10
BAB II LANDASAN TEORI
Bab  II  ini  akan  menjelaskan  empat  hal  yaitu  kajian pustaka,  penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian teori ini berisi tentang teori-teori relevan yang berhubungan dengan  tes  hasil  belajar, tes  pilihan  ganda, konstruksi  tes  hasil  belajar,
pengembangan  tes  hasil  belajar, matematika, kompetensi  dasar,  dan taksonomi bloom.
1. Tes Hasil Belajar a
Pengertian Tes
Arifin  2009:  118, mengemukakan  bahwa tes  merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan
kegiatan  pengukuran,  yang  didalamnya  terdapat  berbagai pertanyaan,  pernyataan,  atau  serangkaian  tugas  yang  harus
dikerjakan untuk dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku  peserta  didik. Yusuf  2015:  93,  menyebutkan  bahwa  tes
adalah suatu prosedur yang spesifik dan sistematis untuk mengukur tingkah  laku  seseorang;  atau  suatu  pengukuran  yang  bersifat
objektif  mengenai  tingkah  laku  seseorang,  sehingga  tingkah  laku tersebut  dapat  digambarkan  dengan  bantuan  angka,  skala  atau
dengan  sistem  kategori.  Sedangkan  menurut  Indrakusuma  dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sulistyorini, 2009:  86 menjelaskan tes  adalah  suatu  alat  atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data
atau  keterangan-keterangan  yang  diinginkan  tentang  seseorang, dengan  cara  yang  boleh  dikatakan  tepat  dan  cepat.  Dari  beberapa
uraian  diatas  tentang  pengertian  tes,  dapat  disimpulkan  bahwa  tes adalah  suatu  teknik  atau  prosedur  yang  sistematis  dan  bersifat
objektif untuk memperoleh data-data untuk mengukur tingkah laku seseorang,  sehingga  tingkah  laku  tersebut  dapat  digambarkan
dengan bantuan angka, skala atau dengan sistem kategori.
b Pengertian Tes Hasil Belajar
Sulistyorini  2009:  88 memaparkan tes  hasil  belajar merupakan  tes  penguasaan,  karena  tes  ini  mengukur  penguasaan
siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.  Tes  diujikan  setelah  siswa  memperoleh  sejumlah  materi
sebelumnya dan
pengujian dilakukan
untuk mengetahui
penguasaan  siswa atas  materi  tersebut.  Yusuf  2015:  182, menjelaskan tes  hasil  belajar  merupakan  instrumen  pengukuran
dan  penilaian  untuk  menentukan  tingkat  pencapaian  peserta  didik dalam  belajar  sesuai  dengan  karakteristik  individualitas  masing-
masing. Purwanto 2009: 66, berpendapat bahwa tes hasil belajar merupakan sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur penguasaan
siswa  terhadap  materi  yang  sudah  diajarkan  oleh  guru  maupun materi  yang  sudah  dipelajari  siswa  sendiri.  Dari  beberapa  definisi
tentang tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang
diberikan dan juga merupakan instrumen pengukuran dan penilaian untuk menentukan tingkat pencapaian siswa.
c Ciri-ciri Tes Hasil Belajar Yang Baik
Rakhmat  dan  Suherdi  1999:  56  mengatakan  tingkat kebaikan  suatu  tes  sekurang-kurangnya  dapat  dilihat  dari  4  ciri
berikut: 1
Validitas Tes  yang  baik  akan  memiliki  tingkat  validitas  yang  tinggi.
Istilah  validitas  pada  dasarnya    menunjukkan  pada  tingkat ketepatan  dalam  mengungkapkan  data  yang  semestinya
diucapkan.  Tes  hasil  belajar  yang  valid  akan  mengungkapkan aspek-aspek  hasil  belajar  secara  tepat,  dengan  kata  lain  tes
tersebut menguji apa yang semestinya dites. 2
Reliabilitas Kalau  validitas  menunjukkan  pada  tingkat  ketepatan,
reliabilitas  menunjukkan  tingkat  ketetapan,  keajegan,  atau kemantapan.
Suatu tes
yang reliabel
akan mampu
menghasilkan  data  yang  relatif  ajeg  dan  konsisten,  sehingga hasilnya dapat dipercaya.
3 Tingkat Kesulitan
Suatu  tes  yang  baik  akan memiliki  tingkat  kesukaran  yang seimbang.  Pengertian  seimbang  dalam  kaitan  ini  dapat  dilihat
dari  dua  sisi.  Pertama  berkaitan  dengan  proporsi penyebaran soal  sulit,  sedang,  mudah.
