34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi dan Verifikasi Minyak Cengkeh
Penelitian ini menggunakan minyak cengkeh Eugenia caryophyllata Thunb. yang diperoleh dari CV Indaroma, Yogyakarta. Identifikasi dibuktikan
dengan Certificate of Analysis CoA yang terlampir di Lampiran 1. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan organoleptis, yang meliputi:
bentuk, warna, dan bau. Minyak cengkeh berwujud cair, berwarna kuning jernih, dan berbau khas aromatik cengkeh.
Verifikasi minyak cengkeh diperlukan untuk memastikan kebenaran identitas minyak cengkeh yang digunakan. Verifikasi yang dilakukan berupa
penetapan bobot jenis dan indeks bias. Hasil verifikasi minyak cengkeh adalah sebagai berikut:
Tabel III. Hasil verifikasi sifat fisik minyak cengkeh
Sifat fisik Literatur
Parthasarathy, 2008
CoA Hasil verifikasi
Bobot jenis 1,040 - 1,054
25 C
1,010 – 1,035 1,0207 ± 0,0021
25 C
Indeks bias 1,5231 – 1,5338
20 C
1,520 – 1,540 1,534 ± 1,00 20
C
Hasil tersebut menunjukkan bahwa verifikasi indeks bias pada suhu 20
C sesuai dengan nilai indeks bias pada suhu 20 C dari studi pustaka yang
didapatkan Parthasarathy, 2008 dan CoA. Namun, hasil verifikasi bobot jenis tidak masuk dalam range bobot jenis dari studi pustaka yang didapat. Hal ini
mungkin dikarenakan perbedaan kemurnian dan kandungan minyak cengkeh yang diuji dengan minyak cengkeh yang terdapat pada studi pustaka tersebut. Minyak
cengkeh mengandung senyawa yang bermacam-macam, di antaranya terdapat eugenol 74,28, eucalyptol 5,78, caryophyllen 3,85,
α-cadinol 2,43, limonenen 2,08, dan lain-lain Bhuiyan, et al., 2010. Faktor-faktor seperti
tempat tumbuh dan kondisi iklim mempengaruhi perbedaan kandungan senyawa- senyawa di dalam minyak daun cengkeh sehingga mempengaruhi besarnya bobot
jenis.
B. Uji Iritasi Primer Formula Optimum
Uji iritasi primer ini dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk memastikan keamanan formula emulgel yang akan dilihat pengaruh lama
pencampuran dan kecepatan putarnya. Uji iritasi ini dilakukan pada hewan uji kelinci.
Uji iritasi primer dilakukan dengan mengolesi punggung kelinci dengan basis dan sediaan emulgel. Pengujian terhadap basis dimaksudkan untuk
melihat apakah basis emulgel juga dapat berpotensi mengiritasi kulit atau tidak.
Gambar 11 . Pengujian iritasi primer pada punggung kelinci.
Adanya iritasi ditunjukkan dengan munculnya eritema dan edema pada punggung kelinci yang diolesi dengan emulgel setelah 24, 48, 72 jam. Hasil uji
iritasi primer menunjukkan bahwa formula yang digunakan tidak mengiritasi ditunjukkan dengan tidak adanya eritema dan edema pada punggung kelinci
Gambar 12 dan Lampiran 5. Skor eritema dan edema keseluruhan ditambahkan dari jam ke-24 sampai jam ke 72 dan skor rata-rata untuk kulit utuh dan lecet
digabungkan, rata-rata gabungan ini disebut indeks iritasi primer Dewi, 2008.
Gambar 12 . Hasil uji iritasi primer pada kulit punggung kelinci 48 jam
Hasil uji iritasi yang terdapat pada gambar tidak menunjukkan adanya iritasi. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya eritema dan edema yang terjadi
pada kulit kelinci setelah diolesi emulgel.
C. Formulasi Emulgel dengan Kombinasi Lama Pencampuran dan