14
Relevansi  penelitian  Lucia  Hapsari  dan  penelitian  peneliti  adalah  sama- sama  meneliti  tentang  pola  pengembangan  paragraf  dan  unsur-unsur  paragraf,
serta  kesamaan  jenis  penelitian  yaitu  deskriptif  kualitatif.  Perbedaan  penelitian Lucia  Hapsari  dan  penelitian  peneliti  adalah  penelitian  Lucia  Hapsari  bersumber
dari  tajuk  rencana  surat  kabar  Kompas  edisi  November  2011,  sedangkan penelitian  peneliti  bersumber  dari  karangan  narasi  guru-guru  SD  di  Lingkungan
YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat  pada Tahun 2014. Berdasarkan  tiga  penelitian  terdahulu,  peneliti  menemukan  persamaan
dan  perbedaan.  Persamaan  yang  peneliti  temukan  adalah  kesamaan  obyek penelitian,  yaitu  tentang  pola  pengembangan  paragraf  dan  unsur-unsur  paragraf.
Persamaan  lain  adalah  sama-sama  berjenis  penelitian  deskriptif  kualitatif. Sementara  itu,  perbedaan  yang  peneliti  temukan  adalah  perbedaan  subyek  data
dan  sumber  penelitian.  Pada  tiga  penelitian  terdahulu  yang  relevan,  subyek  data adalah siswa di sekolah. Sumber datanya adalah karangan siswa dan tajuk rencana
dari  surat  kabar.  Dalam  penelitian  ini,  subyek  datanya  adalah  guru-guru  SD  di Lingkungan  YPPK  Maybrat  Keuskupan  Manokwari,  Papua  Barat    pada  Tahun
2014,  dan  sumber  datanya  adalah  karangan-karangan  narasi  karya  guru-guru  SD di  Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat  pada Tahun
2014.
2. 2 Kajian Teori
Berikut  ini  uraian  teori  yang  digunakan  untuk  memecahkan  masalah dalam  penelitian  ini.  Teori  yang  digunakan  adalah  teoti  paragraf  yang  meliputi
15
pengertian paragraf, ciri-ciri paragraf, asas-asas paragraf, kriteria kualitas paragraf, unsur-unsur paragraf, struktur paragraf, dan pola pengembangan paragraf. Adapun
teori karangan narasi yang meliputi pengertian karangan narasi, ciri khas karangan narasi, dan jenis-jenis karangan narasi.
2. 2. 1   Paragraf
Terdapat beberapa definisi paragraf  yang dikemukakan dalam penelitian ini.  Berikut  uraian  mengenai  definisi  paragraf    berdasarkan  pendapat  para  ahli
bahasa  atau  pakar  bahasa.  Menurut  Keraf  2004,  alinea  atau  paragraf  tidak  lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan  yang  lebih tinggi  atau lebih luas  dari
kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian  untuk  membentuk  sebuah  gagasan.  Dalam  alinea  itu  gagasan  tadi
menjadi  jelas  oleh  uraian-uraian  tambahan,  yang  maksudnya  tidak  lain  untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas.
Sementara  itu,  Tarigan  2008  berpendapat  bahwa  paragraf  adalah seperangkat  kalimat  tersusun  logis-sistematis  yang  merupakan  satu  kesatuan
ekspresi  pikiran  yang relevan dan  mendukung pikiran pokok  yang tersirat  dalam keseluruhan  karangan.  Ada  pula  pendapat  Ramlan  1993:  1  mengenai  paragraf,
yaitu  bagian  dari  suatu  karangan  atau  tuturan  yang  terdiri  dari  sejumlah  kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
Selain itu, Soewandi 2000: 49 mengatakan bahwa paragraf atau alinea lazimnya terdiri  dari  sekelompok  kalimat  yang  mengungkapkan  satu  gagasan.  Gagasan  itu
merupakan  satu  gagasan  bawahan  dari  sebuah  karang  atau  wacana.  Menurut
16
Widyamartaya  1993:  31,  paragraf  adalah  sekelompok  kalimat  utuh,  lengkap yang  memerlukan  tambahan  kalimat-kalimat  lain  yang  meluaskan,  menguraikan,
dan  menjelaskan  gagasan  tersebut,  sedangkan  menurut  Wiyanto  2004:  15, paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama
menjelaskan  satu  unit  buah  pikiran  untuk  mendukung  buah  pikiran  yang diungkapkan  dalam  seluruh  tulisan.  Selanjutnya,  menurut  Arnaudet  and  Barret
1990: 1, paragraf adalah sekelompok kalimat yang membangun satu ide pokok. Ide pokok biasanya sebagai kalimat topik.
“Paragraph  is  a  group  of  sentences  which  develop  one  central  idea.  The central idea is usually stated ia a topic sentence
”.
Berdasarkan  definisi-definisi  di  atas,  dapat  ditarik  simpulan  bahwa paragraf adalah salah satu  media pengarang untuk  mengungkapkan ide ke dalam
bentuk  tulisan  yang  didukung  oleh  seperangkat  kalimat  pendukung  yang  fokus membicarakan ide tertentu. Oleh karena itu, dalam penulisan paragraf diperlukan
pengetahuan  yang  cukup  agar  paragraf  yang  ditulis  layak  disebut  paragraf  yang baik. Terdapat kriteria atau ciri-ciri dan asas-asas tertentu mengenai paragraf yang
baik.
2. 2. 1. 1 Ciri-ciri,  Asas-asas dan Kriteria Kualitas  Paragraf
Menurut Soewandi 2000: 52-53 paragraf  yang baik memiliki enam ciri sebagai berikut.
1 Penulisan awal paragraf dilakukan dengan penulisan masuk beberapa ketukan.
17
2 Satu  paragraf,  lebih-lebih  paragraf  karangan  ilmiah  wacana  teknis,  terdiri
atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai. 3
Salah  satu  kelimat  merupakan  kalimat  topiknya,  yaitu  kalimat  yang  berisi gagasan  pokok,  sedangkan  kalimat-kalimat
yang  lain  merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir
paragraf. 4
Pada  paragraf  dalam  karanagn  teknis  atau  karangan  ilmiah,  isi  pernyataan yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai
pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan. 5
Memiliki  hubungan  kebahasaan  kohesi  dan  hubungan  makna  koherensi yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.
6 Bahasa  yang  digunakan  adalah  bahasa  ragam  baku.  Ciri-cirinya  adalah
pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan kara
serta  kalimatnya  baik  penggunaan  huruf  maupun  tanda  beca  sesuai  dengan ejaan yang berlaku.
Adapun  asas-asas  paragraf  yang  baik  menurut  Widyamartaya  1993:  37.  Asas- asas  ini  berkenaan  dengan  gagasan  yang  akan  disampaikan  dan  tatanan  atau
struktur gagasan yang akan disampaikan. 1
Asas  kejelasan  yang  menyangkut  penyampaian  gagasan  yang  tidak  samar- samar, sehingga gagasan atau ide dapat dipahami dan tidak disalahartikan.
2 Asas  keringkasan  yang  menyangkut  penggunaan  kata  yang  hemat.  Hal  ini
tidak  berarti  harus  menggunakan  kata-kata  yang  pendek  tetapi  penggunaan