93 dari peningkatan keaktifan ranah psikomotoriknya. Menurut Tabel Klasifikasi
Sikap berdasarkan Jumlah Skor Jawaban lihat Lampiran 14, keaktifan siswa ranah psikomotorik pada pertemuan 2 siklus II dengan jumlah skor jawaban
sebesar 1431 termasuk dalam kategori Baik. Menurut Tabel Klasifikasi Sikap
berdasarkan Rerata Skor Jawaban lihat Lampiran 14, keaktifan siswa ranah afektif pada pertemuan 2 siklus II dengan rerata skor jawaban sebesar 3,98, juga
termasuk dalam kategori Baik. Persentase rerata skor siswa dalam 1 kelas sebesar
79,50, menunjukan bahwa keaktifan siswa ranah psikomotorik pada pertemuan 2 siklus II telah mencapai batas kriteria ideal yang diharapkan yaitu minimal 75,
meskipun sempat mencapai penurunan pada pertemuan 2 siklus II.
2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa penerapan Metode Pembelajaran PBL memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa dari kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Perbandingan Nilai Gambar CAD Pra Siklus, Siklus I dan siklus II
Responden Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Keterangan 1
75 75
75 tetap
2 69
73 73
naik-tetap 3
76 80
80 naik-tetap
4 75
82 82
naik tetap 5
72 72
75 tetap-naik
6 74
80 82
naik 7
71 74
74 naik-tetap
8 75
82 80
naik-turun 9
75 80
80 naik-tetap
10 74
76 79
naik 11
73 84
82 naik-turun
12 69
78 74
naik-turun 13
71 78
86 naik
14 71
82 86
naik 15
76 77
80 naik
16 75
79 78
naik-turun
94
17 71
74 78
naik 18
75 80
80 naik-tetap
19 81
81 82
tetap-naik 20
73 80
82 naik
21 78
78 80
tetap-naik 22
73 78
84 naik
23 75
86 86
naik-tetap 24
74 74
84 tetap-naik
25 75
72 82
turun-naik 26
79 81
81 naik-tetap
27 72
76 82
naik 28
78 83
83 naik-tetap
29 81
86 86
naik-tetap 30
75 78
80 naik
31 73
82 84
naik 32
77 78
80 naik
33 83
85 88
naik 34
77 80
84 naik
35 73
74 78
naik-turun 36
77 80
88 naik
Rerata 74,75
78,83 81,06
naik
Berdasarkan Tabel 25. diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada tahapan pra siklus nilai rata-
rata kelas adalah 74,75. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata kelas menjadi 78,83. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II rata-rata kelas
menjadi 81,06. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata kelas dari tahapan pra siklus ke tahapan siklus I mengalami peningkatan
sebesar 4,08. Sedangkan dari tahapan siklus I ke sikus kedua mengalami peningkatan sebesar 2,23.
Terkait dengan jumlah peningkatan dan penurunan hasil belajar pada setiap siklusnya dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Peningkatan dan Penurunan Nilai Hasil Praktik Siswa
Nilai Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Naik -
- 30
83,33 21
58,33 Tetap
- -
5 13,89
7 19,44
Turun -
- 1
2,78 9
25
Lanjutan Tabel 25.
95 Berdasarkan Tabel 26 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I
dibandingkan dengan nilai pra siklus, jumlah siswa yang mengalami kenaikan sebanyak 30 siswa atau 83,33, yang tetap sebanyak 5 siswa atau 13,89 dan
siswa yang mengalami penurunan sebanyak 1 siswa atau 2,78. Sedangkan untuk nilai siklus II jika dibandingkan dengan siklus I mengalami kenaikan sebanyak 21
siswa atau 58,33, nilai tetap sebesar 7 siswa atau 19,44 dan yang mengalami penurunan sebanyak 9 siswa atau 25 .
Berdasarkan data tersebut sebagian besar siswa mengalami peningkatan sebesar 4,08 dan peningkatan pada siklus selanjutnya sebesar 2,23. Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan proses menggambar CAD yang benar dalam pelaksanaan praktik menggambar tetap mempengaruhi kualitas hasil gambar
CAD. Hasil penugasan yang dilakukan pada saat kegiatan tindakan pada siklus I
dan siklus II, sebagian besar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan penguasaan materi oleh siswa yang ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM mulai dari kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan prestasi belajar
siswa dari kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dari Kegiatan Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II
Kegiatan Rata-rata
Kelas Junlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas Pra Siklus
74,75 20
16 Siklus I
78,83 29
7 Siklus II
81,06 33
3
Berdasarkan Tabel 27 dapat diketahui bahwa setelah kegiatan siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78,83 dari sebelumnya 74,75 pada
96 Gambar 15. Peningkatan Persentase Rerata Skor Jawaban Observasi
Keaktifan Siswa Ranah Psikomotorik kegiatan pra siklus sehingga ada peningkatan sebesar 4,08. Jumlah siswa yang
tuntas juga meningkat, yaitu dari 20 siswa 55,56 pada kegiatan pra siklus menjadi 29 siswa 80,56 pada siklus I. Meningkatnya jumlah siswa yang
tuntas, maka terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas, yaitu dari 16 siswa 44,44 pada kegiatan pra siklus menjadi 7 siswa 19,44 pada siklus I.
Hasil kegiatan tindakan siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan dari siklus sebelumnya. Nilai rata-rata kelas di siklus II sebesar 81,06, atau
meningkat sebanyak 2,23 dibanding siklus I dengan nilai rata-rata kelas 78,83. Jumlah siswa yang tuntas juga menunjukkan peningkatan, yaitu dari 29 siswa
80,56 pada siklus I menjadi 33 siswa 91,67 pada tindakan siklus II. Dengan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas, maka jumlah siswa yang belum
tuntas juga menurun, yaitu dari 7 siswa 19,44 pada siklus I menjadi 3 siswa 8,33 pada tindakan siklus II. Persentase peningkatan ketuntasan belajar siswa
tersebut lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 15.
Pra Siklus Siklus I
Siklus II Tuntas
55.56 80.56
91.67 Belum Tuntas
44.44 19.44
8.33 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 100.00
P r
es en
t a
s e
97 Persentase ketuntasan belajar siswa yang dicapai oleh siswa di akhir siklus
II mencapai 91,67, sehingga prestasi belajar siswa telah memenuhi kriteria minimal yang diharapkan, yaitu minimal 85 siswa mencapai KKM. Melihat
paparan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan Metode Pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran CAD dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Metode Pembelajaran Project Based Learning PBL dalam proses pembelajaran CAD terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa, baik dari
ranah afektif maupun psikomotoriknya. Berdasarkan hasil observasi di pembelajaran siklus I dan siklus II, keaktifan ranah afektif siswa mengalami
peningkatan sebesar 74,5 pada jumlah skor jawaban, 0,41 pada rerata skor jawaban, dan 8,28 pada rerata persentase skor siswa. Keaktifan ranah
psikomotorik juga meningkat, yaitu sebesar 178,5 pada jumlah skor jawaban, 0,50 pada rerata skor jawaban, dan 9,92 pada rerata persentase skor siswa.
2. Penerapan Metode Pembelajaran Project Based Learning PBL dalam proses pembelajaran CAD terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penugasan proyek yang dilakukan di kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan jumlah
siswa yang memenuhi batas tuntas. Nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 74,75, kemudian meningkat menjadi 78,83 pada siklus I dan
meningkat lagi menjadi 81,06 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak 20 siswa 55,56 , meningkat menjadi 29 siswa
80,56 pada siklus I dan meningkat kembali menjadi 33 siswa 91,67 pada siklus II.