Emulgel Pencampuran PENELAAHAN PUSTAKA

dan Enterobacter cloacae maupun gram positif Staphylococcus aureus, serta memiliki khasiat antifungi Candida albicans Ayoola, et al, 2008. Minyak daun cengkeh biasanya diperoleh dari daun cengkeh yang sudah gugur. Komposisi minyak yang dihasilkan bervariasi tergantung dari keadaan daun serta cara destilasinya, minyak yang dihasilkan biasanya mengandung eugenol antara 80-88 dengan kadar eugenol asetat yang rendah tetapi kadar caryophyllene yang tinggi. Penyulingan daun dengan kadar air 7 – 12 yang dilakukan dalam tangki stainless steel volume 100 Liter selama delapan jam, menghasilkan minyak dengan rendemen 3,5 dan total eugenol 76,8 Nurdjannah, 2004.

C. Emulgel

Emulgel merupakan emulsi, baik emulsi tipe minyak dalam air atau air dalam minyak dimana ditambahkan gelling agent untuk membentuk sistem gel di dalamnya. Sediaan bentuk emulgel lebih stabil dan merupakan pembawa yang lebih baik bagi obat yang bersifat hidrofobik atau tidak larut air Deveda et al., 2010. Gel mengandung komposisi air dalam jumlah tinggi sehingga dapat meningkatkan disolusi obat dan juga memudahkan migrasi obat melalui basis yang utamanya berbentuk cair, dibandingkan dengan salep atau krim. Akan tetapi, karakteristik ini menjadi keterbatasan bagi senyawa yang bersifat hidrofobik. Oleh karena itu, untuk mengatasi keterbatasan ini, emulgel disiapkan sehingga senyawa hidrofobik bisa disiapkan dengan memanfaatkan kelebihan gel Khullar, Kumar, Seth, dan Saini, 2011.

D. Bahan Formulasi

1. Emulsifying agent

Emulsifying agent adalah suatu molekul yang memiliki rantai hidrokarbon nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai molekulnya. Emulsifying agent memiliki kemampuan menarik fase air dan fase minyak sekaligus, serta dapat menempatkan diri di antara kedua fase tersebut. Keberadaan emulsifying agent tersebut akan menurunkan tegangan permukaan fase air dan fase minyak Friberg, Quencer, dan Hilton, 1996. Kombinasi emulsifying agent dipilih karena dapat menghasilkan tipe emulsi yang diinginkan, yaitu MA atau AM sesuai dengan proporsi emulsifying agent yang digunakan Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1983. Kombinasi dua macam emulsifying agent yang sering digunakan adalah tween 80 dan span 80. a. Polioksietilen Sorbitan Monooleat Tween 80 Gambar 3. Tween 80 Aulton, 2002 Tween 80 berbentuk cairan kental berwarna kuning terang sampai kuning sawo. Tween 80 bersifat nontoksik. Tween 80 mudah larut dalam air, etanol, minyak tumbuhan, etil asetat, metanol, tetapi tidak larut dalam minyak mineral. Tween 80 memiliki nilai HLB 15. Penggunaannya adalah sebagai emulsifying agent, wetting agent, penetrating agent, dan diffusan Iro, 2012. b. Sorbitan monooleat Span 80 Gambar 4. Span 80 Aulton, 2002 Span 80 berbentuk cairan kental berwarna kuning terang. Span 80 tidak larut air, tetapi larut dalam pelarut organik. Memiliki nilai HLB 4,3. Span 80 dapat digunakan sebagai emulsifying agent, solubilizer, softener, dan antistatic agent Iro, 2012.

