Analisis Hasil Validasi Metode Spektrofotometri UV

Apabila dalam 1 sachet jamu memiliki massa sebanyak 7 g, maka dalam setiap gram sampel,batas kuantifikasi LOQ alopurinol yang harus dicapai adalah sebesar 0,52 mgg  0,52gmg. Berdasarkan Depkes RI 1974, penetapan kadar alopurinol dapat diukur dengan metode spektrofotometri UV. Hal tersebut karena alopurinol memiliki gugus kromofor dan auksokrom yang dapat memberikan serapan di daerah UV. Untuk mengetahui apakah metode spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar alopurinol dalam jamu, perlu dilakukan verifikasi kinerja metode analisis alopurinol secara spektrofotometri UV.

A. Verifikasi Kinerja Metode Analisis Alopurinol secara

Spektrofotometri Ultraviolet Prinsip metode analisis alopurinol dalam tablet Depkes RI, 1974 dilakukan pengembangan metode dengan melarutkan sampel tablet ke dalam larutan NaOH 0,1 N. Larutan sampel kemudian disaring dan dibuat larutan intermediet dengan pengenceran 2500 kali. Larutan intermediet selanjutnya diukur serapan pada  maks dengan spektrofotometri UV. Verifikasi yang dilakukan meliputi tata cara berikut.

1. Pembuatan dan Pembakuan Natrium Hidroksida

Pembakuan larutan natrium hidroksida dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan secara teliti yang disebabkan oleh sifat larutan NaOH yang hidroskopis sehingga dapat menyerap air dari lingkungannya.Hal tersebut dapat mengubah konsentrasi NaOH, selain itu NaOH juga dapat bereaksi dengan gas CO 2 dari udara. NaOH + CO 2 → Na 2 CO 3 + H 2 O Pembakuan NaOH dilakukan dengan kalium biftalat sebagai baku primer. Reaksi antara kalium biftalat dengan NaOH sebagai berikut. Gambar 8. Reaksi Kalium Biftalat dengan NaOH Mursyidi, 2008 Pembakuan dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan suatu proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang telah ditentukan konsentrasinya larutan standar. Pada penelitian ini dilakukan titrasi volumetri yaitu mengukur volume dari suatu asam atau basa yang bereaksi Ibnu, 2004. Pada penelitian ini, proses pembakuan dilakukan dengan menggunakan larutan kalium biftalat yang dilarutkan dalam air bebas CO 2 dan ditambahkan dua tetes fenoftalein kemudian dititrasi dengan larutan natrium hidroksida 0,1 N. Titrasi dapat dihentikan jika terjadi perubahan warna yang artinya telah mencapai titik ekuivalen atau titik akhir titrasi. Titik ekuivalen merupakan titik pada proses akhir titrasi ketika asam atau basa tepat habis bereaksi. Indikator perubahan warna terlihat ketika larutan kalium biftalat yang awalnya jernih berubah warna menjadi merah muda pada volume akhir 21,35 mL.Berdasarkan perhitungan normalitas natrium hidroksida terlampir yaitu sebesar 0,092 N.