Kemampuan mengerjakan tugas Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

80 dilanjutkan dengan kegiatan praktik. Siswa melanjutkan menyelesaikan penugasan minggu kemarin tentang penggambaran part 3D part dapat dilihat pada lembar lampiran. Kebanyakan siswa telah menggambar part 3D pada pertemuan 1 siklus II. Pada pertemuan 2 siklus II siswa hanya menggambar part 3D tambahan dan masuk pada proses perakitan gambar. Metode PBL siswa dituntut untuk berdiskusi dan aktif bertanya pada guru tentang masalah yang dihadapi dalam penyelesaian gambar yang sedang dikerjakannya. Disela-sela waktu guru berkeliling dan menjelaskan kembali fungsi perintah dan tool yang digunakan dalam merakit sebuah komponen dengan menggunakan software inventor. Kegiatan pembelajaran berlangsung sampai jam pelajaran habis pada pukul 09.30 WIB. Kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I. Pada pertemuan ini pengamatan ditekankan pada implementasi pembelajaran PBL terhadap kualitas pembelajaran secara menyeluruh yang meliputi: peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan pencapaian hasil belajar siswa. Observasi yang dilakukan pada siklus II diantaranya:

a. Kemampuan mengerjakan tugas

Observasi pada siklus II diperoleh data nilai hasil praktik siswa setelah diterapkan metode PBL. Data nilai diperoleh dari dokumentasi nilai yang diberikan guru mata pelajaran terhadap hasil pekerjaan siswa. Data hasil penilaian praktik siswa dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Data Nilai Hasil Gambar CAD Siswa Siklus II Responden Nilai 1 75 2 73 81 3 80 4 82 5 75 6 82 7 74 8 80 9 80 10 79 11 82 12 74 13 86 14 86 15 80 16 78 17 78 18 80 19 82 20 82 21 80 22 84 23 86 24 84 25 82 26 81 27 82 28 83 29 86 30 80 31 84 32 80 33 88 34 84 35 78 36 88 Rerata 81,50 Untuk mengetahui lebih jelas tentang penyebaran skor hasil pengamatan proses kerja dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Penyebaran Nilai Hasil Gambar CAD Siklus II No Skor Jumlah siswa Persentase 1 73-75 5 13,89 2 76-78 3 8,33 3 79-81 10 27,78 4 82-84 12 33,33 5 85-86 4 11,11 6 88-90 2 5,56 Jumlah 36 100 Lanjutan Tabel 15. 82 Berdasarkan Tabel 16, diperoleh data siswa yang memperoleh nilai 73-75 sebanyak 5 siswa atau 13,89, siswa yang memperoleh nilai 76-78 sebanyak 3 siswa atau 8,33, siswa yang memperoleh skor 79-81 sebanyak 10 siswa atau 27,78, siswa yang memperoleh skor 82-84 sebanyak 12 siswa atau 33,33, siswa yang memperoleh skor 85-86 sebanyak 4 siswa atau 11,11, dan siswa yang memperoleh skor 88-89 sebanyak 2 siswa atau 5,56. Berikut ini histogram penyebaran nilai hasil praktik tahap siklus II:

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

Kegiatan yang dilakukan dalam observasi yaitu mengumpulkan data melalui lembar observasi dan catatan lapangan serta hasil penilaian dari semua kegiatan pembelajaran. Selain hasil menggambar dengan CAD, observasi pada siklus II juga diperoleh data observasi keaktifan siswa ranah afektif yang Gambar 8. Histogram Penyebaran Nilai Hasil Gambar CAD Siklus II 2 4 6 8 10 12 14 73-75 76-78 79-81 82-84 85-87 88-90 Ju ml a h S is w a Perolehan Nilai 83 dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II berlangsung. Data observasi keaktifan siswa ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Data Observasi Keaktifan Siawa Ranah Afektif Siklus II Pertemuan Jumlah Skor Jawaban dalam 1 Kelas Rerata Skor Jawaban dalam 1 Kelas Persentase Rerata Skor Siswa dalam 1 Kelas 1 643 3,57 71,44 2 718 3,99 79,78 Berdasarkan Tabel 17, diperoleh data observasi keaktifan siswa untuk prestasii belajar ranah afektif pada pertemuan 1 siklus II, dengan jumlah skor jawaban dalam satu kelas pada siklus II sebanyak 643, rerata skor jawaban sebanyak 3,57, dan persentase rerata skor siswa dalam 1 kelas sebesar 71,44. Pada pertemuan 2 siklus II diperoleh jumlah skor jawaban dalam satu kelas sebanyak 718, rerata skor jawaban sebanyak 3,99, dan persentase rerata skor siswa dalam 1 kelas sebesar 79,78. Selain hasil data observasi keaktifan siswa ranah afektif, observasi pada siklus II juga diperoleh data observasi keaktifan siswa ranah psikomotorik yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II berlangsung. Data observasi keaktifan siswa ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Data Observasi Keaktifan Siswa Ranah Psikomotorik Siklus II Pertemuan Jumlah Skor Jawaban dalam 1 Kelas Rerata Skor Jawaban dalam 1 Kelas Persentase Rerata Skor Siswa dalam 1 Kelas 1 1452 4,03 80.67 2 1431 3,98 79.50 Berdasarkan Tabel 18, diperoleh data observasi keaktifan siswa untuk prestasi belajar ranah psikomotorik pada pertemuan 1 siklus II, dengan jumlah skor jawaban dalam satu kelas pada siklus II sebanyak 1452, rerata skor jawaban sebanyak 4,03, dan persentase rerata skor siswa dalam 1 kelas sebesar 80,67. 84 Pada pertemuan 2 siklus II diperoleh jumlah skor jawaban dalam satu kelas sebanyak 1431, rerata skor jawaban sebanyak 3,98, dan persentase rerata skor siswa dalam 1 kelas sebesar 79,5. Dari hasil observasi pada siklus II dapat dilihat bahwa rata-rata nilai belajar siswa dalam pelajaran CAD naik dari 79,36 menjadi 81,50 atau naik sebesar 2,14. Persentase keaktifan siswa ranah afektif naik sebesar 8,34, dan untuk persentase keaktifan siswa ranah psikomotorik turun sebesar 1,17. Hal ini menunjukan bahwa keaktifan siswa terlihat puncaknya pada pertemuan 1 siklus II sebesar 80,67 dan mengalami penurunan pada pertemuan 2 siklus II sebesar 79,50, maka pada tahap ini siklus dihentikan karena sudah terjadi penurunan pada observasi keaktifan siswa ranah psikomotorik.

4. Hasil Pre-test dan Post-test Siswa

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGELASAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN FRAIS BIDANG KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SISWA KELAS XI TP B SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 24

Penerapan strategi pembelajaran project based learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa , sikap kritis dan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem.

0 0 428

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 5 173

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK PADA MATA DIKLAT TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR SISTEM CAD KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 1 259

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK PADA MATA DIKLAT TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR SISTEM CAD KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 259

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN LAS LANJUT KELAS XI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH.

0 0 73

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING (PBL) DALAM MATA DIKLAT MENGGAMBAR DENGAN SISTEM CAD (COMPUTER AIDED DESIGN) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMK N 3 YOGYAKARTA.

0 0 126

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK MESIN DI SMK PIRI SLEMAN.

0 0 181

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI COMPUTERISED AIDED DESIGN (CAD) DENGAN SOFTWARE INVENTOR SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 2 KLATEN.

3 17 267