F. Uji Sifat Fisik Emulgel
1. Daya sebar
Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan sediaan tersebut,
yang berhubungan dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan karakteristik yang penting karena bertanggung jawab untuk ketepatan transfer
dosis atau melepaskan zat aktifnya, dan kemudahan penggunaannya Garg, Aggarwal, Garg, dan Singla, 2002.
Metode plat sejajar adalah metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan dan mengukur daya sebar sediaan semi padat. Keuntungan
dari metode ini adalah sederhana dan relatif murah. Selain itu, peralatan dapat didesain dan dibuat sesuai dengan kebutuhan tiap individu berdasarkan tipe
data yang dibutuhkan, rute administrasi, luas permukaan yang ditutupi, dan pertimbangan model membran. Di sisi lain, metode ini kurang akurat dan
sensitif, serta data yang dihasilkan harus diinterpretasikan dan disajikan secara manual Garg, et al., 2002.
2. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan pertahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya
Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1983. Peningkatan viskositas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi, tetapi menurunkan daya
sebar Garg, et al, 2002.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya dibagi menjadi dua yaitu, sistem Newton dan sistem non-Newton. Tipe alir plastis,
pseudoplastis, dan dilatan termasuk dalam sistem non-Newton Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1983.
Banyak produk farmasi menunjukkan aliran pseudoplastis, antara lain dispersi cair dari gom alam dan sintetis misalnya tragakan, natrium
alginat, metilselulosa,
dan natrium
karboksimetilselulosa. Aliran
pseudoplastis secara khas diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, ini merupakan kebalikan dari sistem plastis, yang tersusun atas partikel-
partikel yang terflokulasi dalam suspensi. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya laju geser. Rheogram yang melengkung
untuk bahan pseudoplastis diakibatkan oleh kerja geser terhadap molekul- molekul bahan yang berantai panjang seperti polimer-polimer linear. Dengan
meningkatnya tegangan geser, molekul-molekul yang biasanya tidak beraturan mulai meluruskan sumbunya yang panjang sesuai dengan arah aliran.
Orientasi ini mengurangi tahanan internal dari bahan tersebut dan mengakibatkan laju geser yang lebih besar pada setiap tegangan geser
berikutnya. Selain itu, sebagian dari pelarut yang berikatan dengan molekul kemungkinan dilepaskan, sehingga menyebabkan penurunan efektif baik
konsentrasi maupun ukuran molekul yang terdispersi. Hal ini juga akan mengakibatkan penurunan viskositas yang nyata Sinko, 2006.
G. Metode Desain Faktorial