2. Metode KCKT Fase Terbalik untuk Matriks Jamu Asam Urat
a. Penyiapan fase gerak
Metanol  dan  amonium  hidroksida  0,1  dalam  akuabides  yang  akan digunakan  sebagai  fase  gerak  terlebih  dahulu  disaring  dengan  menggunakan
kertas saring Whatman yang berbeda. Pada fase gerak akuabides digunakan kertas saring  untuk  pelarut  anorganik  sedangkan  fase  gerak  metanol  digunakan  kertas
saring untuk pelarut organik. Optimasi  komposisi  pelarut  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian  dapat
dilihat pada tabel II :
Tabel II. Komposisi fase gerak metanol :amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides
No. Komposisi fase gerak
Metanol Amonium hidroksida
0,1 dalam akuabides
1 10
90 2
20 80
3 30
70
b. Optimasi KCKT fase terbalik
i. Penentuan  panjang  gelombang  maksimum  alopurinol.  Panjang
gelombang  maksimum  alopurinol  ditentukan  dengan  cara  mengukur  spektra larutan  baku  alopurinol  dalam  pelarut  amonium  hidroksida  5    dalam  metanol
dengan konsentrasi 5,0; 7,5; 10,0; 12,5 dan 15,0 µgmL pada rentang 200-400 nm menggunakan  spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan spektra yang terukur dapat
diketahui  panjang  gelombang  dengan  serapan  yang  maksimum  pada  masing- masing  konsentrasi,  kemudian  dapat  ditentukan  panjang  gelombang  yang  akan
digunakan dalam optimasi.
ii. Optimasi  komposisi  fase  gerak  dan  flow  rate.  Detektor  pada  alat
KCKT di atur pada panjang gelombang maksimum. Sejumlah 20
L larutan baku alopurinol  30
gmL  yang  sudah  disaring  dengan  millipore  dan  di-degassing selama 15 menit, lalu diinjeksikan pada sistem KCKT fase terbalik menggunakan
fase  gerak  yang  telah  dibuat  seperti  pada  langkah  di  atas.  Sistem  operasi  KCKT dilakukan  dengan  mengubah  volume  komposisi  fase  gerak  dan  flow  rate.
Pengubahan  volume  komposisi  fase  gerak  metanol  :  amonium  hidroksida  0,1 dalam  akuabides  tersebut  meliputi  10:90;  20:80;  30:70,  serta  flow  rate  yang
meliputi  0,5;  0,8;  dan  1  mLmenit  untuk  masing-masing  fase  gerak.  Dari kromatogram akan diperoleh nilai tR, Tf, Rs, N dan HETP yang digunakan untuk
penentuan parameter optimasi komposisi fase gerak dan flow rate.
c. Uji kesesuaian sistem KCKT fase terbalik
i. Uji kesesuaian sistem periode pertama
1. Pembuatan  larutan  stok  bakualopurinol.  Sejumlah  lebih  kurang
25  mg  baku  alopurinol  ditimbang  secara  seksama,  kemudian  dimasukkan  ke dalam  labu  ukur  25  mL  dan  dilarutkan  dengan  dengan  amonium  hidroksida  5
dalam metanol. Diperoleh konsentrasi 1 mgmL  1000
gmL. 2.
Pembuatan  larutan  intermedietalopurinol.Larutan  intermediet dengan  konsentrasi  500
gmL  dibuat  dengan  cara  mengambil  sebanyak  5  mL dari  larutan  stok  baku  alopurinol,  dimasukkan  labu  takar  10  mL  dan  diencerkan
dengan amonium hidroksida 5 dalam metanol hingga tanda. 3.
Pembuatan  seri  larutan  baku  alopurinol.  Larutan  seri  baku dengan massa alopurinol 100, 200, 300, 400, 500, dan 600 ngdibuat dengan cara