19
BAB III METODOLOGI
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan berupa riset quasi eksperimen yaitu desain Static Grup Pre-test-Post-test.
B. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas XB dan XC. Kelas XB sebagai kelompok Kelas Laboratorium dan kelas
XC sebagai kelompok Kelas Simulasi. Jumlah sampel yang memenuhi untuk kelompok Kelas Laboratorium ada 32 siswa dan jumlah sampel yang
memenuhi untuk kelompok Kelas Simulasi ada 34. O
X
1
O Pre-test
Treatment 1 Post-test
O X
2
O Pre-test
Treatment 2 Post-test
C. Treatment 1.
Treatment pada Kelompok Kelas Laboratorium
Kelompok Kelas Laboratorium diberi treatment yaitu dengan
mengajar siswa tentang materi Hukum Ohm menggunakan metode eksperimen di laboratorium dengan alat yang terbatas dan belum
terstandarisasi sebagai peralatan laboratorium fisika yang memadai. Siswa melakukan praktikum Hukum Ohm dengan menggunakan alat laboratorium
dibantu dengan LKS dapat dilihat pada lampiran 4. Penggunaan LKS dimaksudkan agar dapat membantu mempermudah siswa dalam melakukan
percobaan dan menganalisis data. Sebelum praktikum, siswa tidak diberi pelatihan penggunaan alat. Hal ini dilakukan karena; 1 dalam setiap
praktikum hukum Ohm di SMA, guru tidak memberikan pelatihan cara penggunaan alat-alat karena dirasa waktu cukup dan 2 siswa sudah terbiasa
dengan alat-alat praktikum seperti baterai, lampu dan kabel dan juga pernah mendapat pelajaran tentang alat-alat listrik di SMP.
Sebelum memulai pembelajaran, guru menjelaskan pengetahuan prasyarat yaitu cara pengukuran menggunakan alat ukur listrik voltmeter dan
ampermeter. Setelah penjelasan dari guru, siswa melakukan praktikum Hukum
Ohm secara
berkelompok. Di
dalam kelompok,
siswa mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis. Kemudian siswa
mencari dan mengumpulkan data untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Data selanjutnya dikelompokkan dan dianalisis
untuk dirumuskan kesimpulan. Kesimpulan hasil analisis dicocokan dengan
hipotesis, apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. Kemudian LKS dikumpulkan dan guru menutup proses belajar mengajar.
2. Treatment pada Kelompok Kelas Simulasi
Kelompok Kelas Simulasi diberi treatment yaitu dengan mengajar siswa tentang materi Hukum Ohm menggunakan metode inquiry berbasis
media pembelajaran simulasi PhET. Guru mengajar siswa tentang Hukum Ohm dengan menggunakan simulasi komputer PhET dibantu dengan LKS
dapat dilihat pada lampiran 5. Penggunaan LKS dimaksudkan agar dapat membantu mempermudah siswa dalam melakukan percobaan dan
menganalisis data.
Sebelum melakukan
praktikum Hukum
Ohm menggunakan simulasi komputer PhET, siswa diberi pelatihan terlebih
dahulu. Pelatihan tentang penggunaan simulasi diberikan oleh peneliti. Hal ini dilakukan agar siswa memahami berbagai ikon dalam tampilan simulasi pada
layar monitor dan fungsinya dalam simulasi. Siswa diberi pedoman penggunaan berbagai ikon simulasi dan fungsinya pada saat pelatihan dapat
dilihat pada lampiran 21. Tampilan simulasi pada layar monitor dan fungsinya, seperti pada Gambar 3 berikut: