5. Kasus 5
Subjective: Pasien perempuan 10 tahun 7 bulan 47 kg masuk ke rumah sakit dalam keadaan lemas, pucat, dan aktivitas menurun. Objective: Terdiagnosis
AIHA dengan hasil DCT 3+, ICT 2+ dan kadar hemoglobin 4.6 gdL sehingga dimungkinkan masuk ke dalam klasifikasi anemia berat HGB normal anak usia 5-11
tahun 80 gL atau 8 gdL WHO, 2011. Assessment: Selama rawat inap pasien mendapat terapi farmakologis yaitu
metilprednisolon. Awalnya pasien diresepkan metilprednisolon dengan dosis 5 mgkgBBhari 1x 250 mg secara intravena dimungkinkan menyebabkan terjadinya
dosis berlebih yang seharusnya pasien menerima 235 mghari berdasarkan kilogram berat badan, kemudian dilakukan peningkatan frekuensi pemberian menjadi 2x 250
mg. Peningkatan frekuensi pemberian ini juga dimungkinkan menyebabkan terjadinya dosis berlebih. Recommendation: Perlu dilakukan pertimbangan untuk
penyesuaian dosis metilprednisolon terkait dengan kemungkinan terjadinya efek samping, serta dilakukan monitoring untuk melihat efektifitas obat sehingga dapat
mencapai tujuan terapi.
6. Kasus 6
Subjective: Pasien perempuan 12 tahun 1 bulan 39 kg masuk ke rumah sakit dalam keadaan demam 38.5ºC, dan pucat. Objective: Terdiagnosis AIHA
dengan hasil DCT 4+, ICT 3+ dan kadar hemoglobin 4.7 gdL sehingga dimungkinkan masuk kedalam klasifikasi anemia berat hemoglobin normal anak
usia 12-14 tahun 80 gL atau 8 gdL WHO, 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Assessment: Selama rawat inap pasien mendapat terapi farmakologis yaitu parasetamol dan metilprednisolon, sedangkan terapi suportif dengan transfusi WRC.
Pasien diberikan terapi parasetamol 10 mgkgBBhari sebagai antipiretik telah sesuai indikasi dan dosis. Pada tanggal 07-09-2010 pasien mengalami demam dengan suhu
37.7 ⁰C dalam lembar penatalaksanaan obat tidak tercatat dilakukan pemberian
parasetamol sebagai antipiretik, namun dapat dimungkinkan bahwa suhu tubuh pasien turun dengan sendirinya karena demam merupakan gejala autoreaktif pada AIHA dan
bila kondisi autoreaktif telah teratasi maka suhu tubuh pasien akan kembali normal. Pasien diresepkan metilprednisolon 10 mgkgBBhari 7-6-5 secara peroral
dengan kekuatan 16 mg per tablet dimungkinkan mengalami dosis kurang yang seharusnya pasien menerima 390 mghari berdasarkan kilogram berat badan.
Recommendation: Penggunaan metilprednisolon dengan dosis kurang perlu dilakukan pertimbangan untuk penyesuaian dosis dan monitoring untuk melihat efektifitas
metilprednisolon sehingga dapat mencapai tujuan terapi serta waspada risiko efek samping, karena penggunaan steroid jangka panjang memiliki risiko tinggi efek
samping Zanella et al, 2014 seperti gangguan pertumbuhan anak, osteoporosis, risiko infeksi, diabetes, dan gangguan pencernaan.
7. Kasus 7