Kedua, berkaitan  dengan
kemampuan  siswa  yang  dimaksud  oleh  tes tersebut. Sebagai contoh,  sebuah tes  sebaiknya  memiliki  proporsi  penyebaran
sebagai berikut: 25 sulit, 50 sedang, dan 25  mudah. 4
Kepraktisan Kepraktisan  juga  merupakan  salah  satu  ciri  yang  perlu
dipertimbangkan  dalam  menentukan  tingkat  kebaikan  tes. Pengertian  kepraktisan  menyangkut  segi  kemudahan dalam
mengadministrasikan  tes. Semakin  mudah  sebuah  tes
diadministrasikan, semakin baik tes itu dilihat dari segi ini. Arikunto  2009:  72,  mengatakan  sebuah  tes  yang  dapat
dikatakan  baik  sebagai  alat  pengukur,  harus  memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki:
1 Validitas
“Validitas”  merupakan  kata  benda, sedangkan  “valid”
merupakan  kata  sifat.  Sebuah  tes  disebut  valid  apabila  tes  itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Istilah “valid” ,
sangat sukar dicari gantinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Reliabilitas
Kata  reliabilitas  dalam  bahasa  Indonesia  diambil  dari  kata reliability dalam Bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable
yang  artinya  dapat  dipercaya.  Tes  tersebut  dikatakan  dapat dipercaya  jika  memberikan  hasil  yang  tetap  apabila  diteskan
berkali-kali.  Sebuah  tes  dikatakan reliable apabila  hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.
3 Objektivitas
Dalam  pengertian  sehari-hari  telah  dengan  cepat  diketahui bahwa  objektif  berarti  tidak  adanya  unsur  pribadi  yang
mempengaruhi. Sebuah  tes dikatakan  memiliki  objektivitas apabila  dalam  melaksanakan  tes  itu  tidak  ada  faktor  subjektif
yang  mempengaruhi. Apabila  dikaitkan  dengan  reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring,
sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. 4
Praktikabilitas Practicability Sebuah  tes  dikatakan  memiliki  praktikabilitas  yang  tinggi
apabila tes
tersebut bersifat
praktis, mudah
pengadministrasiannya. Tes  yang  praktis  adalah  tes  yang:  1 mudah dilaksanakan, 2 mudah pemeriksaannya, 3 dilengkapi
dengan  petunjuk-petunjuk  yang  jelas  sehingga  dapat diberikandiawali oleh orang lain.
5 Ekonomis
Yang  dimaksud  dengan  ekonomis disini  ialah  bahwa
pelaksanaan  tes  tersebut  tidak  membutuhkan  ongkosbiaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
Dari  dua  uraian  teori  yang  dijelaskan  diatas,  penulis menyimpulkan  bahwa  ciri-ciri  tes  yang  baik  adalah  tes yang
dibuat harus memiliki validitas dan reliabilitas. Validitas yang dimaksud adalah tes yang dibuat sesuai dengan apa yang akan
diuji  dan  diukur  dari  siswa,  sedangkan  reliabilitas  adalah  tes yang dibuat bersifat ajeg atau tetap bila di tes kan berkali-kali
dan hasilnya pun akan bersifat tetap, selain itu juga ada tingkat kesulitan, kepraktisan, objektivitas dan ekonomis.
d Jenis-jenis Tes Hasil Belajar
Yusuf  2015: 185,  mengemukakan tes  hasil  belajar  dapat berupa:
1  tes  hasil  belajar  yang  telah  distandarisasikan standardized  achievement  test,  2  tes  susunan  gurupendidik
teacher or locally made test. 1
Tes hasil belajar yang telah distandarisasikan Tes  hasil  belajar  yang  telah  distandarisasikan  dibedakan
atas dua jenis, yaitu: a. Tes hasil belajar umum yang telah distandarisasikan
Tes  jenis ini  terdiri  dari  berbagai subtest yang  mampu menampilkan  kebutuhan  umum  bidang  studi  pokok  dan
dasar  dalam  program  sekolah.  Tes  ini  dapat  menunjukkan dan  mengukur
“subject  matter”mata  pelajaran  dan keterampilan
dari Sekolah
Dasar hingga
Sekolah Menengah.
