Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

Tabel 1. Perkembangan Peserta Didik Jenis perkembangan Fase perkembangan Perubahan perilaku Perkembangan biologis Masa Laten Dorongan-dorongan cenderung terdesak dan mengendap ke dalam bawah sadar Perkembangan intelektual Tahap Operasional Konkrit Peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah; mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang tingkatannya bervariasi. Sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda- benda dan peristiwa-peristiwa konkrit. Perkembangan sosial Industry Vs Inferiority Mereka sudah bisa mengerjakan tugas-tugas sekolah dan termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian. Perkembangan moral Autonomous Bahwa moral dipandang sebagai persetujuan bersama secara timbal balik, dapat dipelihara, dan diubah sesuai kebutuhan kolektif. Merupakan moralitas bekerjasama collaborate morality. Tugas dan kewajiban dipandang sebagai kesesuaian dengan harapan-harapan dan kesejahteraan bersama. Dari penjabaran perkembangan di atas, diketahui bahwa pada usia anak SD kelas IV, perilaku anak cenderung memandang tugas dan kewajiban sebagai suatu usaha bersama dalam suatu kelompok, kemudian usaha-usahanya mengendap didalam bawah sadar, dan mempunyai kemampuan berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa yang konkrit.

F. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan salah satu medium penghubung bagi seseorang dalam mendapatkan pengetahuan, meningkatkan pengetahuan 43 dan menambah wawasan. Melalui pendidikan pula, anak mendapat pengalaman yang membelajarkan mereka secara langsung. IPS merupakan suatu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada kewarganegaraan, dimana setiap pendidikannya mengajarkan bagaimana mengetahui adanya masalah sosial yang ada, memecahkan kemudian memahami adanya masalah tersebut. Salah satu tujuannya yaitu mempersiapkan peserta didik sejak dini untuk menjadi warga negara yang baik dengan pembelajaran yang sifatnya konkrit dan realistis Di dalam Teknologi Pembelajaran dikenal adanya 5 kawasan yang mendasarinya yaitu kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi teori dan proses belajar. Khusus pada gagasan tentang pemanfaatan media, pemanfaatan berkonotasi pada aspek-aspek penggunaan, kemudian berkembang dan mencakup pada difusi dan pemanfaatan pengetahuan. Dengan adanya pemanfaatan, pengetahuan pendidikan akan berjalan lebih berwarna dan menyenangkan. Pemanfaatan alat permainan edukatif berupa PAPIN menjadi cara untuk menjadikan pembelajaran menjadi menarik, berwarna dan menyenangkan. PAPIN merupakan salah satu alat permainan edukatif yang disertai dengan diskusi kelompok. Penampilannya yang unik disertai dengan pewarnaan dasar yang bervariasi menjadikan PAPIN menarik perhatian siswa untuk belajar menggunakannya. Dengan begitu terbentuklah minat belajar siswa terhadap pembelajaran yang memanfaatkan PAPIN. Selain menyenangkan, bermain sambil belajar 44 dapat menjadi pengalaman anak, yang mudah mereka ingat. Dengan begitu pesan pembelajaran dalam permainan juga dapat dengan mudah untuk mereka ingat kembali. Salah satu indikator keberhasilan penyampaian pesan yang terkandung dalam permainan adalah melalui perubahan atau peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran IPS. Minat belajar siswa dapat diartikan sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Peningkatan minat belajar siswa dapat diukur melalui gairah siswa, respon siswa, konsentrasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar KBM, kemauan siswa untuk belajar, dan keuletan serta kerja keras siswa dalam mengerjakan tugas dalam KBM. Sehingga apabila diilustrasikan ke dalam sebuah gambar, maka desain kerangka berpikir dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Minat belajar rendah Berminat untuk belajar Pemanfaatan PAPIN Papan Pintar hasil belajar meningkat input proses output Kawasan TP 45

G. Pengajuan Hipotesis