3.4.4. Evaluasi Model Outlier
Hair et.al.,1998 menjelaskan bahwa pola “comfirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasikan utilitas hipotesis-hipotesis dengan
pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model sebagai yang diperkuat.
Sebaiknya suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempuyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”.
Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan strctural eqation modelling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodness of fit, yakni Chi-sqare, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI,
CMINDF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 3.1 Goodness of Fit Indices
GOODNESS OF FIT INDEX
KETERANGAN CUT-OFF VALUE
X² - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang
di estimasi sema dengan covariance sample apakah model sesuai dengan data
Diharapkan kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1
dan 2
Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matriks
covariance data dan matriks covariance yang di estimasi.
Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥
0,05 RMSEA
Mengkompensasi kelemahan Chi-Sqare pada sample besar.
≤ 0,08 GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh
matriks covariance populasi yang diestimasi analog dengan R² dalam regresi berganda.
≥ 0,90
TLI Pembandingan antara model yang diuji
terhadap baseline model. ≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive
terhadap besarnya sample dan kermitan model.
≥ 0,94
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
≥ 0,90 CMINDDF Kesesuaian
antara data dan model ≤ 2,00
Sumber : Hair et.al.,1998
a. Chi-Square statistic x²
Chi square in sangat bersifat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karena itu bila jmlah sampel adlah cukup besar yaitu lebih
dari 200 sampel, maka statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lainnya Hair et.al.,1995:105 : Tabachnick Fidell, 1996:84.
Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang tidak signifikan, yang menguji hipotesis nol bahwa matriks kovarian populasi tidak sama dengan
kovarian sampel. Oleh karena itu x² yang kecil tidak signifikan yang diharapkan agar hipotesa nol sulit ditolak.
b. RMSEA Root mean Square Error of Approximation
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar
Baumgartner Hamburg, 1996:65. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya
model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu. Berdasarkan degrees of freedom Browne Cdeck, 1993:72.
c. GFI Goodness of Fit Index
Indeks kesesuaian fit index ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarian sampel yang dijelaskan oleh matriks
kovarians populasi Bantler ,1983:12 : Tanaka Huba,1989 :54. GFI yang diharapkan adalah sebesar
≥ 0,90. d.
TLI Tucker Lewis Index TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan
sebuah baseline model Baumgartnes Hombrg, 1996:69. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanmya sebuah model
adlah penerimaan ≥ 0,95. indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Cb C TLI = db d
Cb 1
db Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dari d adalah
derajat bebasnya. Sementara Cb dan db adalah diskrepansi dan derajat bebas dari baseline model yang dijadikan pembanding.
e. CFI Comparatif of Fit Index
Kenggulan dari indeks ini adalah bahwa indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur
tingkat penerimaan sebuah model Husnand et al.,1996:35. Indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
CFI = 1- C - d Cb – Db
Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dari d adalah derajat bebasnya. Sementara Cb dan db adalah diskrepansi dan derajat
bebas dari baseline model yang dijadikan pembanding f.
AGFI Adjsted Goodness of Fit Index Tanaka Huba 1989:55, menyatakna bahwa GFI adalah analog dari
R² dalam regresi berganda. Fit Index ini apat diadjust terhadap degrees of freedom yang tersedia untuk menguki diterima tidaknya model
Arbuckle,1997:30. Indeks ini diperoleh dengan rumus.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
G Dimana:db =
Σ pg ,d= derajat bebas
G=1
AGFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,90.
g. CMINDDF Minimum sample discrepancy fnction Degrees of
Freedom CMINDDF dalam hal ini tidak lain adalah statistik chi-sqare dibagi
dengan derajat bebasnya sehingga disebut X² relatif. X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari
acceptabel fit antara model dan data Arbckle, 1997:32.
d
b
AGFI = 1- 1-GFI d
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Bab ini penulis akan mengemukakan tentang sejarah singkat perusahaan UD. Morinaga Surabaya. Sebab dengan menggetahui sejarah singkat perusahaan, maka
akan diketahui perkembangan perusahaan dari mulai berdiri hingga saat ini UD. Morinaga didirikan oleh pasangan Bapak Joeng Riyanto dan Ibu Livia
Florensia pada tahun 1990 berlokasi di Jl.Rk 4 YKP Surabaya, dimana pada awalnya perusahaan ini adalah sebuah kontrakan home industri kecil yang memproduksi yang
sekaligus memasarkan produk sesuai dengan pesanan atau parti eceran di pemukiman sekitar dan produk yang dihasilkan hanya dua macam jenis produk roti
yaitu roti pia kering dan roti kacang. Serta kesedarhanaan prasarana yang mendukung, dari proses produksi hingga proses pemasaran dan penggesuban hasil
produksi. Karena pada saat itu usaha yang dilakukan pemiliki hasil produk yang
memiliki respon pasar yang positif dan permintaan semakin berkembang, maka terdapat pemikiran dan pelaksanaan untuk Bpk Riyanto melegalkan produk tersebut
pada tahun 2002 dengan no. Seri Izin kez.PIRT 206647201507. Dimana perkembangan dan tempat semakin tak memadai dan strategis maka
dilakukanlah juga pengembangan lokasi dengan berpindah ke tanah dan banggunan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.