Jenis dan Rancangan Penelitian Definisi Operasional

d. Penentuan panjang gelombang maksimum

Pembuatan s eri larutan kurva baku dengan konsentrasi 4, 8, 12 μgmL dibuat dengan cara mengambil 2,0; 4,0; 6,0 mL dari larutan intermediet 2 lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan diencerkan dengan menggunakan NaOH 0,1 N hingga tanda. Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.

e. Pembuatan seri larutan baku alopurinol

Pembuatan seri larutan kurva baku dengan konsentrasi 4, 6, 8, 10, 12 dan 14 μgmL dibuat dengan cara mengambil 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0 mL dari larutan intermediet 2 lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan diencerkan dengan menggunakan NaOH 0,1 N hingga batas tanda.

f. Validasi metode

i. Linearitas Linearitas ditentukan dari nilai koefisien korelasi r yang diperoleh dengan memplotkan seri larutan konsentrasi terhadap absorbansi hasil pembacaan spektrofotometri UV. ii. Sensitivitas Sensitivitas ditentukan dari nilai slope dan LOD yang diperoleh dari kurva baku linear hubungan antara konsentrasi dan absorbansi.

2. Metode KCKT Fase Terbalik untuk Matriks Jamu Asam Urat

a. Penyiapan fase gerak

Metanol dan amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides yang akan digunakan sebagai fase gerak terlebih dahulu disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman yang berbeda. Pada fase gerak akuabides digunakan kertas saring untuk pelarut anorganik sedangkan fase gerak metanol digunakan kertas saring untuk pelarut organik. Optimasi komposisi pelarut yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel II : Tabel II. Komposisi fase gerak metanol :amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides No. Komposisi fase gerak Metanol Amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides 1 10 90 2 20 80 3 30 70

b. Optimasi KCKT fase terbalik

i. Penentuan panjang gelombang maksimum alopurinol. Panjang gelombang maksimum alopurinol ditentukan dengan cara mengukur spektra larutan baku alopurinol dalam pelarut amonium hidroksida 5 dalam metanol dengan konsentrasi 5,0; 7,5; 10,0; 12,5 dan 15,0 µgmL pada rentang 200-400 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan spektra yang terukur dapat diketahui panjang gelombang dengan serapan yang maksimum pada masing- masing konsentrasi, kemudian dapat ditentukan panjang gelombang yang akan digunakan dalam optimasi.