Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi

pertanyaan 5 hingga 6, sehingga diketahui bahwa pada variabel loyalitas pelanggan, dimensi yang memiliki skor rata-rata paling rendah adalah continue purchasing dan yang tinggi adalah say positive things.

2. Analisis Regresi

a. Uji Asumsi Klasik

1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas atau nilai sig atau signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Hasil analisis diperoleh data sebagai berikut: Tabel V.11 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. Unstandardized Residual 0,063 100 0,200 Sumber : Data Primer, olah data SPSS 2015 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa setelah diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tingkat signifikansi 0,200 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 2 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya yaitu: 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau disebut homoskedastisitas. Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas - Scatterplot Sumber : Data Primer, olah data SPSS 2015 Berdasarkan gambar di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedostisitas atau model regresi liniernya homoskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi loyalitas pelanggan berdasar masukan variabel independennya yaitu experiential marketing dan kepuasan pelanggan. 3 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya t-1. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson DW test menurut Algifari 1997 adalah sebagai berikut: Tabel V.12 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Kesimpulan DW DW Test Ada autokorelasi 1,08 Tidak ada kesimpulan 1,08-1,66 Tidak ada autokorelasi 1,66-2,34 2,028 Tidak ada kesimpulan 2,34-2,92 Ada autokorelasi 2,91 Sumber : Data Primer, olah data SPSS 2015 Berdasarkan hasil output di atas diperoleh DW test statistik adalah sebesar 2,028 menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson tersebut berada pada nterval 1,66 hingga 2,34 sehingga dapat dipastikan bahwa pada model regresi linier berganda tersebut tidak terjadi autokorelasi. 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antarvariabel independen experiential marketing dan kepuasan pelanggan. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebas. Pengujian multikolinearitas adalah jika nilai Tolerance 1 dan nilai VIF 10 maka dikatakan tidak multikolinearitas. Tabel V.13 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Independen Tolerance Value VIF Kesimpulan Experiential Marketing 0,934 1,070 Tidak ada multikolinearitas Kepuasan Pelanggan 0,934 1,070 Tidak ada multikolinearitas Sumber : Data Primer, olah data SPSS 2015 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diketahui bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, regresi atau model yang digunakan dalam penelitian bebas multikolinearitas.

b. Persamaan Regresi Berganda