2. Gelling agent

Gelling agent merupakan bahan yang digunakan untuk membentuk gel. Secara umum gelling agent memiliki bobot molekul yang tinggi dan diperoleh dari alam maupun sintetik. Gelling agent dapat terdispersi dalam air dan bisa mengembang, serta meningkatkan viskositas. Gelling agent yang ideal harus tidak berinteraksi dengan komponen lain dari formulasi dan harus bebas dari kontaminasi mikroba. Perubahan suhu dan pH selama pembuatan dan penggunaan preservative tidak boleh mengubah rheologinya, ekonomis, membentuk gel yang tidak berwarna, menimbulkan sensasi dingin saat digunakan di tempat aplikasi, dan bau yang menyenangkan Mahalingam, Li, dan Jasti, 2008. Carbopol merupakan polimer sintetik dari asam akrilat dengan bobot molekul tinggi. Rantai polimernya terhubung silang-menyilang crosslinked dengan alil sukrosa atau alil pentaeritriol. Carbopol terdiri dari 52 – 68 gugus asam karboksilat COOH. Secara teoritis bobot molekul carbopol diperkirakan antara 7 x 10 5 sampai 4 x 10 9 . Carbopol dapat digunakan sebagai material bioadhesiv, controlled release agent, emulsifying agent, rheology modifier, agen stabilisasi, agen pensuspensi, dan pengisi tablet Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009. Gambar 5. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol Rowe, et al., 2009 Carbopol 940 merupakan tipe carbopol yang paling efisien karena viskositasnya yang tinggi yaitu 40.000-60.000 cps pada kadar 0,5 dengan pH 7,5 dan menghasilkan gel dengan penampilan yang jernih Allen Jr, 1999.

3. Triethanolamin

Triethanolamin yang bersifat basa digunakan untuk netralisasi carbopol. Penambahan triethanolamin pada carbopol akan membentuk garam yang larut. Sebelum netralisasi, carbopol di dalam air akan ada dalam bentuk tak terion pada pH sekitar 3. Pada pH ini, polimer sangat fleksibel dan strukturnya random coil. Penambahan triethanolamin akan menggeser kesetimbangan ionik membentuk garam yang larut. Hasilnya adalah ion yang tolak menolak dari gugus karboksilat dan polimer menjadi kaku dan rigid, sehingga meningkatkan viskositas Osborne, 1990. Gambar 6. Triethanolamin Rowe, et al., 2009

4. Parafin cair

Nama lain dari parafin cair adalah nujol, mineral oil, bayol F. Parafin cair berbentuk cairan kental, dan tidak berwarna. Parafin cair bersifat mengiritasi membran mukosa dan saluran pencernaan atas Dunlevy, 2001. Paraffin liquidum juga dapat berfungsi emolien, yang mencegah dehidrasi pada saat sediaan diaplikasikan ke kulit Anonim, 2012.

5. Gliserin

Gambar 7. Gliserin Rowe, et al., 2009 Gliserin memiliki nama lain croderol, E422, glycerol, glycerolum, glycon G-100, kemstrene, optim, pricerine, 1,2,3-propanetriol; trihydroxypropane glycerol. Gliserin berfungsi sebagai antimikroba, kosolven, emolien, humektan, plasticizer, sweetening agent, dan tonicity agent. Pada formulasi sediaan topical dan kosmetika, gliserin digunakan sebagai humektan atau emolien. Gliserin digunakan sebagai humektan dengan konsentrasi kurang dari 30. Gliserin bersifat higroskopis Rowe, et al., 2009.

6. Preservative

a. Metil paraben Gambar 8. Metil paraben Rowe, et al., 2009 Metil paraben secara luas digunakan sebagai antimikroba pada kosmetik, produk makanan, dan sediaan farmasi. Paraben efektif pada range pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba spektrum luas, meskipun paraben paling efektif menghambat yeast dan fungi. Aktivitas antimikroba meningkat seiring dengan peningkatan rantai gugus alkil, tetapi kelarutannya dalam air menjadi menurun. Oleh karena itu, penggunaan campuran paraben sering digunakan untuk menghasilkan efek antimikroba yang lebih efektif. Konsentrasi penggunaan metil paraben sebagai antimikroba pada sediaan topikal adalah 0,02-0,3. Metil paraben bersifat nonmutagenik, nonteratogenik, dan nonkarsinogenik Rowe, et al., 2009. b. Propil paraben Gambar 9. Propil paraben Rowe, et al., 2009 Propil paraben digunakan sebagai antimikroba pada penggunaan topikal dengan konsentrasi 0,01-0,6. Propil paraben menunjukkan aktivitas antimikroba pada pH 4-8. Aktivitas dapat ditingkatkan dengan menggunakan kombinasi paraben. Propil paraben digunakan bersama dengan metil paraben pada formulasi topikal Rowe, et al., 2009.

E. Pencampuran

Pencampuran merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menangani dua atau lebih komponen, yang belum bercampur atau sebagian bercampur, sehingga setiap unit partikel, molekul, dan lain-lain dari komponen terletak sedekat mungkin berinteraksi dengan unit lain dari komponen Aulton, 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran yaitu suhu, kecepatan geser, tegangan geser, tekanan, dan waktu pencampuran Nielloud dan Mestres, 2000. Ketika proses pengadukan berlangsung, kedua fase cairan akan membentuk droplet. Droplet-droplet ini bisa terbentuk dan terjadinya fase kontinyu diakibatkan karena droplet-droplet tersebut tidak stabil Lieberman, Rieger, dan Banker, 1996. Energi bebas permukaan dari sistem emulsi yang tergantung pada total luas permukaan dan tegangan permukaan meningkat seiring dengan peningkatan luas permukaan akibat proses pencampuran. Untuk mengurangi energi bebas permukaan ini, droplet berenergi tinggi pertama kali diasumsikan sebagai bentuk bulat sehingga luas permukaan menjadi kecil. Kemudian tumbukan antardroplet menyebabkan terjadinya fusi droplet untuk mengurangi luas permukaan dan tegangan permukaan menjadi stabil Swarbrick dan James, 2007. Secara elektrostatis dan hambatan sterik yang berinteraksi droplet, viskositas emulsi akan lebih tinggi ketika droplet semakin kecil. Viskositas juga akan lebih tinggi bila ukuran droplet relatif homogen, yaitu ketika distribusi ukuran droplet sempit. Sifat alami emulsifying agent dapat mempengaruhi tidak hanya stabilitas emulsi, tetapi juga distribusi ukuran droplet, rata-rata ukuran droplet, dan selanjutnya viskositas Schramm, 2005. Gambar 10. Kurva hubungan diameter droplet dan viskositas Schramm, 2005

F. Uji Sifat Fisik Emulgel

Dokumen yang terkait

Pengaruh lama pengeringan dan lama penyimpanan terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit manggis (Garcinia mangostana L.)

1 27 66

Analisis pengaruh persepsi kualitas dan hambatan berpindah (switching barrier) terhadap loyalitas konsumen pengguna minyak pelumas Top 1 pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan

2 41 72

Kajian sifat fisik dan fungsional tepung instan biji nangka kunir(Artocarpus heterophyllus LAMK) pada berbagai lama gelatinisasi

0 4 59

Kajian sifat fisik dan organoleptif bandeng presto-asap dan bandeng asap -presto dengan dengan variasi konsentrasi asap cair dan lama pemasakan

1 12 59

Evaluasi pengaruh Gelling Agent terhadap stabilitas fisik dan profil difusi sedian gel minyak biji jinten hitam (Nigella Sativa Linn)

5 25 79

Kajian sifat fisikokimia daging sapi terhadap lama penyimpanan

2 15 115

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar, suku bunga, harga minyak dan harga emas terhadap return saham (studi pada pasar modal Indonesia)

0 9 142

C. Berdasarkan hasil tersebut terdapat pengaruh penambahan serat cangkang sawit terhadap sifat mekanik dan stabilitas termal untuk resin epoksi pada aplikasi papan partikel. - Pengaruh Penambahan Serat Cangkang Kelapa Sawit (Palm Kernel Fiber) Terhadap Si

0 0 5

MasyarakatIktiologi Indonesia Efektivitas pemberian zeolit, arang aktif, dan minyak cengkeh terhadap hormon kortisol dan gambaran darah benih ikan patin Pangasionodon hyppophthalmus pada pengangkutan dengan kepadatan tinggi

0 0 9

desain produk minyak atsiri dari cengkeh

3 4 10