1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

17 2 Satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah wacana teknis, terdiri atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai. 3 Salah satu kelimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf. 4 Pada paragraf dalam karanagn teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan. 5 Memiliki hubungan kebahasaan kohesi dan hubungan makna koherensi yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya. 6 Bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan kara serta kalimatnya baik penggunaan huruf maupun tanda beca sesuai dengan ejaan yang berlaku. Adapun asas-asas paragraf yang baik menurut Widyamartaya 1993: 37. Asas- asas ini berkenaan dengan gagasan yang akan disampaikan dan tatanan atau struktur gagasan yang akan disampaikan. 1 Asas kejelasan yang menyangkut penyampaian gagasan yang tidak samar- samar, sehingga gagasan atau ide dapat dipahami dan tidak disalahartikan. 2 Asas keringkasan yang menyangkut penggunaan kata yang hemat. Hal ini tidak berarti harus menggunakan kata-kata yang pendek tetapi penggunaan 18 kata yang seefektif mungkin dan tidak berputar-putar, tidak berlebihan, dan tidak mengulang-ulang ide yang sama. 3 Asas ketepatan yang menyangkut apa yang disampaikan pengarang dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya. Ketepatan juga menyangkut ketepatan penggunaan aturan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca. 4 Asas kesatupaduan yang berkenaan pada segala yang terdapat pada paragraf berpusat pada satu ide pokok yang sama, tidak membicarakan hal yang lainnya. 5 Asas pertautan yang berkenaan pada kekoherensiaan yang menghendaki antara satu kalimat dengan kalimat yang lain memiliki hubungan satu dengan yang lain. 6 Asas harkat yang berkenaan dengan bobot dalam karangan. Hal ini mengacu pada isi karangan yang disampaikan benar-benar memadai dan jelas dan lengkap. Selain ciri-ciri dan asas-asas paragraf, terdapat pula kriteria kualitas paragraf. Kriteria-kualitas paragraf dikemukakan oleh Tarigan 2008 yang menentukan baik tidaknya suatu paragraf. Kriteria-kriteria tersebut adalah : 1 Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal saja. 2 Isi paragraf relevan dengan isi karangan. 3 Paragraf harus koheren dan unity. 4 Kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna 5 Struktur paragraf harus bervariasi disesuaikan dengan latar belakang pembaca, sifat media tempat paragraf diterbitkan, dan sifat dan tuntutan kalimat topik. 19 6 Paragraf ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seperti yang diuraikan di atas mengenai ciri-ciri dan asas-asas paragraf yang baik, dalam suatu paragraf tidak terlepas dari unsur-unsur yang membangun suatu paragraf yang mendukung terbentuknya paragraf yang baik yang dapat dipahami pembaca dan tersampaikan maksud pengarang. Terdapat empat unsur paragraf yang mendukung terbentuknya paragraf. 2. 2. 1. 2 Unsur-unsur Paragraf Suatu paragraf tidak akan terbangun tanpa adanya unsur-unsurnya. Secara umum, ada empat unsur pembangun paragraf. Menurut Wiyanto 2011, paragraf terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama, kalimat pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun, keepmat unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Adakalanya dalam suatu paragraf hanya terdapat tiga unsur atau dua unsur, bahkan satu unsur. Berikut ini uraian keempat unsur paragraf. 1 Transisi Transisi adalah penghubung antarparagraf. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara memunculkan transisi. Cara pertama yaitu implisit yang tidak dinyatakan dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu eksplisit yang dinyatakan melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf. 20 a Transisi berupa kata atau kelompok kata 1 Penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir. 2 Penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan. 3 Penanda klimaks: paling..., se...nya, dan ter-. 4 Penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak. 5 Penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya. 6 Penanda urutan jarak: di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat, dan jauh. 7 Penanda ilustrasi: umpama, contoh, dan misalnya. 8 Penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena, dan akibatnya. 9 Penanda syaratpengandaian: jika, kalau, jikalau, andaikata, dan seandainya. 10 Penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya, dan rangkuman. b Transisi berupa kalimat Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat penuntun. Kalimat penuntun ini mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai transisi dan pengantar topik yang akan dijelaskan. Berikut ini contoh transisi berupa kalimat. 1 Apa itu awan? Seperti yang sering kita lihat sehari-hari, pengertian awan adalah kumpulan tetesan air kristal-kristal es di dalam udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunanpemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. Awan adalah cikal-bakal terjadinya hujan, namun bisa atau tidaknya awan menimbulkan hujan tergantung pada musim. Kondisi awan dapat berupa cair, gas, atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu. Jenis-jenis awan yang ada sekarang ini adalah hasil kongres internasional tentang awan yang diadakan di Munchen tahun 1802 dan Uppsala Swedia tahun 1894. c Transisi berupa paragraf Transisi yang berupa paragraf berfungsi sebagai pemisah antara satu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Berikut ini contoh transisi berupa paragraf. 21 2 Singkatnya, bumi berotasi karena hukum kekekalan momentum sudut. Pada awalnya rotasi kita lambat karena masih merupakan bagian dari sebuah awan gas besar. Lalu seiring pengumpulan bahan oleh gravitasi, materi bergerombol semakin dekat di beberapa titik awan, salah satunya bayi Bumi. Bumi menjadi semakin kecil dan padat, dan rotasi meningkat, sama halnya seperti seorang penari es yang berputar. Saat ia menarik kaki dan tangannya lebih dekat ke tubuhnya, putarannya semakin cepat. Rotasi ini terus berlangsung hingga sekarang dan miliaran tahun yang akan datang. Kita memang tidak memadat lagi. Kita sudah stabil, begitu juga planet lain di tata surya. Tapi ruang angkasa tidak memiliki udara. Tidak ada gesekan, dan karenanya tidak ada yang bisa menghentikan rotasi bumi. Kadang gempa bumi raksasa atau tumbukan asteroid raksasa dapat mengubah kecepatannya, tapi tidak menghentikannya. 2 Kalimat Topik Kalimat topik adalah perwujudan ide pokok yang mendasari suatu paragraf. Kalimat topik ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir paragraf. Kalimat topik pada awalnya berupa ide sentral pengarang yang belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. 3 Kalimat Pengembang Kalimat pengembang adalah pendukung kalimat pokok. Kalimat pengembang menempati lebih dari setengah porsi suatu paragraf, karena kalimat pengembang memperinci atau penjelaskan ide sentral dalam kalimat pokok. Penyusunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Kalimat pengembang harus berkaitan erat dengan kalimat utama dan disusun berdasarkan hal-hal yang sangat dekat dengan ide sentral dilanjutkan hal-hal pendukung lainnya.