Hasil wawancara dengan Gina anggota front ensemble pada tanggal 15 Januari 2015
P: Materi apa yang diberikan pada awal pembelajaran? N: Awal latihan pengenalan alat, gripping, memukul di satu bilah. Kemudian
ditambah materi warming up taindependent tangan kanan dan kiri, 8 8 16, setelah itu baru pelantikan. Belajar membacngan yang diputar-putar,
pemanasan sticking, masuk pemanasan etude seperti a partitur itu diajarkan sebelum pelantikan, karena saat pelantikan kita memainkan lagu. Ditambah
materi warming up yang lain seperti double stop, timing, oktaf, materi variasi, dinamik. Untuk 4 mallet juga ada warming up nya semacam variasi dari
pengembangan 4 mallet. Untuk pembiasaan hampir semua warming up 2 mallet diaplikasikan dengan 4 mallet. Proses basic ini memakan waktu sekitar
beberapa minggu, setelah semua bisa baru masuk ke materi lagu. Untuk proses lagu pun dilatih terus sampai bersih.
P: Bagaimana proses pembelajaran
front ensemble
berlangsung? N: Ada pemanasan badan dulu, kemudian masuk pemanasan tangan yang diputar-
putar, warming up etude, istirahat, baru masuk ke materi lagu yang ditargetkan di latihan misal targetnya per frase. Kadang butuh waktu yang lama untuk yang
agak pelan memahami materi. Jadi tergantung situasi dan kondisi teman-teman juga.
P: Apa saja alat atau instrumen yang digunakan? N: Marimba, xylophone, vibraphone, dan glockenspiel, timpani, grand cassa,
chimes, aksesoris, bar chimes, combo, dll.
P: Apakah diajari cara merawat alat? N: Diajarkan bagaimana cara mengelap, membersihkan, dilarang menaruh barang
diatas bilah, tidak boleh kena air.
P: Bagaimana untuk pembagian alat untuk memainkan lagu? N: Biasanya sudah dipilihkan pelatih. Kita berkumpul kemudian pelatih menunjuk
kita main dan yang lain main apa. Kalau benar-benar kesusahan biasanya di tacet atau bertukar main dengan yang lain di bagian yang susah itu.
P: Melalui metode yang dilakukan pelatih apakah mempermudah untuk memahami materi latihan?
N: Untuk cara penyampaiannya, untuk saya sudah lumayan menangkap
maksudnya. Tapi tidak tahu yang lain bagaimana. Kurangnya itu kurang mencontohkan jadi sebatas ceramah saja. Misal mencontohkan not 116 itu
hanya di satu tempat saja misalkan di kursi atau paha. Jadi bukan di bilah marimbanya lansung dan hanya sebatas seperti sticking. Kurang mencontohkan
detail. Itu kekurangan dari Mas Fajri. Kalau dari Mba Eva atau Mba Yuli itu biasanya saat sedang membaca partitur dibilang kalau misalkan ini enaknya
dimulai dari tangan kanan atau kiri dulu. Biasanya pelatih bilang kalau awal main itu seharusnya tangan kanan. Padahal tidak semua partitur bisa dimulai
dengan tangan kanan.