Assessment: Selama rawat inap pasien mendapat terapi farmakologis yaitu parasetamol dan metilprednisolon, sedangkan terapi suportif dengan transfusi WRC.
Pasien diberikan terapi parasetamol 10 mgkgBBhari sebagai antipiretik telah sesuai indikasi dan dosis. Pada tanggal 07-09-2010 pasien mengalami demam dengan suhu
37.7 ⁰C dalam lembar penatalaksanaan obat tidak tercatat dilakukan pemberian
parasetamol sebagai antipiretik, namun dapat dimungkinkan bahwa suhu tubuh pasien turun dengan sendirinya karena demam merupakan gejala autoreaktif pada AIHA dan
bila kondisi autoreaktif telah teratasi maka suhu tubuh pasien akan kembali normal. Pasien diresepkan metilprednisolon 10 mgkgBBhari 7-6-5 secara peroral
dengan kekuatan 16 mg per tablet dimungkinkan mengalami dosis kurang yang seharusnya pasien menerima 390 mghari berdasarkan kilogram berat badan.
Recommendation: Penggunaan metilprednisolon dengan dosis kurang perlu dilakukan pertimbangan untuk penyesuaian dosis dan monitoring untuk melihat efektifitas
metilprednisolon sehingga dapat mencapai tujuan terapi serta waspada risiko efek samping, karena penggunaan steroid jangka panjang memiliki risiko tinggi efek
samping Zanella et al, 2014 seperti gangguan pertumbuhan anak, osteoporosis, risiko infeksi, diabetes, dan gangguan pencernaan.
7. Kasus 7
Subjective Pasien perempuan 6 tahun 3 bulan 17 kg masuk ke rumah sakit dalam keadaan pucat. Objective: Terdiagnosis AIHA dengan hasil DCT 4+, ICT
3+ dan kadar hemoglobin 5.0 gdL sehingga dimungkinkan masuk ke dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
klasifikasi anemia berat hemoglobin normal anak usia 5-11 tahun 80 gL atau 8 gdL WHO, 2011.
Assessment: Selama rawat inap pasien mendapat terapi farmakologis yaitu parasetamol dan metilprednisolon, sedangkan terapi suportif dengan transfusi PRC
dan WRC. Pasien diberikan terapi parasetamol dengan dosis 10 mgkg Bb hari 170 mg telah sesuai indikasi dan dosis untuk menurunkan suhu tubuh pasien 37.9ºC
menjadi normal kembali. Pasien menerima metilprednisolon 7 mgkgBBhari 1x 125 mg secara intravena dimungkinkan menyebabkan terjadinya dosis berlebih yang
seharusnya pasien menerima 119 mghari berdasarkan kilogram berat badan. Pemberian metilprednisolon juga dimungkinkan mengalami dosis kurang yang
menyebabkan penurunan kadar hemoglobin pada tanggal 13-03-2012 menjadi 9.9 gdL dibandingkan tanggal sebelumnya yang sudah meningkat sampai 11.9 gdL pada
tanggal 10-03-2012. Recommendation: Ditemuinya kejadian dosis kurang maupun dosis berlebih
pada metilprednisolon perlu dilakukan pertimbangan penyesuaian dosis terkait dengan resiko terjadinya efek samping dan monitoring untuk melihat efektifitas obat
sehingga dapat mencapai tujuan terapi.
8. Kasus 8
Subjective: Pasien perempuan 5 tahun 8 bulan 14 kg masuk ke rumah sakit dalam keadaan keadaan pucat. Objective: Tterdiagnosis AIHA dengan hasil
DCT + dan kadar hemoglobin 3.3 gdL sehingga dimungkinkan masuk ke dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
klasifikasi anemia berat hemoglobin normal anak usia 5-11 tahun 80 gL atau 8 gdL WHO, 2011.
Assessment: Selama rawat inap pasien mendapat terapi farmakologis yaitu metilprednisolon, sedangkan terapi suportif dengan transfusi WRC. Pasien diresepkan
4 mgkgBBhari 1x 62.5 mg secara intravena dimungkinkan menyebabkan terjadinya dosis berlebih yang seharusnya pasien menerima 56 mghari berdasarkan
kilogram berat badan. Recommendation: Penggunaan metilprednisolon dengan dosis berlebih perlu dilakukan pertimbangan untuk penyesuaian dosis dan monitoring
untuk melihat efektifitas metilprednisolon sehingga dapat mencapai tujuan terapi serta waspada risiko efek samping, karena penggunaan steroid jangka panjang
memiliki risiko tinggi efek samping Zanella et al, 2014 seperti gangguan pertumbuhan anak, osteoporosis, risiko infeksi, diabetes, dan gangguan pencernaan.
9. Kasus 9