Pengembangan Tes Hasil Belajar

pengecoh adalah sebuah pilihan jawaban yang bukan termasuk dalam kunci jawaban yang berfungsi sebagai pengecoh atau penggoda peserta tes agar memilih pengecoh tersebut bagi peserta tes yang kurang menguasai materi. Pengecoh tersebut akan berfungsi dengan baik jika jawaban pengecoh tersebut dipilih secara merata oleh peserta tes paling sedikit dipilih sebanyak 5.

4. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Widoyoko 2009: 88 menyatakan bahwa ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajar, diantaranya adalah: 1. Menyusun spesifikasi tes Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes, yaitu yang berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal. Penyusunan spesifikasi tes mencangkup kegiatan: 1 menentukan tujuan tes, 2 menyusun kisi-kisi tes, 3 memilih bentuk tes, 4 menentukan panjang tes. 1 Menentukan tujuan tes Ditinjau dari segi tujuan ada empat macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu: 1. Tes penempatan dilaksanakan pada awal pelajaran, untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik. 2. Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Tes ini memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. Tes ini berisi materi yang dirasa sulit oleh peserta didik, namun tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah. 3. Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang semester. 4. Tes sumatif diberikan di akhir suatu pelajaran, atau akhir semester, untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik untuk mata pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan tersebut dinyatakan dengan skor atau nilai, pemberian sertifkat, dan sejenisnya. Tingkat kesukaran soal pasa tes sumatif bervariasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Menyusun kisi-kisi Kisi-kisi atau biasa juga disebut sebagai tabel spesifikasi tes merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu: 1 Menulis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, 2 Menentukan indikator, 3 Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan, 4 Menentukan jumlah butir soal tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan. 3 Memilih bentuk tes Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk soal tes objektif pilihan ganda sangat tepat digunakan bila jumlah peserta banyak, waktu koreksi singkat, dan cangkupan materi yang diujikan banyak. Kelebihan tes objektif bentuk pilihan adalah lembar jawaban dapat diperiksa dengan komputer sehingga objektivitas penskoran dapat dijamin. 4 Menentukan panjang tes Penentuan panjang tes didasarkan pada cakupan materi ujian dan kelelahan peserta tes. 2. Menulis soal tes Penulisan soal merupakan langkah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat. Pertanyaan perlu dikembangkan dan dibuat dengan jelas dan simpel. 3. Menelaah soal tes Menelaah soal perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatan soal masih ditemukan kekurangan dan kesalahan. Sering kali kelemahan dan kekurangan terjadi baik dari segi tata bahasa maupun dari substansi yang tidak terlihat oleh pembuat soal. Menelaah soal dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri dari para ahli yang secara bersama-sama dalam tim menelaah atau mengoreksi soal. 4. Melakukan uji coba tes Sebelum soal digunakan maka uji coba dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal. Uji coba ini dilakukan sebagai sarana untuk memperbaiki data empirik tentang tingkat kebaikan soal yang telah disusun. Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektifitas pengecoh, daya beda, dan lain-lain. 5. Menganalisis butir soal Berdasarkan hasil uji coba perlu dilakukan analisis butir soal yang telah disusun. Melalui analisis butir soal dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, dan juga efektifitas pengecoh. 6. Memperbaiki tes Melakukan perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan, dengan cara memperbaiki butir-butir soal yang ternyata masih belum baik. 7. Merakit tes Setelah semua butir soal dianalisis dan diperbaiki langkah berikutnya adalah merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti nomor urut soal, pengelompokan, bentuk soal, layout dan sebagainya harus diperhatikan. 8. Melaksanakan tes Langkah berikutnya ialah dengan memberikan tes tersebut kepada peserta tes untuk diselesaikan. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu nilai rendah, menengah, atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan acuan penilaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Menafsirkan Hasil Tes Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah, atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan acuan penilaian. Ada dua acuan penilaian yang sering digunakan dalam bidang psikologis dan pendidikan, yaitu acuan norma dan acuan kriteria. Jadi tinggi dan rendahnya suatu nilai dibandingkan dengan kelompok atau kriteria yang harus dicapai.

5. Matematika

Dokumen yang terkait

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 221

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 4 245

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III sekolah dasar.

0 1 206

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.5 melakukan penaksiran dan pembulatan untuk sIswa kelas IV Sekolah Dasar tahun pelajaran 2016/2017.

0 0 231

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 209

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 2

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 199

Pengembangan buku Prototype Tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 224

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar

0 0 219

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar

0 0 207