37 memberi dorongan dan menghargai serta mengakui partisipsi siswa
dalam melatih keterampilan berfikir siswa.
3 Mengorkestrasi keterampilan belajar dan keterampilan hidup
Keterampilan belajar dapat membantu siswa mencapai tujuan belajar dengan efisien dan cepat, dengan tetap mempertahankan
minat belajar. Belajar di kelas perlu memanfaatkan gaya belajar masing-masing siswa yaitu:
a Belajar visual.
b Auditorial.
c Kinetik.
Belajar yang optimal adalah belajar dalam keadaan prima. Kondisi prima ini dapat terjadi ketika ada kesesuaian antar gerak,
tubuh, pikiran dan perasaan dalam kondisi terfokus dan menyenangkan. Belajar di sekolah bukan semata-mata sebagai
kegiatan belajar secara akademik. Siswa perlu mempelajari keterampilan hidup life skill, dan keterampilan sosial social
skill.
e. Kerangka Model Quantum Teaching
Dalam mempermudah mengingat serta keperluan operasional pembelajaran QuantumTeaching dikenalkan konsep TANDUR yang
merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, dan
38 Rayakan. Unsur-unsur ini membentuk struktur yang melandasi Model
Pembelajaran Quantum Teaching. Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat
pada setiap pelajaran terutama, kerangka ini juga memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran, berlatih dan menjadikan isi pelajaran nyata bagi
mereka sendiri, dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan dalam belajar De Porter, 2005: 88.
Kerangka perancangan model pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut :
1 Tumbuhkan Minat
Kekuatan penanaman dalam diri AMBAK Apa Manfaatnya BagiKu? yaitu sebuah cara untuk menimbulkan motivasi dari dalam diri sendiri.
AMBAK sama saja dengan menciptakan minat dalam apa yang sedang dipelajari dan menghubungkan dengan dunia nyata. DePorter, 2006 :
48. Maksudnya adalah guru menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran.
De Porter 2006 : 53 saat siswa menciptakan minat pada suatu objek, maka siswa akan sering menemukan bahwa minat tersebut menuju pada
minat baru, menciptakan rekreasi rantai yang terus menerus. Disaat seseorang bertanggung jawab atas kehidupan dirinya, maka orang
tersebut akan mulai mengupayakan agar segalanya terlaksana dan bukan sekedar membiarkannya.
39
2 Alami
Guru menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Unsur ini memberi pengalaman kepada
siswa, dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pengalaman memberikan kesempatan mengajar untuk memanfaatkan
pengetahuan dan keingintahuan mereka. Informasi pengalaman ini membuat yang abstrak menjadi konkret DePorter, 2005 : 90.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hamzah B Uno 2010: 46 yang mengungkapkan “siswa harus menghayati informasi dalam
pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran secara aktif melalui keikutsertaan lebih disukai siswa daripada mendengar dan menonton
secara pasif”.
3 Namai
Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat, dan sebagainya. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi,
sebuah “masukan”. Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu, maka mereka di ajak untuk menulis di kertas,
menamai apa saja yang telah mereka peroleh, baik itu informasi, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya.
4 Demonstrasi
Pada saat pengalaman dan penamaan bersatu. Berikan kesempatan kepada mereka untuk membuat kaitan, berlatih dan menunjukkan apa
yang mereka ketahui. Karena siswa akan mampu mengingat 90 jika
40 siswa itu mendengar, melihat dan melakukannya. Melalui pengalaman
belajar siswa akan mengerti dan mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan dan informasi yang cukup.
5 Ulangi
Setelah menunjukkan bahwa mereka tahu, maka beri kesempatan mereka untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya. Sehingga setiap
siswa merasakan langsung dinama kesulitan akhirnya datang kesuksesan, kami bisa karena kami memang bisa.
Pengulangan ini memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini” Pengulangan sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan konsep multimodalitas dan multikecerdasan .
6 Rayakan
DePorter Udin Syaefudin, 2009 : 129 Rayakan sebagai respon pengakuan yang proporsional. Perayaan dapat memberikan rasa
rampung dengan menghormati usaha, ketekunan dan kesuksesan oleh karena itu jika layak dipelajari maka layak unttuk dirayakan. DePorter,
2005 : 93. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Syaiful Sagala 2010: 101 yang mengungkapkan bahwa:
“apabila guru memberikan pujian atau hadiah bagi siswa yang telah menunjukkan usaha, memberikan angka tinggi terhadap pencapaian
prestasi, tidak menyalahkan pekerjaan atau jawaban siswa secara terbuka
sekalipun jawabannya
belum memuaskan,
tidak menghukum siswa di depan kelas, menciptakan suasana belajar
yang memberi kepuasan dan kesenangan pantas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan dipandang dapat menambah
motivasi dalam belajar.”
41 Hamzah B Uno 2010: 168 juga berpendapat bahwa “keterampilan
memberikan penguatan memiliki arah untuk memberikan dorongan, tanggapan, atau hadiah bagi siswa agar dalam mengikuti proses
pembelajaran merasa dihormati dan diperhatikan. Penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan siswa”.
Peneliti dapat menyimpulkan model Quantum Teaching adalah model yang menjadikan proses pembelajaran menyenangkan dan bermakna
melalui interaksi yang ada dalam lingkungan belajar. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan kerangka rancangan TANDUR tumbuhkan, alami,
namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar terlebih pada pembelajaran IPS.
f. Kelebihan Quantum Teaching