22
Inquiry dikembangkan oleh Richard Suchman 2000, beliau mengembangkan model ini untuk mengajarkan proses dari suatu
penelitian atau menjelaskan fenomena yang “istimewa”. Suchman berkeinginan
agar pembelajaran
dapat belajar
secara mandiri,
membantunya dalam membangun pengetahuan dan ketrampilan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan rasa ketertarikan dan ingin tahunya.
Bruner 1987 mengenalkan pendekatan inquiry yang menekankan pada pentingnya anak belajar menemukan dan memecahkan masalah
sehingga menemukan konsep secara mandiri. Eruce dan Weil 1980 menyebutkan bahwa latihan inquiry dapat
menambah pengetahuan sains, me nghasilkan kemampuan berpikir kreatif, keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis suatu data.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
a. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pembelajaran
inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan pendidik secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu
sendiri. b. Seluruh aktifitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri self
23
belief. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri menempatkan pendidik bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai fasilitator dan
motivator belajar peserta didik. Aktifitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab anatara pendidik dan peserta
didik. Karena itu kemampuan pendidik dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
3. Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Penekanan utama dalam proses belajar berbasis inkuiri terletak pada kemampuan siswa untuk memahami, kemudian mengidentifikasi
dengan cermat dan teliti, lalu diakhiri dengan memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan yang tersaji. Sekilas, strategi ini tampak seperti
strategi pemecahan masalah problem solving, namun sesungguhnya strategi ini berbeda;titik tekan yang menjadi perhatian utama dalam
pembelajaran berbasis inkuiri bukan terletak pada solusi atau jawaban yang diberikan, tetapi pada proses pemetaan masalah dan kedalaman
pemahaman atas masalah yang menghasilkan penyajian solusi atau jawaban yang valid dan meyakinkan; siswa bukan hanya mampu untuk
menjawab „apa‟, tetapi juga mengerti „mengapa‟ dan „bagaimana‟. Selain itu, pembelajaran berbasis inkuiri bertujuan untuk
mendorong siswa semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan imanjinasi, siswa dibimbing untuk menciptakan penemuan-penemuan,
baik yang berupa penyempurnaan dari apa yang telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya.