10. Perkins et al. 2006: 22 menjelaskan bahwa dengan simulasi ini siswa dapat melakukan penelusuran dan mengkonstruksi pemahaman konsep
fisika dengan peralatan yang ideal sebelum melakukan eksperimen dengan peralatan yang sesungguhnya.
Simulasi komputer juga dapat digunakan sebagai pengganti percobaan di laboratorium karena berbagai alasan yaitu:
1. Alessi Trollip 2001: 226-228 menjelaskan keuntungan belajar lewat simulasi komputer daripada dunia nyata, sebagai berikut:
a. Keamanan saat melakukan eksperimen. b. Dapat mengatur waktu dengan mempercepat proses kejadian yang
membutuhkan waktu lama bila terjadi di dunia nyata. Dan dapat diperlambat untuk melihat gerakan yang di dunia nyata sangat cepat
dan sulit untuk diamati. c. Kerapkali penting untuk belajar bagaimana sepakat dengan
peristiwa-peristiwa yang jarang ditemui. Di dalam simulasi, hal ini dapat terjadi dan dapat diulang-ulang seperlunya untuk memastikan
bahwa pelajar dapat sepakat dengan peristiwa itu. d. Karena simulasi adalah penyederhanaan dari dunia nyata, maka
simulasi menjadi lebih bermanfaat untuk dipelajari daripada beberapa lingkungan di dunia nyata. Situasi dunia nyata penuh
dengan ganguan yang sifatnya tidak dapat dihindari. Dengan hal seperti ini maka tidak mengherankan bila butuh waktu lama untuk
belajar suatu hal lewat dunia nyata.
e. Perbedaan jenis kerumitan adalah jumlah dari variabel dalam sebuah kejadian. Kejadian-kejadian dalam ilmu pengetahuan alam IPA
memiliki ratusan variabel di dunia nyata dan menyebabkan dampak yang berkaitan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Simulasi setuju hanya dengan variabel yang lebih penting, hal ini memberikan pengaruh yang besar pada hasil belajar. Sebagai alat
pengajaran suatu penyederhanaan dari dunia nyata sering bermanfaat karena pelajar cenderung bingung dengan banyaknya jumlah
variabel yang harus dijaga. f.
Simulasi lebih baik daripada alat yang sesungguhnya. Karena simulasi lebih murah, dapat digunakan kapan saja, dan dapat
diulang-ulang. g. Simulasi juga lebih dapat dikontrol daripada dunia nyata. Sudah
disebutkan bahwa simulasi bukan hanya sebuah tiruan dari dunia nyata, tetapi penyederhanaan dari dunia nyata. Hal-hal di dunia nyata
bersifat tidak dapat dihindari, kesemuannya jelas termasuk bagian- bagian kecil sehingga dunia nyata tidak bisa untuk dikontrol.
Penyederhanaan juga menguntungkan, seperti seseorang belajar lebih cepat bila bagian-bagian kecil di awal petunjuk dihilangkan.
2. Alatnya tidak lengkap sehingga percobaan tidak berjalan dengan baik. 3. Simulasi Circuit Construction Kit dapat menggantikan alat-alat di
laboratorium untuk memahami suatu konsep rangkain DC Tarekegn, 2009.
4. Proses merangkai dan membuat percobaan berfungsi kadang memakan waktu sangat lama dan lambat, sehingga tidak efektif dalam
menanamkan suatu konsep. Siswa cenderung lebih banyak melakukan penelusuran menggunakan simulasi daripada peralatan laboratorium
Wieman Perkins, 2006: 292. 5. Beberapa peralatan laboratorium sangat mahal atau bahkan tidak
mungkin disediakan untuk setiap sekolah, sehingga percobaan tidak dapat dibuat.
Kelemahan pembelajaran menggunakan simulasi PhET adalah skill motorik mengenai cara merangkai alat dan melakukan pengukuran menggunakan
alat ukur listrik akan hilang.
C. Metode Eksperimen di Laboratorium
Suparno 2007: 77-80 menjelaskan metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,
pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Sering disebut metode laboratorium karena percobaan biasanya dilakukan di
laboratorium. Namun dalam praktek dapat juga guru melakukan eksperimen untuk menemukan teori atau hukum yang belum ditemukan, dan siswa diminta
untuk menemukan. Sudah tentu guru tahu teori atau hukum sebelumnya dan bagi guru arah eksperimen jelas.
Model eksperimen yang dipakai adalah eksperimen terbimbing. Setiap siswa diberikan lembar kerja siswa LKS untuk membantu mengarahkan siswa
dalam menyelidiki suatu hal. Bahan yang disajikan adalah bahan setengah jadi. Jadi siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terstruktur. Dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan siswa dapat memahami suatu objek kajian tertentu.