b. Tes hasil belajar khusus yang telah distandarisasikan Berbeda dari jenis tes sebelumnya, tes hasil belajar standar
khusus  dimaksudkan  untuk  merekam  atau  meng-cover bidang  studi  atau  mata  pelajaran.  Tes  hasil  belajar  yang
distandarisasikan  ini  dapat  berupa Diagnostic Achievement Test untuk  mengetahui  kekuatan  dan  kelemahan  peserta
didik dalam bidang tertentu. 2
Tes hasil belajar buatan gurupendidik Teacher Made Test Tes  hasil  belajar  buatan  gurupendidik  hanya  berlaku untuk
tujuan  tertentu  dan  dalam  kelassekolah  yang  terbatas.  Belum diujicobakan  secara  kontinu  dengan  validitas  dan  reliabilitas
yang  masih  terbatas.  Tes  susunan  gurupendidik  ini  dapat berbentuk: a tes esai, b tes objektif, dan c tes unjuk kerja
Purwanto  2009: 105, berpendapat untuk  melaksanakan evaluasi  hasil  mengajar  dan  belajar  itu,  seorang  guru  dapat
menggunakan  dua  macam  tes,  yakni  tes  yang  telah distandarkan standardized  test dan  tes  buatan  guru  sendiri
teacher made test. Adapun perbedaan tes standar dengan tes buatan guru adalah sebagai berikut:
a. Standardized achievement test
1 Didasarkan  atas  isi  dan  tujuan-tujuan  umum  bagi  sekolah- sekolah yang sejenis diseluruh negara atau daerah.
2 Berhubungan  dengan  bagian-bagian  yang  luas  dari pengetahuan,
kecakapan,  atau  keterampilan,  biasanya dengan  hanya  sejumlah item yang  diperlukan  untuk
mengukur suatu skill atau topik tertentu. 3 Dikembangkan dengan bantuan penulis-penulis profesional,
para ahli me-review, dan editor-editor soal tes. 4 Menggunakan item-item yang telah di-tryout-kan, dianalisis,
dan direvisi sebelum menjadi bagian dari tes itu 5 Memiliki keadaan yang tinggi.
6 Memiliki  ukuran-ukuran  norms  untuk  bermacam-macam kelompok  yang  secara  luas  mewakili performance seluruh
negara atau daerah. b. Teacher made test
1 Didasarkan  atas  isi  dan  tujuan-tujuan  khusus  untuk  kelas
atau sekolah di tempat guru itu mengajar. 2
Dapat  menyangkut  topik,  kecakapan,  atau  keterampilan khusus  dan  tertentu,  tetapi  dapat  juga  menyangkut  bagian-
bagian yang lebih luas dari pengetahuan dan keterampilan. 3
Biasanya  dikembangkan  oleh  seorang  guru  dengan  sedikit atau tanpa bantuan dari luar.
4 Menggunakan item-item yang  jarang  atau  tidak  pernah  di-
tryout-kan, dianalisis, atau direvisi sebelum menjadi bagian dari tes tersebut.
5 Memiliki keandalan yang rendah atau sedang saja.
6 Biasanya  terbatas  pada  suatu  kelas  atau  sekolah  sebagai
kelompok pemakainya. Berdasarkan  dua  uraian  teori  diatas  tentang  jenis-
jenis  tes  hasil  belajar,  dapat  disimpulkan  bahwa  jenis  tes hasil belajar  ada  dua  tes  hasil  belajar  yang  telah
distandarisasikan  Standardized  achievement  test, dan  tes hasil belajar buatan gurupendidik Teacher made test.
e Bentuk tes hasil belajar
Berdasarkan  dari  segi  bentuk  soal  dan  kemungkinan  jawabannya Yusuf 2015: 96 menyebutkan bahwa tes dapat dibedakan atas:
1 Tes Esai essay type test Tes  esai  atau  tes  karangan  adalah  tes  yang  disusun  dalam  bentuk
pertanyaanpernyataan  bebas  atau  terstruktur;  dan  peserta  didiknya menyusun  serta  mengorganisasikan  sendiri  jawaban  tiap  pertanyaan
itu  dengan  bahasa  sendiri.  Tes  esai  ini  sangat  bermanfaat  untuk mengembangkan
kemampuan testee
dalam menjelaskan,
menerangkan,  melahirkan  sendiri  suatu  idea  atau  pendapat  dalam bahasa sendiri.
