43 sebenarnya, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Hal ini
dapat terlihat ketika siswa berlath bermain peran dan saat memainkan peran di depan kelas. Selain itu, siswa dapat terlibat aktif selama proses pembelajaran.
Oleh karena itu, model pembelajaran bemain peran dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran sehingga mampu meningkatkan keterampilan berbicara
bahasa Jawa di kelas V SD Negeri Sorobayan.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, hipotesis ini adalah pembelajaran keterampilan berbicara dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa kelas V SD Negeri Sorobayan.
44
`BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Wijayah Kusumah 2011: 9 mendefinisikan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri dengan cara 1 merencanakan, 2 melaksanakan, dan 3
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kualitas dan hasil pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif, yang memiliki makna bahwa peneliti tidak
melakukan penelitian secara sendiri namun peneliti melakukan kerja sama dengan guru kelas yang lain. Tindakan nyata yang akan dilakukan penelitan ini adalah
dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa kelas V SD Negeri Sorobayan Sanden Bantul
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis Mc Taggart yang pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau
untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
45 Siklus I: 1. Perencanaan I
2. Tindakan I 3. Observasi I
4. Refleksi I Siklus II :
1. Revisi Perencanaan I dan Perencanaan II
2. Tindakan II
3. Observasi II
4. Refleksi II
Gambar 1. Siklus PTK menurut Kemmis Taggart Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis Taggart
Wijayah Kusuma, 2009: 12 pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan , tindakan,
observasi, dan refleksi. Penelitian ini berjalan atas siklus-siklus. Apabila siklus pertama belum
tercapai, dilanjutkan siklus kedua dengan mengulangi kegiatan pada siklus pertama. Selanjutnya apabila masih belum berhasil dilanjutkan dengan siklus
berikutnya. Penelitian mendeskripsikan keadaan partisipan penelitian sebelum proses
PTK dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti menemukan masalah yang harus dipecahkan untuk meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran berbicara bahasa
Jawa.
46
C. Rancangan Penelitian