Keuntungan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, sebagai berikut:
1. Merupakan metode pembelajaran yang konstruktivis karena siswa dapat membangun
pengetahuan dengan
melakukan eksperimen;
mengidentifikasi masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat kesimpulan.
2. Siswa mendapat skill motorik mengenai cara merangkai alat dan menggunakan alat ukur listrik, seperti voltmeter dan ampermeter.
Kelemahan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, sebagai berikut:
1. Alatnya tidak lengkap sehingga percobaan tidak berjalan dengan baik. 2. Proses merangkai dan membuat percobaan berfungsi kadang memakan
waktu sangat lama dan lambat, sehingga tidak efektif dalam menanamkan suatu konsep fisika.
3. Beberapa peralatan laboratorium sangat mahal atau bahkan tidak mungkin disediakan untuk setiap sekolah, sehingga percobaan tidak
dapat dilaksanakan.
D. Pengertian Belajar
Sudarmanto 1993:
2 menjelaskan
belajar merupakan
usaha menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar pranata
pendidikan, guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Kegiatan belajar adalah aktivitas yang memanfaatkan energi yang ada guna menyerap pegetahuan.
Kegiatan belajar mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu informasi, pemahaman, atau suatu ketrampilan. Sudarmanto 1993: 12 menjelaskan hasil
belajar dapat tercapai bila masalah fasilitas tidak timbul karena fasilitas yang nyaman untuk belajar dapat mempermudah dalam berkonsentrasi. Namun, bila
timbul masalah pada fasilitas belajar maka waktu dan tenaga akan terbuang untuk mengurusi hal tersebut.
E. Pengertian Konsep
Berg 1991: 8 menegaskan kembali dalam kajian Ausubel 1978: 105 pengertian tentang konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi,
atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri yang khas dan terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. Konsep menurut Suyono 2011: 145 adalah suatu
gugusan atau sekelompok fakta berupa keterangan yang memiliki makna.
F. Prestasi Belajar
Prestasi belajar atau pencapaian belajar merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan dalam penilaian. Nilai prestasi merupakan tingkatan-tingkatan
siswa sejauh mana telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan Suharsimi, 2009: 276.
Data hasil belajar adalah keterangan kuantitatif mengenai hasil belajar siswa. Data hasil belajar dihasilkan dari pengukuran tes hasil belajar yang
menghasilkan skor. Pengumpulan hasil belajar dilakukan dengan mengubah jawaban peserta tes ke dalam ukuran kuantitatif berdasarkan aturan skoring yang
ditetapkan Purwanto, 2009: 193.
G. Hukum Ohm
George Simon Ohm, seorang ilmuwan kebangsaan Jerman, pada tahun 1826 menemukan hubungan antara besarnya tegangan dan kuat arus listrik yang
mengalir pada suatu rangkaian listrik. Selanjutnya penemuan dinamakan dengan Hukum Ohm, yang dinyatakan sebagai berikut:
Kuat arus listrik yang terjadi pada suatu penghantar berbanding lurus dengan tegangan kedua ujung penghantar.
= konstanta............... 1
Konstanta yang menyatakan perbandingan antara tegangan dan arus, oleh Ohm dinyatakan sebagai hambatan yang dimiliki oleh penghantar dan diberi
simbol R. Jadi, persamaan 1 dapat ditulis menjadi:
= R ...................2
atau V = IR
.................3 Keterangan:
V = tegangan volt, V. I = arus amper, A.
R = hambatan penghantar ohm, Ω . Hubungan antara tegangan V dan arus I, sebagaimana dinyatakan dalam
Hukum Ohm, dapat dinyatakan dengan diagram V-I. Karena hubungan antara V dengan I linear maka diagram V-I cenderung garis lurus, seperti dilukiskan pada
Gambar 2.
I V
Gambar 2. Grafik hubungan antara V dan I.
19
BAB III METODOLOGI
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan berupa riset quasi eksperimen yaitu desain Static Grup Pre-test-Post-test.
B. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas XB dan XC. Kelas XB sebagai kelompok Kelas Laboratorium dan kelas
XC sebagai kelompok Kelas Simulasi. Jumlah sampel yang memenuhi untuk kelompok Kelas Laboratorium ada 32 siswa dan jumlah sampel yang
memenuhi untuk kelompok Kelas Simulasi ada 34. O
X
1
O Pre-test
Treatment 1 Post-test
O X
2
O Pre-test
Treatment 2 Post-test