2 Tes Objektif objective type test Tes objektif  adalah  tes  yang  disusun  sedemikian  rupa  dan  telah
disediakan  alternatif  jawabannya. Tes  tipe  ini  kurang  mampu mengembangkan  kemampuan
testee dalam  menjelaskan  atau
mengungkapkan  suatu  pendapat  dengan  bahasa  sendiri.  Tes  ini terdiri  dari  berbagai  bentuk,  antara  lain:  Benar-Salah True-False,
pilihan  ganda Multiple  Choice,  menjodohkan Matching,  dan analisis hubungan Relationship Analysis
Purwanto  1984:  45,  mengemukakan tes  tertulis  dapat dibagi  atas tes esai dan  tes  objektif.  Tes  esai ialah  tes  yang
berbentuk  pertanyaan  tulisan,  yang  jawabannya  merupakan karangan atau  kalimat  yang  panjang-panjang.  Soal  tes  esai
jumlahnya  sangat  terbatas,  umumnya  berjumlah  di  sekitar  lima sampai  sepuluh  soal.  Sedangkan  yang  dimaksud  dengan  tes
objektif ialah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat  dinilai  secara  objektif,  dinilai  oleh  siapa  pun  akan
menghasilkan score yang sama. Dari  kedua  teori  tentang  bentuk  tes  hasil  belajar  dapat
disimpulkan  bahwa  terdapat  2  bentuk  tes  hasil  belajar  yaitu,  tes esai  dan  tes  objektif.  Tes  esai adalah  tes  yang  disusun  dalam
bentuk  pertanyaanpernyataan  yang  jawabannya  berasal dari pemikiran  yang  sudah  diorganisasikan  oleh  peserta  didik  dengan
bahasanya  sendiri,  biasanya  dengan  kalimat  panjang-panjang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sedangkan  tes  objektif  adalah  tes  yang  disusun  sedemikian  rupa yang  memiliki  beberapa  alternatif  jawaban  sehingga  hasil  tes
tersebut bersifat objektif.
f Macam-macam tes hasil belajar
1 Tes esaiuraian Arifin  2009:  125, mengemukakan disebut  bentuk  uraian,  karena
menuntut  peserta  didik  untuk  menguraikan,  mengorganisasikan  dan menyatakan  jawaban  dengan  kata-katanya  sendiri  dalam  bentuk,
teknik,  dan  gaya  yang  berbeda  satu  dengan  lainnya.  Bentuk  uraian sering  juga  disebut  bentuk  subjektif  karena  dalam  pelaksanaanya
sering  dipengaruhi  oleh  faktor  subjektivitas  guru.  Dilihat  dari  luas- sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes berbentuk uraian dapat
dibagi menjadi dua bentuk,  yaitu uraian terbatas restricted respons items dan uraian bebas extended respons items.
a Uraian terbatas
Dalam  menjawab  soal  bentuk  uraian  terbatas  ini,  peserta  didik harus  mengemukakan hal-hal  tertentu  sebagai  batas-batasnya.
Walaupun  kalimat  jawaban  peserta  didik  itu  beraneka  ragam, tetap  harus  ada  pokok-pokok  penting  yang  terdapat  dalam
sistematika  jawabannya  sesuai  dengan  batas-batas  yang  telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
b Uraian bebas
Dalam  bentuk ini  peserta  didik  bebas  untuk  menjawab  soal dengan  cara  dan  sistematika  sendiri.  Peserta  didik  bebas
mengemukakan  pendapat  sesuai  dengan  kemampuannya.  Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika
yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti.
2 Tes objektif Arikunto  1991: 127 menyebutkan tes  objektif  terbagi  dalam  4
macam tipe tes, antara lain: a
Tes Benar-Salah True-False Test Soal-soalnya
berupa pernyataan-pernyataan
statement. Statement tersebut  ada  yang  benar  dan  ada  yang  salah.  Orang
yang  ditanya  bertugas  untuk  menandai  masing-masing pernyataan  itu  dengan  melingkari  huruf  B  jika  pernyataan  itu
benar menurut  pendapatnya  dan  melingkari  huruf  S  jika pernyataannya salah.
b Tes pilihan ganda Multiple Choice Test
Multiple  Choice Test terdiri  atas  suatu  keterangan  atau pemberitahuan  tentang  suatu  pengertian  yang  belum  lengkap,
dan  untuk  melengkapinya  harus  memilih  satu  dari  beberapa kemungkinan  jawaban  yang  telah  disediakan. Kemungkinan
jawaban  terdiri  atas  satu  jawaban  yang  benar  yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh distractor.
c Menjodohkan Matching Test
Matching Test
dapat kita
ganti dengan
istilah mempertandingkan,
mencocokkan, memasangkan
atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan
satu  seri  jawaban. Masing-masing  petanyaan  mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.
d Tes isian Completion test
Completion  test biasa  kita  sebut  dengan  istilah  tes  isian,  tes menyempurnakan,  atau  tes  melengkapi. Completion  test terdiri
atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagian yang dihilangkan.
2. Tes pilihan ganda Multiple Choice Test a