klasifikasi anemia berat hemoglobin normal anak usia 5-11 tahun 80 gL atau 8 gdL WHO, 2011.
Assessment: Selama rawat inap pasien mendapat terapi farmakologis yaitu metilprednisolon, sedangkan terapi suportif dengan transfusi WRC. Pasien diresepkan
4 mgkgBBhari 1x 62.5 mg secara intravena dimungkinkan menyebabkan terjadinya dosis berlebih yang seharusnya pasien menerima 56 mghari berdasarkan
kilogram berat badan. Recommendation: Penggunaan metilprednisolon dengan dosis berlebih perlu dilakukan pertimbangan untuk penyesuaian dosis dan monitoring
untuk melihat efektifitas metilprednisolon sehingga dapat mencapai tujuan terapi serta waspada risiko efek samping, karena penggunaan steroid jangka panjang
memiliki risiko tinggi efek samping Zanella et al, 2014 seperti gangguan pertumbuhan anak, osteoporosis, risiko infeksi, diabetes, dan gangguan pencernaan.
9. Kasus 9
Subjective: Pasien perempuan 15 tahun 0 bulan 42 kg masuk ke rumah sakit dalam keadaan ikterus, pucat, dan pusing. Objective: Terdiagnosis AIHA
dengan hasil DCT 4+ dan ICT 3+ dan kadar hemoglobin 4.6 gdL sehingga dimungkinkan masuk kedalam klasifikasi anemia berat hemoglobin normal anak
usia 12-14 tahun 80 gL atau 8 gdL WHO, 2011. Assessment: Selama rawat inap pasien mendapat terapi farmakologis yaitu
metilprednisolon. Pasien mengeluh pusing lebih dari tiga hari namun tidak tercatat dilakukan pemberian parasetamol sebagai analgesik dalam lembar penatalaksanaan
obat sehingga perlu dilakukan pemberian parasetamol dengan dosis 10-15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mgkgBBhari AAPD, 2015. Pasien diresepkan metilpredisolon 10 mgkgBBhari 1x 420 mg secara intravena telah sesuai indikasi dan dosis. Recommendation:
Penggunaan metilprednisolon perlu dilakukan pemantauan untuk mencegah kemungkinan terjadinya efek samping Zanella et al, 2014 seperti gangguan
pertumbuhan anak, osteoporosis, risiko infeksi, diabetes, dan gangguan pencernaan.
10. Kasus 10
Subjective: Pasien perempuan 9 tahun 1 bulan 19 kg masuk ke rumah sakit dalam keadaan pucat, demam 37.8ÂșC, dan nyeri perut. Objective: Terdiagnosis
AIHA dengan hasil DCT 4+ dan kadar hemoglobin 6.2 gdL sehingga dimungkinkan masuk kedalam klasifikasi anemia berat hemoglobin normal anak usia 5-11 tahun 80
gL atau 8 gdL WHO, 2011. Assessment: Selama rawat inap pasien mendapat terapi farmakologis yaitu
metilprednisolon, sedangkan terapi suportif dengan melakukan transfusi WRC. Pasien mengalami demam dan nyeri perut namun dalam penatalaksanaan obat tidak
tercantum pemberian parasetamol untuk mengatasi keluhan pasien sehingga perlu dilakukan pemberian parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik dengan dosis 10-
15 mgkgBBhari AAPD, 2015. Pasien awalnya diresepkan 9 mgkgBBhari 180 mg dimungkinkan menyebabkan terjadinya dosis berlebih yang seharusnya
menerima 171 mghari berdasarkan kilogram berat badan, kemudian ditingkatkan menjadi 1x 250 mg dimungkinkan juga menyebabkan terjadinya dosis berlebih yang
seharusnya pasien menerima 247 mghari berdasarkan kilogram berat badan dan perlu dilakukan pertimbangan untuk penyesuaian dosis. Recommendation: Penggunaan
metilprednisolon perlu dilakukan pemantauan untuk mencegah kemungkinan terjadinya efek samping Zanella et al, 2014 seperti gangguan pertumbuhan anak,
osteoporosis, risiko infeksi, diabetes, dan gangguan pencernaan.
11. Kasus 11