53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sorobayan yang beralamat di dusun Bongos, Gadingsari, Sanden, Bantul. SD Negeri Sorobayan memiliki batas
wilayah sebelah utara berbatasan dengan sawah, sebelah timur berbatasan dengan sawah, sebelah selatan berbatasan dengan rumah warga, dan sebelah barat
berbatasan dengan jalan aspal. Maka dari itu suasana pembelajaran di kelas tidak begitu terganggu sehinggga pembelajaran di luar kelas maupun di dalam kelas
cukup kondusif. Fasilitas yang dimiliki SD Negeri Sorobayan sudah memadai untuk
pelaksanaan proses pembelajaran yang terdiri dari 8 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang tata usaha, 1 ruang olahraga,
1 ruang laboratorium komputer, dan 1 uks. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri Sorobayan juga sudah memadai dan sesuai dengan kebutuhan yang ada
baik sebagai guru kelas, ekstra, maupun pegawai TU. Jumlah pengajar di SD Negeri Sorobayan sebanyak 16 guru.
Penelitian ini mengambil subjek penelitian yaitu kelas siswa kelas V SD Negeri Sorobayan tahun ajaran 20152016. Siswa kelas V berjumlah 31 siswa
dengan rincian 19 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Proses penelitian ini dilakukan melalui kolaborasi antara guru kelas V sebagai pemberi tindakan dan
peneliti sebagai observer yang dibantu oleh seorang rekan untuk mengamati
54 proses pembelajaran yang berlangsung. Guru kelas V adalah wali kelas VI namun
mengampu mata pelajaran bahasa Jawa dan IPS di kelas V.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kondisi sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa siswa
sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas ini telah mendapatkan pembelajaran bahasa Jawa. Seperti pada umumya pembelajaran dilakukan dengan metode
ceramah dan pembelajaran terpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif selama proses pembelajaran. Kemudian dilanjutkan penugasan, semisal membuat cerita,
praktik berbicara di depan kelas, ataupun menjawab teks bacaan. Untuk aspek berbicara, sejauh ini keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa belum baik,
terbukti sebagian besar belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Mengenai hal itu, guru dan peneliti akan memecahkan masalah tersebut.
Penelitian ini menerapkan model pembelajaran yang tepat, namun diusahakan tidak terlalu membebani siswa. Dengan maksud lain bahwa
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Dengan hal itu nantinya diharapkan keterampilan berbicara siswa meningkat begitu juga keaktifan selama
proses pembelajaran bahasa Jawa juga meningkat. Untuk mengetahui apakah pada semester II sesuai dengan kodisi awal
pada semester I, maka sebelum diberikan tindakan diberikan pretest. Hasil keterampilan berbicara bahasa Jawa pada pretest disajikan sebagai berikut.
55 Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Hasil Pretest
No. Kode Siswa
Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 NN
40
2 FDA
75
3 FW
65
4 SGI
60
5 RTS
70
6 DMK
85
7 NAA
57,5
8 FWN
50
9 WP
62,5
10 SI
80
11 EM
77,5
12 YS
80
13 KNF
92,5
14 LH
55
15 NA
80
16 FS
55
17 ATP
77,5
18 DAR
52,5
19 NI
82,5
20 HPM
82,5
21 AK
70
22 ENH
75
23 ESS
72,5
24 ANH
70
25 ZZ
57,5
26 NDW
80
27 AFP
70
28 MHN
65
29 HSS
50
30 SNP
75
31 MRI
67,5
Jumlah 2132,5
18 13
Rata-rata 68, 79
- -
Nilai Tertinggi 92,5
- -
Nilai terendah 40
- -
Persentase Ketuntasan 58,06
58,06 41,94
56 Gambar 2. Diagram Batang Persentase Ketuntasan Pretest
Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas dapat disimpulkan bahwa nilai tertingi 92,5 dan nilai terendah 40. Nilai rata-rata kelas sebesar 68,79. Siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 58,06 dan yang di bawah KKM 13 dengan persentase sebesar 41,94.
C. Hasil Penelitian