Analisis Data Tambahan Pembahasan

Berdasarkan analisis data diperoleh koefisien korelasi r = 0.214 dengan signifikansi p= 0.000. Perhitungan dilakukan pada taraf signifikansi p 0.01 dan menggunakan one-tailed test. Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat bahwa ada hubungan yang positif, sangat lemah, dan signifikan antara TMX dengan dimensi conscientiousness. Artinya, semakin tinggi team member exchange TMX seseorang, maka akan semakin tinggi pula counscientiousness-nya. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima.

E. Analisis Data Tambahan

Untuk menguji perbedaan tingkat team member exchange TMX dan organizational citizenship behavior OCB secara keseluruhan berdasarkan jenis kelamin dengan perbandingan mean. Berikut hasil perbandingan mean tersebut: 1. Organizational Citizenship Behavior OCB Tabel 16 Hasil Perbandingan Mean OCB Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Mean Standar Deviasi Laki-laki 63 156.06 16.153 Perempuan 56 157.13 11.291 Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa skor rata-rata OCB subjek perempuan yakni 157.13 dengan standar deviasi sebesar 11.291 lebih besar daripada skor rata-rata OCB subjek laki-laki yakni 156.06 dengan standar deviasi sebesar 16.153. Data laki-laki dan perempuan menunjukkan distribusi normal namun tidak homogen, sehingga peneliti menggunakan teknik mann whitney U untuk melakukan uji beda Santoso, 2010. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa p = 0.763 syarat p 0.05 sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna antara OCB laki-laki dan perempuan.

2. Team Member Exchange TMX

Tabel 17 Hasil Perbandingan Mean TMX Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Mean Standar Deviasi Laki-laki 63 46.37 5.987 Perempuan 56 46.46 5.381 Tabel 13 menunjukkan bahwa skor rata-rata TMX subjek perempuan yakni 46.46 dengan standar deviasi sebesar 5.381 lebih besar daripada skor rata-rata TMX laki-laki yakni 46.37 dengan standar deviasi sebesar 5.987. Data TMX laki-laki menunjukkan distribusi data yang normal p=0.53 sedangkan data TMX perempuan menunjukkan distribusi data yang tidak normal p=0.38 namun kedua bersifat homogen p=0.918, sehingga peneliti menggunakan teknik mann whitney U untuk melakukan uji beda. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa p = 0.985 syarat p 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara TMX laki-laki dan perempuan.

F. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara team member exchange TMX dengan dimensi organizational citizenship behavior OCB meliputi altruism, courtesy, sportsmanship, civic virtue, dan conscientiousness. Sarwono 2006 mengungkapkan bahwa koefisien korelasi menunjukkan kekuatan strength hubungan linier dan arah hubungan dua variabel. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa TMX memiliki hubungan yang positif, kuat, dan signifikan dengan dimensi altruism yakni dengan r=0.635 dan p=0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi TMX seorang karyawan, semakin tinggi pula altruism-nya. Artinya, hipotesis penelitian diterima. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan A, karyawan bank X yang mengatakan bahwa perilaku membantu meringankan pekerjaan rekan kerja adalah hal yang paling mudah dilakukan jika relasi antar karyawan terjalin dengan baik Komunikasi pribadi, 23 Juni 2015. Relasi yang baik akan memotivasi mereka untuk mengembangkan citra perusahaan yakni dengan menyelesaikan tanggung jawab mereka. Selain itu, A juga mengatakan bahwa perilaku menolong adalah sebuah kewajiban sebagai manusia dan hal tersebut dipercaya akan memberikan timbal balik positif kepada mereka. Steelman, Lecy, dan Snell dalam Puspasari, 2012 juga mengemukakan bahwa dengan adanya persepsi positif antar karyawan, timbal balik yang dilontarkan pun akan semakin baik. Pada umpan balik, pesan yang disampaikan berisi informasi mengenai penerima pesan. Umpan balik secara berkala dan tepat sasaran dapat membantu komunikasi dan delegasi tanggung jawab Murillo Steelman dalam Puspasari, 2012. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa TMX memiliki hubungan yang positif, cukup kuat, dan signifikan dengan dimensi courtesy yakni dengan r=0.421 dan p=0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi TMX seorang karyawan, semakin tinggi pula courtesy-nya. Organ et al. 2006 mengemukakan bahwa dimensi ini ditunjukkan dengan adanya perilaku yang mencegah munculnya berbagai masalah pekerjaan dan menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalah interpersonal. Seorang karyawan yang memiliki courtesy yang tinggi akan menghargai dan memperhatikan pekerjaan maupun orang lain dalam lingkungan pekerjaannya Organ et al., 2006. TMX dapat meningkatkan komitmen afektif karyawan dalam sebuah perusahaan Puspasari, 2012. Individu yang tergabung dalam sebuah tim dengan TMX tinggi akan berinteraksi lebih banyak dengan rekan kerjanya. Dalam hal ini, subjek mengemukakan bahwa mereka tidak menemui kesulitan untuk menyelesaikan masalah interpersonal, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa masalah interpersonal kerap terjadi. Selain itu, subjek juga mengatakan bahwa terkadang kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan dapat menjadi wadah untuk mempererat relasi satu sama lain. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel TMX tidak memenuhi uji asumsi dengan dimensi sportsmanship. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ditolak atau telah dapat dipastikan sebelumnya bahwa tidak ada hubungan antara TMX dengan dimensi sportsmanship. Dalam hal ini, dimensi sportsmanship yang mengacu pada perilaku bertoleransi pada situasi yang kurang ideal dalam perusahaan tanpa mengeluh tidak dipengaruhi oleh persepsi karyawan akan timbal balik dengan rekan kerjanya. DR yang merupakan karyawan bank Y mengatakan bahwa perilaku bertoleransi akan timbul secara otomatis apabila mereka merasa menjadi bagian dari perusahaan secara mendalam sehingga tidak ditentukan oleh hubungannya dengan rekan kerja Komunikasi pribadi, 13 Agustus 2015. Parker 1999 mengemukakan definisi tim sebagai suatu kumpulan orang dengan tingkat kebergantungan belongingness yang tinggi terhadap pencapaian tujuan atau pemenuhan tugas. Dengan kata lain, anggota tim setuju pada sebuah tujuan yang telah ditetapkan dan setuju bahwa satu- satunya jalan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan bekerja bersama. Dalam hal ini, seorang karyawan yang merasa nyaman dengan anggota timnya akan menyalurkan kinerja positifnya tidak hanya kepada anggota tim saja tetapi juga kepada perusahaan. Namun, berdasarkan wawancara tambahan dengan EP yang merupakan karyawan bank Y diperoleh informasi bahwa mereka cenderung enggan untuk memberi masukan tentang sistem dalam perusahaan karena hal tersebut dirasa percuma. Beberapa rekan kerja telah berusaha untuk memotivasi karyawan lain supaya berani mengemukakan pendapat secara langsung daripada memendam dan mengeluh, tetapi usaha tersebut belum membuahkan hasil dan sampai sekarang budaya mengemukakan pendapat belum bisa terealisasi dengan baik dalam perusahaan Komunikasi pribadi, 3 Agustus 2015. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa TMX memiliki hubungan yang positif, cukup kuat, signifikan dengan dimensi civic virtue yakni dengan r=0.450 dan p=0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi TMX seorang karyawan, semakin tinggi pula civic virtue-nya. Artinya, hipotesis penelitian diterima. Seorang karyawan yang memiliki keterikatan dengan rekan kerjanya akan merasa didukung dan tentu akan merasa nyaman ketika tergabung dalam sebuah tim kerja. Di dalam sebuah tim, kesuksesan atau kegagalan yang diraih bergantung pada interaksi antar anggota tim. Interaksi tersebut merupakan salah satu bentuk TMX. Kualitas TMX yang tinggi akan dibagikan kepada anggota tim lain dan mereka akan mengeluarkan usaha yang kooperatif dan kolaboratif demi kemajuan perusahaan Pollack dalam Puspasari, 2012. Proses tersebut juga terjadi dalam perusahaan tempat subjek bekerja. IY yang merupakan karyawan bank Z mengemukakan bahwa penguatan sosial yang ada dalam tim memotivasi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan Komunikasi pribadi, 3 Agustus 2015. Dukungan yang berasal dari tim dan perusahaan secara menyeluruh membuat iklim perusahaan menjadi positif, sehingga dalam situasi yang menekan sekalipun para karyawan dapat saling membantu team member exchange terjadi untuk mengatasi hambatan yang ada tanpa memikirkan penghargaan atas perilaku informal tersebut. Dalam proses wawancara, DL yang merupakan karyawan bank X mengemukakan bahwa perusahaan menyediakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mempererat relasi antara karyawan, di antaranya senam pagi bersama, pengajian, liburan, dan sebagainya. DL merasa bahwa kegiatan tersebut cukup efektif dan harus diteruskan mengingat kesibukan pekerjaan di kantor cukup menyita waktu sehingga terkadang mereka tidak sempat untuk sekedar mengakrabkan diri satu sama lain Komunikasi pribadi, 3 Agustus 2015. DL juga mengemukakan bahwa adanya kegiatan pengembangan diri membuat mereka lebih berani mengemukakan masukan bagi rekan kerja dan perusahaan secara luas. Kegiatan tersebut juga merupakan wadah mencerahkan pikiran dari beban pekerjaan selama di kantor sehingga setelah kegiatan tersebut usai, mereka kembali bersemangat untuk menyelesaikan tanggung jawab di kantor. Selain itu, kegiatan tersebut memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik karena merasa telah diberi yang terbaik pula oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel TMX memiliki hubungan yang positif, sangat lemah, dan signifikan dengan dimensi conscientiousness yakni dengan r=0.214 dan p=0.010. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi TMX seorang karyawan, semakin tinggi pula conscientiousness-nya. Artinya, hipotesis penelitian diterima. Dimensi ini ditunjukkan dengan hal-hal yang menguntungkan organisasi seperti mematuhi peraturan dalam organisasi. Pada dasarnya, dimensi ini ditunjukkan dengan melakukan peran yang seharusnya dilakukan seorang karyawan dalam organisasi akan tetapi juga melakukan perilaku yang melebihi standar yang diajukan. SH yang merupakan karyawan bank Y mengatakan bahwa beberapa faktor mempengaruhi perilaku kepatuhan mereka dalam perusahaan. Terkadang, beberapa karyawan tidak bisa datang tepat waktu karena jarak tempat tinggal dan kantor cukup jauh. Selain itu, beberapa karyawan terkadang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sebelum deadline karena tingkat kesulitan dari pekerjaan tersebut. Meskipun demikian, kerja tim akan membantu mereka untuk mencapai target tim dan tujuan perusahaan secara keseluruhan Komunikasip pribadi, 6 Agustus 2015. Peneliti juga melakukan uji tambahan, yakni membandingan mean OCB dan TMX karyawan berdasarkan jenis kelamin. Hasil perhitungan dengan SPSS menunjukkan bahwa OCB karyawan perempuan M OCB= 157.13 lebih tinggi daripada karyawan laki-laki M OCB= 156.06. Begitu pula dengan TMX karyawan perempuan M TMX= 46.46 yang lebih tinggi daripada karyawan laki-laki M TMX= 46.37. Namun, bila dibuktikan dengan uji mann whitney U, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara OCB laki-laki dan perempuan, serta tidak ada perbedaan antara TMX laki-laki dan perempuan. Hal tersebut dapat dilihat dari mean OCB laki-laki dan perempuan yang tidak terlampau jauh, begitupula dengan mean TMX laki-laki dan perempuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan yang bermakna antara OCB dan TMX karyawan berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan hasil wawancara, RR dan S yang merupakan karyawan bank Y dan Z mengatakan bahwa tidak adanya perbedaan OCB dan TMX antara laki-laki dan perempuan mungkin terjadi karena kegiatan pengembangan diri yang diselenggarakan oleh perusahaan tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Hal tersebut membuat semua karyawan mendapatkan kesempatan yang sama untuk lebih mengaktualisasikan diri mereka. Selain itu, karyawan laki-laki dan perempuan dalam perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangakan citra perusahaan Komunikasi pribadi, 13 Agustus 2015. Hasil tersebut juga didukung pernyataan Organ et al. 2006 yang mengatakan bahwa pada dasarnya, faktor yang paling kuat mempengaruhi OCB adalah persepsi akan relasi atasan- bawahan leader member exchange dan persepsi akan relasi atasan bawahan team member exchange. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN