompok primer. Oleh karena itu pada masyarakat ini tidak diperlukan hukum formal dalam pelaksanaan huku- man. Namun pada masyarakat yang jumlah penduduknya sangat besar dan memiliki kebudayaan yang kompleks, diperlukan hukum yang for- mal, peraturan hukum dan pelaksanaan hukum. Masyarakat yang sangat kompleks dengan memiliki banyak kelompok berpotensi untuk terjadinya pertentangan antar kelompok. Oleh karena itu masyarakat seperti ini me- merlukan kekuatan dalam bentuk hukuman formal dan peraturan hukum demi terciptanya masyarakat yang tertib. Koentjaraningrat, menjelaskan cara-cara pengendalian sosial dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut, yaitu: a. Mempertebal keyakinan para warga masyarakat akan kebaikan adat istiadat. b. Memberi ganjaran dan semacam penghargaan kepada warga masyarakat yang selalu taat kepada adat istiadat. c. Mengembangkan rasa malu dalam jiwa warga masyarakat yang menyeleweng dari adat istiadat. d. Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak menyeleweng dari adat istiadat dengan ancaman kek- erasan. Pelaksanaan pengendalian sosial dapat dilaksanakan dengan cara ajakan atau anjuran persuasif yaitu dengan cara tanpa kekerasan. Cara ini mengajak atau membimbing dengan memberikan pengetahuan agar orang tidak melakukan atau tidak mengulangi perbuatan melanggar nilai dan norma. Teknik pengendalian sosial ini disesuaikan dengan kondisi, dalam keadaan bagaimana cara itu dipakai tergantung dari bentuk pelanggaran yang mungkin terjadi. Cara paksaan coercive yaitu 118 Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X dengan kekerasan. Cara kekerasan ditempuh apabila dengan cara an- juran tidak berhasil. Cara kekerasan tidak berarti harus terjadi bentrokan fisik tetapi dapat menggunakan alat-alat hukum atau pertaturan yang mengetur tentang jenis-jenis pelanggaran. Cara pengendalian sosial yang ketiga yaitu dengan menciptakan suatu situasi yang dapat merubah sikap dan prilaku yang negatif, con- tohnya sekolah.

E. Konsekuensi dari tidak berfungsinya lembaga-lembaga sosial

Pengendalian sosial social control merupakan pengawasan masyar- akat, dalam arti dapat dilakukan oleh individu terhadap indi-vidu, individu terhadap kelompok, maupun kelompok oleh kelompok lain- nya atau oleh sebuah lembaga sosial yang menyangkut segala aktivitas agar yang diawasi menaati kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku. Pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Dengan kata lain sistem pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai suatu keadaan damai melalui keselarasan, keserasian dan keseimbangan. Sistem pengendalian sosial merupakan pengawasan oleh masyar- akat, dari segi sifatnya pengendalian sosial dapat bersifat preventif yaitu usaha pencegahan sebelum terjadinya pelanggaran, bersifat represif yaitu apabila telah terjadi pelanggaran dan diupayakan supaya kead- aanya dapat pulih kembali, atau bisa gabungan antara keduanya. Sistem dan unsur-unsur yang sudah dijelaskan di atas, memberikan peranan besar yang dapat menjaga dan memberikan keamanan bagi individu dalam menjalan peranannya juga bagi ketertiban masyarakat agar terjaga keutuhan masyarakatnya. Apabila salah satu unsur pen- gendalian sosial ini tidak berfungsi maka masyarakat tidak memiliki lembaga yang akan melaksanakan fungsi pengendalian sosial. Karena lembaga sosial memiliki fungsi untuk; 1. Alat Pendidikan Dengan adanya berbagai macam lembaga sosial anggota masyarakat sadar untuk mematuhi peraturan. Masyarakat telah mengharusakan warga untuk bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku, sikap dan perbuatannya. 2. Penegak Peraturan Pranata macam pranata mengikat, mengendalikan dan mengha- ruskan anggota masyarakat untuk mematuhi peraturan.