32
c. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching
DePorter DePorter, 2005: 7 Quantum Teaching berprinsip pada: 1
Segalanya berbicara
Seluruh lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa. Rancangan
kurikulum, dan rancangan pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan, dan seluruh kondisi lingkungan harus
dapat berbicara membawa pesan-pesan belajar bagi siswa.
2
Segalanya bertujuan
Semua penggubahan pembelajaran tanpa terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol.
3
Pengalaman sebelum pemberian nama
Sebelum siswa
belajar memberi
nama mendefinisikan,
mengkonseptualisasi, membedakan, mengkategorikan hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian
nama tersebut. 4
Mengakui setiap usaha
Semua usaha belajar yang telah dilakukan oleh siswa harus memperoleh pengakuan guru dan siswa lainnya. Pengakuan ini penting
agar siswa selalu berani melangkah ke bagian berikutnya dalam pembelajaran.
33 5
Merayakan keberhasilan
Setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini diharapkan dapat memberi umpan balik dan
motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar berikutnya.
d. Unsur-Unsur Pokok Quantum Teaching
DePorter 2005: 8, Quantum Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang terdiri dari dua unsur pokok, yaitu konteks dan isi.
Dengan demikian, guru harus memiliki kemampuan untuk mengorkestrasi konteks dan isi tersebut. Konteks berkaitan dengan lingkungan
pembelajaran, sedangkan isi berkaitan dengan isi pembelajaran. a
Mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran konteks
Dimensi konteks dalam Quantum Teaching dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu:
1
Suasana yang menggairahkan
Aspek-aspek pembelajaran quantum yang perlu dipahami dan diterapkan untuk menciptakan suasana yang dinamis dan
menggairahkan dalam belajar: a
Kekuatan niat dan berpandangan positif
b
Menjalin rasa simpati dan saling pengertian
c
Keriangan dan ketakjuban
d
Mau mengambil risiko
34 e
Menumbuhkan rasa saling memiliki
f
Menunjukkan keteladanan
2 Landasan yang kukuh
Menegakkan landasan yang kukuh dalam pembelajaran Quantum bisa dengan cara :
a Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
b Mengukuhkan prinsip-prinsip keunggulan.
c Meyakini kemampuan diri dan kemampun siswa.
d Kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan.
e Menjaga komunitas belajar tetap tumbuh dan berjalan dan
tumbuh. 3
Lingkungan yang mendukung Lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa
dalam memusatkan perhatian dan menyerap informasi sebanyak- banyaknya. Cara menata lingkungan yang dapat mendukung situasi
belajar bisa dilakukan dengan : a
Mengorganisasikan dan memanfaatkan lingkungan sekitar. b
Menggunakan alat bantu yang mewakili satu gagasan. c
Pengaturan formasi siswa. d
Pemutaran musik yang sesuai dengan kondisi belajar.
35 4
Perancangan pengajaran yang dinamis Melalui perancangan pembelajaran, guru dapat memasuki dunia
siswa dalam proses pembelajaran. Perancangan pengajaran yang dapat dilakukan guru menurut DePorter 2005: 84 adalah :
a Dari dunia mereka ke dunia kita.
b Modalitas V-A-K Visual – Auditorial – Kinestetik.
c Model kesuksesan dari sudut pandang perancang.
d Kerangka perancangan TANDUR.
e Kecerdasan berganda bertemu SLIM-n-BIL.
f Penggunaan metafora, perumpamaan dan sugesti.
Kemampuan guru memasuki dunia siswa sebelum atau saat berlangsungnya pembelajaran dapat membawa sukses pembelajaran
karena membantu guru menyelesaikan pembelajaran lebih cepat, lebih melekat, dan lebih bermakna dengan hasil belajar yang memuaskan.
b Mengorkestrasikan kesuksesan belajar melalui isi
Dimensi kontenisi dalam pembelajaran Quantum dikelompokkan menjadi empat bagian, dimana 2 bagian mengkaji kemampuan guru
dalam melakukan presentasi dan fasilitas 2 bagian lainnya memberi tips tentang kiat-kiat keterampilan belajar siswa dan keterampilan hidup.
Ada beberapa upaya dan kondisi yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan belajar optimal antara lain:
36 1
Mengorkestrasi presentasi prima Kemampuan guru mengorkestrasi presentasi prima merupakan
kemampuan berkomunikasi dengan menekankan interaksi sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ketika guru
mengajar, memberikan pengarahan, menata kontek, memberi umpan balik, hendaknya dilaksanakan 4 komunikasi yaitu:
a Memunculkan kesan yang diinginkan
b Mengarahkan perhatian
c Bersifat mengajak
d Tepat sasaran
2 Mengorkestrasi fasilitas yang elegan
Mengorkestrasi fasilitas berarti memudahkan interaksi siswa dengan kurikulum. Pembelajaran kuantum menawarkan beberapa
strategi untuk memudahkna fasilitas antara lain: a
Menerapkan prinsip KEG Know it, Explain it, Get it and give feedback.
b Model kesuksesan dari sudut pandang fasilitator.
c Membaca pendengaran.
d Mempengaruhi melalui tindakan.
e Menciptakan strategi berfikir.
f Tanya jawab belajar.
Fasilitas menciptakan strategi berfikir bertujuan membantu ragam pertanyaan kepada siswa dengan maksud memperoleh respon,
37 memberi dorongan dan menghargai serta mengakui partisipsi siswa
dalam melatih keterampilan berfikir siswa.
3 Mengorkestrasi keterampilan belajar dan keterampilan hidup
Keterampilan belajar dapat membantu siswa mencapai tujuan belajar dengan efisien dan cepat, dengan tetap mempertahankan
minat belajar. Belajar di kelas perlu memanfaatkan gaya belajar masing-masing siswa yaitu:
a Belajar visual.
b Auditorial.
c Kinetik.
Belajar yang optimal adalah belajar dalam keadaan prima. Kondisi prima ini dapat terjadi ketika ada kesesuaian antar gerak,
tubuh, pikiran dan perasaan dalam kondisi terfokus dan menyenangkan. Belajar di sekolah bukan semata-mata sebagai
kegiatan belajar secara akademik. Siswa perlu mempelajari keterampilan hidup life skill, dan keterampilan sosial social
skill.
e. Kerangka Model Quantum Teaching